Pengaruh bleaching terhadap gigi

2.5 Pengaruh bleaching terhadap gigi

Umumnya, setiap perawatan gigi yang dilakukan pasti ada efeknya terhadap jaringan gigi dan sekitarnya, begitu juga dengan perawatan bleaching. Pelbagai kajian telah dilakukan untuk meneliti efek negatif bleaching terhadap enamel gigi. Hal ini disebabkan oleh sifat bahan bleaching sebagai oksidator kuat, sehingga menimbulkan kontroversi dalam perawatan bleaching. Efek negatif yang paling sering berlaku akibat bleaching adalah kehilangan mineral, perubahan morfologi permukaan enamel, dan perubahan kekerasan enamel gigi. a Pelepasan ion kalsium dan fosfor Enamel terdiri dari sebagian besar materi anorganik atau mineral. Dalam kondisi lingungan yang asam, enamel gigi akan mengalami demineralisasi sehingga menyebabkan kehilangan komponen di enamel seperti ion kalsium dan fosfat. Demineralisasi enamel gigi akan berlaku apabila pH lingkungan lebih sedikit daripada 5.5, sementara kebanyakan bahan bleaching mempunyai pH kurang dari 5.5. 43 Sun et al. 2011 telah melakukan sebuah penelitian untuk mengevaluasi perubahan permukaan enamel dengan menggunakan Raman spectroscopy dan ATR- FTIR setelah dilakukan bleaching dengan hidrogen perkosida 30 yang bersifat asam pH 3.6 dan netral pH 7.0. Hasilnya, ternyata konsentrasi kelompok fosfat dalam enamel berkurang secara drastis untuk sampel yang diberi hidrogen peroksida yang bersifat asam, manakala untuk sampel yang diberi bahan yang bersifat netral pula mengalami perubahan kandungan fosfat yang minimal. 44 Selain pH bahan bleaching, lama pemaparan gigi terhadap bahan bleaching juga dapat memengaruhi kecepatan kehilangan mineral pada enamel. 12 b Morfologi permukaan enamel Perubahan morfologi perubahan merupakan salah satu efek negatif bleaching yang paling sering dilaporkan karena proses oksidasi bahan peroksida berpotensi menyebabkan erosi enamel. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menilai efek bleaching terhadap morfologi permukaan enamel dengan menggunakan Scanning Elcetron Microscope SEM. Caballero et al. 2007 dan Dudea et al. 2009 melaporkan bahwa tidak ada perubahan pada morfologi enamel setelah dilakukan bleaching dengan karbamid peroksida dan hidrogen peroksida yang berkonsentrasi rendah. 45,46 Manakala penelitian lain pula menyatakan bahwa perubahan morfologi pada permukaan enamel jelas kelihatan. 14,47,48,49 Perubahan morfologi yang sering terjadi pada enamel adalah terpaparnya prisma enamel, porositas dan erosi enamel, pembentukan kawah, kehilangan lapisan aprismatik, serta iregularitas pada permukaan enamel. 14,47 Perubahan morfologi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, anataranya adalah konsentrasi dan lama pemaparan bahan bleaching, serta pH bahan peroksida. Junqueira et al. 2011 telah menganalisa morfologi enamel setelah bleaching pada konsentrasi karbamid peroksida 16 dan 22 dengan lama pemaparan bahan bleaching yang berbeda. Hasilnya sampel yang diberi karbamid peroksida yang berkonsentrasi tinggi dan pemaparan bahan bleaching yang lebih lama mengalami perubahan morfologi enamel yang lebih parah berbanding kelompok lain. 48 c Kekerasan enamel Perubahan kandungan organik dan anorganik pada enamel setelah bleaching dapat dievaluasi melalui ujian kekerasan enamel. Hal ini karena proses oksidasi bahan peroksida akan melarutkan matriks organik dan menyebabkan pelepasan ion- ion kalsium dan fosfat. Apabila hidroksiapatit kelihangan ion-ion ini, lattice hidroksiapatit akan menjadi distorsi sehingga mengakibatkan struktur enamel menjadi poreus dan mempunyai pola honey-comb. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kekerasan enamel gigi. 12 Penelitian Sun et al. 2011 mendapati bahwa sampel yang diberi perlakuan bleaching dengan 30 hidrogen peroksida mengalami penurunan nilai kekerasan enamel yang signifikan. 44 Demikian juga hasilnya pada penelitian Pinto et al. 2004 tentang efek karbamid peroksida dan hidrogen dengan konsentrasi berbeda variasi antara 10 hingga 35. 13 Namun, beberapa peneliti lain menemukan hasil yang berbeda. Penelitian Ferreira et al. 2006, Davari et al. 2012 dan Sasaki et al. 2009 menunjukkan bahwa bahan bleaching karbamid peroksida dan hidrogen peroksida tidak mengakibatkan penurunan kekerasan enamel, sementara penelitian Delfino et al. 2009 dan Rodrigues et al. 2003 menunjukkan adanya sedikit penurunan nilai kekerasan enamel tetapi hasilnya tidak signifikan. 6,12,43,49,50

2.6 Metode pengukuran warna gigi

Dokumen yang terkait

Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%

8 302 65

Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Pada Penggunaan Karbamid Peroksida 16% Dan Jus Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Bahan Pemutih Gigi

7 89 63

Pengaruh Jenis Bahan Office Bleaching Hidrogen Peroksida 35% Dan Karbamid Peroksida 35% Terhadap Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofil

9 76 80

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

1 55 98

Perbandingan Aplikasi Buah Delima Putih (Punica granatum Linn.) dan Gel Karbamid Peroksida 10% terhadap Perubahan Warna Enamel Gigi Secara In Vitro.

0 0 20

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 0 16

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 0 5

Perubahan Score Bleachedguide, Nilai Kecerahan Dan Kekerasan Enamel Gigi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Bleaching Dengan Karbamid Peroksida 35%

0 1 6

Pengaruh Aplikasi Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10 dan Hidrogen Peroksida 6 secara Home Bleaching terhadap Kekerasan Permukaan Email Gigi

0 0 7

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN ENAMEL GIGI PADA PENGGUNAAN KARBAMID PEROKSIDA 16 DENGAN JUS BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) SEBAGAI BAHAN PEMUTIH GIGI

0 0 14