c. penetapan kadar sari larut dalam etanol
d. penetapan kadar abu total
e. penetapan kadar abu tidak larut dalam asam
adapun cara kerja dari penetapan kadar ini, dilakukan sama seperti cara kerja pada karakterisasi simplisia.
3.8 Skrining Fitokimia Simplisia Buah Nanas
Skrining fitokimia meliputi pemeriksaan senyawa golongan alkaloid, flavonoid, glikosida Depkes RI., 1979, saponin Depkes RI., 1979; Farnsworth,
1966, tanin dan triterpenoidsteroid Farnsworth, 1966. 3.8.1 Pemeriksaan Alkaloid
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2
menit, didinginkan dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai untuk tes alkaloid. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke dalamnya dimasukkan 0,5 ml filtrat.
Pada masing-masing tabung reaksi: a. ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer
b. ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat c. ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff.
Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada dua dari tiga percobaan diatas.
3.8.2 Pemeriksaan Flavonoid
Serbuk simplisia ditimbang 10 g, lalu ditambahkan 10 ml air panas, didihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas. Ke dalam filtrat
Universitas Sumatera Utara
ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol. Dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi
warna merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.
3.8.3 Pemeriksaan Glikosida
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 3 g, lalu disari dengan 30 ml campuran etanol 96-air 7:3 dan 10 ml asam klorida 2 N, direfluks selama 2
jam, didinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat, ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan selama 5 menit,
lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 ml campuran kloroform-isopropanol 3:2 sebanyak 3 kali. Pada kumpulan sari ditambahkan natrium sulfat anhidrat,
disaring, dan diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50
o
C. Sisanya dilarutkan
dengan 2 ml metanol. Larutan sisa digunakan untuk percobaan berikut:
a. diuapkan 0,1 ml larutan percobaan diatas penangas air, pada sisa ditambahkan pereaksi Liebermann-Bouchardat, terjadi warna biru atau hijau
yang menunjukkan adanya glikosida.
b. dimasukkan 0,1 ml larutan percobaan dalam tabung reaksi, diuapkan di atas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi molish.
Ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat, terbentuk cincin berwarna
ungu pada batas cairan menunjukkan adanya ikatan gula.
c. percobaan terhadap gula pereduksi yaitu sampel disari dengan cara merebus dalam air, didinginkan dan disaring. Ditambahkan larutan fehling A dan
Universitas Sumatera Utara
fehling B sama banyak kemudian dipanaskan, terbentuk endapan berwarna
merah bata menunjukkan adanya gula pereduksi. 3.8.4 Pemeriksaan Saponin
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan, kemudian dikocok
kuat-kuat selama 10 menit. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam
klorida 2 N menunjukkan adanya saponin. 3.8.5 Pemeriksaan Tanin
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 1 g, dididihkan selama 3 menit dalam air suling lalu didinginkan dan disaring. Pada filtrat ditambahkan 1-2 tetes
pereaksi besi III klorida 1 bv. Jika terjadi warna biru kehitaman atau hijau
kehitaman menunjukkan adanya tanin. 3.8.6 Pemeriksaan Steroidtriterpenoid
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 1 g, dimaserasi dengan 20 ml n- heksan selama 2 jam, disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap dan pada
sisanya ditambahkan pereaksi asam sulfat pekat melalui dinding cawan. Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru ungu atau biru
hijau menunjukkan adanya triterpenoidsteroid.
3.9 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Nanas EEBN