misalnya trauma, kebiasaan merokok, pembedahan, kehamilan atau akibat obat- obat yang mengandung estrogen Dewoto, 2008.
Aspirin menghambat sintesis tromboksan A
2
TXA
2
di dalam platelet dan protasiklin PGI
2
di pembuluh darah dengan menghambat secara ireversibel enzim siklooksigenase terjadi karena aspirin mengasetilasi enzim tersebut,
aspirin dosis kecil hanya dapat menekan pembentukan TXA
2
, sebagai antitrombotik dosis efektif aspirin 80-320 mg perhari Dewoto, 2008. TXA
2
merupakan penginduksi kuat agregasi platelet, sel endotel dinding pembuluh darah menghasilkan prostglandin, PGI
2
Prostasiklin, yang kemungkinan merupakan antagonis fisiologis dari TXA
2
. PGI
2
menstimulasi reseptor yang berbeda pada platelet dan mengaktivasi adenilat siklase. Peningkatan cAMP
yang terjadi kemudian berhubungan dengan penurunan kalsium intraseluler dan inhibisi agregasi platelet Neal, 2006.
2.6.2 Trombolitik Fibrinolitik
Menurut Majerus dan Tollefsen 2008, terapi obat trombolitik fibrinolitik cenderung melarutkan trombus, sistem fibrinolitik melarutkan
bekuan darah intravaskular sebagai hasil kerja plasmin, yakni suatu enzim yang mencerna fibrin. Plasminogen, suatu prekursor yang tidak aktif, diubah menjadi
plasmin dengan pemutusan ikatan peptida tunggal. Plasmin merupakan suatu protease yang relatif nonspesifik, senyawa ini mencerna bekuan fibrin dan
protein plasma lainnya, termasuk beberapa faktor koagulan. Dipasaran terdapat plasmin aktivator seperti jaringan plasmin aktivtort-PA, Streptokinase,
Urokinase Harahap dan Sumadio, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mycek, dkk., 2001, sifat-sifat umum obat trombolitik dapat dilihat seperti dibawah ini:
a. kerja: Obat-obat trombolitik mempunyai sifat-sifat yang sama. Semua
bekerja langsung atau tidak mengubah plasminogen menjadi plasmin yang selanjutnya mencairkan fibrin sehingga melarutkan trombus. Dalam setiap
kasus, pelarutan dan reperfusi bekuan sering terjadi jika terapi dimulai lebih awal setelah pembentukan bekuan, karena bekuan akan menjadi lebih
resisten untuk lisis jika semakin lama. Trombin lokal yang meningkat dapat terjadi jika melarutnya bekuan, sehingga menyebabkan agregasi platelet
meningkat dan terjadi trombosis. Cara yang dilakukan untuk mencegah hal ini adalah dengan pemberian obat antiplatelet seperti aspirin.
b. pemberian obat: Untuk infark miokard, pemberian obat intrakoroner paling
dipercaya untuk mencapai rekanalisasi. Namun, kateterisasi jantung mungkin tidak dapat dilakukan dalam 2-6 jam, dan jika melewati waktu
tersebut pertolongan miokard yang penting tidak mungkin lagi. Sebab itu, obat trombolitik biasanya diberikan inravena, karena cara ini cepat, tidak
mahal dan tidak mempunyai risiko kateterisasi. c.
penggunaan dalam terapi: semua digunakan untuk pengobatan trombosis vena profunda dan embolisme paru berat, obat trombolitik sekarang
digunakan lebih sering untuk mengobati infark miokard akut dan trombosis arteri perifer dan emboli untuk menghindari pembekuan dalam kateter dan
pintas.
Universitas Sumatera Utara
efek samping: obat-obat trombolitik tidak membedakan fibrin trombus yang tidak diinginkan dan fibrin sumbatan hemostatik yang menguntungkan. Karena
itu, perdarahan merupakan efek samping utama. Misalnya, suatu lesi yang semula tidak berbahaya, seperti ulkus peptikum, dapat mengalami perdarahan
setelah suntikan obat trombolitik. Obat-obat ini merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan luka yang sembuh, kehamilan, riwayat cedera serebrovaskular.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen eksperimental bertujuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol. Penelitian ini meliputi pengumpulan bahan tumbuhan, identifikasi sampel, pembuatan simplisia,
karekterisasi simplisia, pembuatan ekstrak etanol nanas, karekterisasi ekstrak etanol nanas, penyiapan hewan percobaan, pengujian efek antiagregasi platelet
dengan menentukan waktu perdarahan dan waktu koagulasi menggunakan rancangan acak lengkap RAL. Analisis data berdasarkan metode analisis
variasi ANAVA dengan tingkat kepercayaan 99, untuk melihat perbedaan nyata antara perlakuan menggunakan program SPSS Statistical Product and
Service Solution.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, pisau dapur, kertas perkamen, neraca kasar, neraca listrik, rotary evaporator, spuit,
oral sonde, oven, pipet kapiler, stopwach, kertas saring, silet, dan pinset.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah buah nanas segar, α-
naftol, amil alkohol, asam asetat anhidridat, asam klorida pekat, asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, besi III klorida, bismut III nitrat, iodium,
isopropanol, kalium iodida, kloroform, metanol, natrium hidroksida, natrium
Universitas Sumatera Utara