Hasil Uji Asumsi Klasik

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakanlangkah awal yang digunakan untuk mendeteksi adakah penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada sebuah penelitian yang menggunakan regresi linear. Adapun uji-uji yang dilakukan dalam rangka mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik yaitu meliputi uji normalitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Adapun pengujian masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil P.P plots diatas , dapat disimpulkan bahwa data daripada dependent variabel yaitu etika bisnis berdistribusi normal. Hal ini diketahui dari titik-tik yang menempel atau mengitari garis diagonal. Itu artinya data yang digunakan baik b, karena data yang baik adalah data yang berdistribusi normal.

2. Uji Autokorelasi

Tabel 4. 13 Uji Autokorelasi Model Summary b

Adjusted Std. Error of Durbin-

Model

Square R Square the Estimate Watson

a. Predictors: (Constant), persaingan usaha, sosial ekonomi,

pengetahuan

b. Dependent Variable: etika bisnis

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Durbin Watson (DW) adalah 2,275. Karena n=77 dan k=3 (4-1), dengan tingkat signifikasi 5% dari tabel Durbin Watson dapat dilihat nilai DL=1,5502 dan DU=1,7117 . Dari hasil tersebut dapat dilihat besaran Durbin Watson adalah 2,275>1,7117 (DW>DU), ini berarti tidak terjadi autokorelasi positif dan 4-2,275>1,7117 (4- DW>DU), ini berarti tidak terjadi autokorelasi negative. Artinya, tidak ada autokorelasi pada masing-masing variabel. Atau DU<DW<4-DU = 1,7117<2,275<2,883 (4-1,7117).

3. Uji Multikolinearitas

Tabel 4. 14 Uji Multikolinearitas Coefficients a

Standardi zed

Statistics To

ler

an Model

Std.

ce VIF 1(Constant)

B Error

a. Dependent Variable: etika bisnis

Berdasarkan hasil output SPSS di atas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance faktor pengetahuan adalah 0,774, saktor sosial ekonomi adalah

0,989, dan faktor persaingan usaha adalah sebesar 0,779. Sedangkan untuk nilai VIF faktor ilmu pengetahuan adalah sebesar 1,292, untuk faktor ilmu pengetahuan adalah sebesar 1,011, untuk faktor pesaingan usaha adalah sebesar 1,284. Berdasarkan nilai tolerance dan VIF dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai tolerance yang dihasilkan masing-nasing variabel >0,1 dan nilai VIF yang dihasilkan pada masing-masing variabel <10.

4. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil scatterplot di atas , dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Hal ini dapat dilihat dari titik yang tidak membentuk pola khusus atau menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Itu artinya data ini baik, karena data yang baik adalah data yang variabel bebasnya tidak berkorelasi.

Tabel 4.15 Model Summary b

Mode

Adjusted R Std. Error of

l R R Square Square

the Estimate

a. Predictors: (Constant), persaingan usaha, sosial ekonomi, etika bisnis

b. Dependent Variable: etika bisnis

5. Analisis Regresi Berganda

Dari tabel di atas, dapat dilihat:  Nilai R=0,503  Koefisien determinasi R 2 (R square)=0,253

Nilai ini diperoleh dari penguadratan koefisien korelasi (0,535 2 =0,253009 dibulatkan menjadi 0,253). Hal ini menunjukkan bahwa

pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 25,3%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Dapat disimpulkan pula, bahwa faktor-faktor ini secara simultan berpengaruh positif.

Tabel 4. 16 Coefficients a Standardiz

Statistics Toler

Model

B Std. Error Beta

Sig. ance VIF

1 (Constant)

6.964 .000 pengetahuan -.038

-.332 .741 .774 1.292 -.332 .741 .774 1.292

Dari tabel di atas diketahui bahwa:

Y=25,967-0,038X 1 -0,160X 2 +0,548X 3

1. Etika Bisnis(Y) Ketika faktor X 1 (pengetahuan) , X 2 (sosialekonomi) , dan X 3

(persaingan usaha)=0, maka etika bisnis pedagang Palmerah mengalami kenaikan sebesar 25,967

2. Pengetahuan(X 1 )

Ketika pengetahuan (X 1 ) naik satu satuan , sedangkan faktor sosial ekonomi(X 2 ) dan faktor persaingan usaha (X 3 ) tetap, maka etika bisnis

pedagang Pasar Palmerah akan turun sebesar 0,038 kali.Hal ini menunjukkan, faktor pengetahuan berpengaruh negatif terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah.

3. Sosial Ekonomi (X 2 )

Ketika faktor sosial ekonomi(X 2 ) naik satu satuan, sedangkan faktor pengetahuan(X 1 ) dan persaingan usaha(X 3 ) tetap, maka etika bisnis

pedagang Pasar Palmerah akan turun sebesar0,160 kali.Hal ini menunjukkan, faktor sosial ekonomi berpengaruh negatif terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah.

4. Persaingan Usaha(X 3 )

Ketika faktor persaingan usaha (X 3 ) naik satu satuan, sedangkan faktor ilmu pengetahuan(X 1 ) dan faktor sosial ekonomi(X 2 ) tetap, maka

etika bisnis pedagang Pasar Palmerah akan naik sebesar 0,548 kali. Hal ini menunjukkan, faktor persaingan usaha berpengaruh positif terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah.

6. Uji Hipotesis

1. Uji T

Tabel 4.17 Uji T

Coefficients a

Statistics Toler

Model

B Std. Error Beta

Sig. ance VIF

-.332 .741 .774 1.292 sosial ekonomi -.160

a. Dependent Variable: etika bisnis

Dengan tingkat signifikan 5% (0,05), yang diuji dua arah menjadi 2,5%(0,025) dan n=77-4=73, maka diperoleh t tabel sebesar 1,996, sedangkan t hitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

1. Hubungan antara faktor pengetahuan terhadap etika bisnis Pasar Palmerah Ha: terdapat hubungan linear antara faktor pengetahuan terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah Ho: tidak tedapat hubungan linear antara faktor pengetahuan terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah Hasil dari t hitung pda tabel di atas sebesar -0,332<1,996, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat hubungan linear antara faktor pengetahuan terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah. Besarnya pengaruh faktor pengetahuan terhadap etika bisnis adalah sebesar -0,038 atau -3,8% dan signifikan karena nilai sig 0,741>0,05.

2. Hubungan antara faktor sosial ekonomi terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah Ha: terdapat hubungan linear antara faktor sosial ekonomi terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah Ho: tidak terdapat hubungan linear antara faktor sosial ekonomi terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah Hasil perhitungan nilai t hitung sebesar-1,440<1,996, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat hubungan linear antara faktor sosial ekonomi terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah. Besarnya pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah adalah sebesar -0,146 atau sebesar -14,6% dan signifikan karena nilai sig 0,154>0,05.

3. Hubungan faktor persaingan usaha terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah Ha: terdapat hubungan linear antara faktor persaingan usaha terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah Ho: tidak terdapat hubungan linear antara faktor persaingan usaha terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah Hasil perhitungan t hitung sebesar 4,281>1,996, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan linear antara faktor persaingan usaha terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah. Besarnya pengaruh persaingan usaha terhadap etika bisnis pedagang Pasar Palmerah adalah 0,491 atau 49,1% namun tidak signifikan karena nilai sig 0,000<0,05.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent secara bersama-sama. Adapun indikator dari uji F adalah dengan melihat tabel Anova dari hasil output SPSS

Tabel 4.18 Uji F

ANOVA a

df Mean Square F Sig.

1 Regression b 467.404 3 155.801 8.259 .000 Residual

Total

b. Predictors: (Constant), Persaingan usaha, sosial ekonomi,pengetahuan

Dengan tingkat signifikasi 5% dan n=77, maka diperoleh F tabel sebesar 2,73. Berdasarkan hasil output SPSS di atas, dapat dilihat bahwa nilai Fhitung>Ftabel yaitu 8,259>2,73. Dengan hasi tersebut, maka Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen (pengetahuan, sosial ekonomi, dan persaingan usaha) secara simultan dan bersama-sama mempengaruhi variabel dependent (etika bisnis).

7. Hasil Observasi

Dari hasil pengamatan peneliti yang dilakukan setiap hari di sela-sela waktu berdagang, peneliti menemukan hal-hal yang dinilai melanggar etika bisnis diantaranya ada beberapa pedagang yang memanipulasi timbangan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini tidak dilihat secara langsung oleh peneliti, namun dari uji coba peneliti membeli barang dagangan di tempat pedagang lain, lalu menimbang ulang di timbangan peneliti dan beberapa pembeli yang mengeluh timbangan yang tidak seimbang, lalu mencoba menimbang ulang di tempat peneliti. Tidak hanya itu, peneliti juga sering mendengar dari beberapa penjual, bahwa di Pasar Palmerah ada beberapa pedagang yang meminta bantuan ke paranormal, dukun, atau sejenisnya untuk memperlaris dagangannya. Hal ini tidak dibenarkan dalam etika bisnis islam karena bantuan atau pertolongan dalam Dari hasil pengamatan peneliti yang dilakukan setiap hari di sela-sela waktu berdagang, peneliti menemukan hal-hal yang dinilai melanggar etika bisnis diantaranya ada beberapa pedagang yang memanipulasi timbangan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini tidak dilihat secara langsung oleh peneliti, namun dari uji coba peneliti membeli barang dagangan di tempat pedagang lain, lalu menimbang ulang di timbangan peneliti dan beberapa pembeli yang mengeluh timbangan yang tidak seimbang, lalu mencoba menimbang ulang di tempat peneliti. Tidak hanya itu, peneliti juga sering mendengar dari beberapa penjual, bahwa di Pasar Palmerah ada beberapa pedagang yang meminta bantuan ke paranormal, dukun, atau sejenisnya untuk memperlaris dagangannya. Hal ini tidak dibenarkan dalam etika bisnis islam karena bantuan atau pertolongan dalam