N Total Kascing
3. N Total Kascing
Kascing (kotoran cacing) memberikan kontribusi yang nyata terhadap kandungan N total tanah karena kascing kaya akan unsur hara Kascing (kotoran cacing) memberikan kontribusi yang nyata terhadap kandungan N total tanah karena kascing kaya akan unsur hara
Gambar 4.9. Rata-rata N total kascing saat vegetatif maksimum Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena
bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan
Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.9.), dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa inokulasi P.corethrurus saja maupun dengan campuran seresah jati, pupuk kandang sapi, dan phonska meningkatkan kandungan N total kascing, namun memberikan peningkatan yang bervariasi tergantung bahan campurannya. Pemberian bioamelioran berupa campuran cacing tanah, seresah jati, dan phonska memberikan N total kascing tertinggi (0,91%), namun tidak berbeda nyata dengan yang diberi campuran cacing tanah dan pupuk kandang sapi (0,87%). Untuk lebih memperjelas perbedaan peran bioamelioran terhadap peningkatan N total kascing disajikan rerata data pada Gambar 4.10.
Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (Gambar 4.10.), dapat diketahui bahwa bioamelioran berupa cacing tanah saja tidak berbeda nyata dengan bioamelioran berupa campuran cacing tanah dengan pupuk anorganik. Pupuk anorganik berupa phonska bukan merupakan
Keterangan : A0 : kontrol
A4: A1+50%seresah jati+50%pukan
A8: A1+100%Phonska A1 : P. corethrurus
A5: A1+50%seresah jati+50%phonska
A2 : A1+100%seresah jati
A6: A1+50%pukan+50%phonska
A3 : A1+100%pukan A7: A1+25%seresah jati+25%pukan+50%phonska
dengan berbagai tambahan sisa organik mampu meningkatkan N total kascing secara significan. Pencampuran cacing tanah dengan sisa organik mampu meningkatkan N total kascing tertinggi (31,7%) dari bioamelioran berupa cacing tanah saja.
Gambar 4.10. Pengaruh terhadap N total kascing dari bioamelioran Keterangan : Angka-angka pada hasil yang diikuti huruf yang sama karena
bioamelioran menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan
Cacing tanah menyukai berbagai sisa organik untuk makanannya. Menurut Letik (2008), makanan cacing tanah berupa sisa organik, dimana makanan yang cocok adalah sisa organik dengan nisbah C/N ratio tidak lebih dari 60, sehingga bioamelioran berupa seresah jati dan pupuk kandang sapi yang mempunyai C/N sebesar 26,13 (Tabel 4.3.) dan 9,68 (Tabel 4.2.) merupakan makanan yang cocok untuk cacing tanah. Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 21), variabel yang menunjukkan keeratan hubungan dengan N total kascing adalah C-organik (r = 0,50**), bahan organik (r = 51**), KTK (r = 0,59**), Rhizobium sp. di saluran pencernaan cacing tanah (r = 63**), Rhizobium sp. di kascing (r = 0,82**), berat kascing (r = 0,86**), dan berat cacing (r = 68**). Berdasarkan hasil korelasi tersebut dilanjutkan dengan uji stepwise (Lampiran 22). Berdasarkan uji tersebut, variabel yang paling menentukan N total kascing adalah berat kascing dan Rhizobium sp. di kascing (R-Sq (adj) = 0,86*).
Keterangan :
A : kontrol (A0)
B : cacing tanah (A1)
C : cacing tanah+sisa organik
D : cacing tanah +sisa organik+anorganik
(A2+A3+A4)
(A5+A6+A7)
E : cacing tanah+anorganik (A8)
Berdasarkan hasil uji stepwise tersebut, variabel yang paling berpengaruh adalah berat kascing dengan persamaan regresi, yaitu N total kascing =
0,0131 + 0,000626 berat kascing (R-Sq (adj) = 0,73*).
Cacing tanah berperan dalam mendekomposisi sisa organik yang tadinya kasar akan menjadi halus. Sesuai dengan pernyataan Hairiah et al. (2004) bahwa cacing tanah berperan dalam mendorong terjadinya dekomposisi dengan jalan menghancurkan bahan organik menjadi ukuran yang lebih kecil dan mencampurnya dengan tanah, air, dan mikrobiota kemudian menghasilkan cast yang kaya akan unsur hara N.