Unsur-Unsur Agama

B. Unsur-Unsur Agama

Pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara agama dan religi. Tujuan pembelajaran Dalam praktiknya di Indonesia sebutan agama hanya dibatasi pada Anda adalah dapat

semua sistem religi yang secara resmi diakui oleh negara, artinya mendeskripsikan un- agama yang mengajarkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha sur-unsur agama. Esa, memiliki Nabi sebagai pendiri agama, memiliki Kitab Suci, memiliki umat yang menganutnya, diakui keberadaannya di dunia internasional, memiliki tempat ibadah khusus, dan terdapat kegiatan ritual.

Secara terperinci Koentjaraningrat mengemukakan bahwa tiap religi merupakan suatu sistem yang terdiri atas empat

MOTIVASI

komponen, yaitu sebagai berikut.

Sebagai umat beraga-

1. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia menjadi ma, kita harus saling religius.

menghormati agama dan kepercayaan orang

2. Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan serta lain. bayangan-bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan serta Coba sebutkan contoh- tentang wujud dari alam gaib.

contoh konkret tindakan menghormati agama

3. Sistem upacara religius yang bertujuan mencari hubungan dan kepercayaan orang manusia dengan Tuhan, dewa-dewa, atau makhluk-makhluk lain yang harus dilaku- halus yang mendiami alam gaib.

kan agar tercipta keru- kunan dalam masyara-

4. Kelompok-kelompok religius atau kesatuan-kesatuan kat. sosial yang menganut sistem kepercayaan dan yang melakukan Bandingkan ide Anda upacara-upacara religius.

dengan ide teman-te-

Komponen sistem kepercayaan, sistem upacara religius, dan man Anda. kelompok-kelompok religius yang menganut sistem kepercayaan

dan menjalankan upacara-upacara religius merupakan ciptaan dan hasrat akal manusia, sedangkan komponen emosi keagamaan digetarkan oleh cahaya Tuhan.

Emosi keagamaan merupakan suatu getaran yang mengge- rakkan jiwa manusia. Hal tersebut dapat dirasakan manusia dalam keadaan seorang diri dan dalam kondisi lingkungan yang sunyi

70 Antropologi SMA Jilid 2 70 Antropologi SMA Jilid 2

Sistem kepercayaan dalam suatu religi dijiwai oleh emosi keagamaan, tetapi sebaliknya emosi keagamaan juga bisa terpengaruh oleh sistem kepercayaan. Sebagai contoh: seorang umat Katolik yang masuk ke dalam gereja Katolik dan melihat kemegahan altar dengan salib dan patung Yesus, bisa merasakan emosi dalam dirinya yang menimbulkan perasaan khidmat, hormat, teduh, dan perasaan yang cenderung mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Padahal bagi orang yang bukan beragama Katolik apabila masuk ke gereja tersebut tidak merasakan apa- apa dalam dirinya, dingin tanpa emosi sama seperti bila melihat benda-benda serupa di toko atau di tempat lain. Dalam hal ini benda-benda yang ada di dalam gereja seperti salib dan patung Yesus merupakan unsur-unsur utama dalam sistem kepercayaan Katolik. Unsur-unsur utama dalam sistem kepercayaan masing- masing agama berbeda-beda, salah satu unsur yang sama adalah Kitab Suci, karena setiap agama berpedoman pada ajaran Kitab Suci. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika orang bisa sedemikian marah dan tersingggung jika benda-benda yang merupakan bagian dari sistem kepercayaannya disia-siakan orang lain. Banyak konflik horizontal yang berbau SARA meletus karena letupan emosi keagamaan.

Sistem kepercayaan erat kaitannya dengan sistem upacara-upacara religius dan menentukan tata urutan dari pada unsur-unsur, acara serta rangkaian alat-alat yang dipergunakan dalam upacara religius.

Adapun sistem upacara religius itu melambangkan konsep-konsep yang terkandung dalam sistem kepercayaan. Sistem upacara merupakan wujud kelakuan (behavioral manifestation) dari religi. Seluruh sistem upacara tersebut terdiri atas aneka macam upacara yang bersifat harian, musiman atau secara insidental. Masing-masing upacara religius terdiri atas kombinasi berbagai macam unsur upacara, di mana antara agama satu dan lainnya belum tentu sama. Unsur-unsur upacara tersebut, antara lain: berdoa, bersujud, berkorban, bersaji, berprosesi, berseni drama suci,

Sumber: Indonesian Heritage,

berpuasa, bersemedi, dan sebagainya.

S Gambar 2.1 Berbagai bentuk peralatan yang dipergunakan dalam Kekhusukan seseorang

dalam menjalankan ritual ibadat sesuai

upacara religius setiap agama juga berbeda, misal berupa: agama yang dianutnya, merupakan sajadah, bedug, lonceng, organ, patung suci, gong, dan bentuk emosi keagamaan. Benda-benda

sebagainya. Semua merupakan hasil akal manusia, maka yang dipergunakan dalam ibadat

menambah kuatnya emosi keagamaan

sistem upacara merupakan bagian dari kebudayaan. Meski tersebut. demikian upacara keagamaan tidak lengkap/tidak sempurna

Agama dalam Kehidupan Manusia

Komponen yang merupakan pelaku sistem upacara religius adalah para pengikut atau umat yang tergabung dalam kesatuan sosial atau kelompok religius, sebagai umat yang menganut sistem upacara religius tersebut.

Kelompok religius ini bisa terdiri atas:

1. keluarga inti;

2. kelompok kekerabatan yang lebih luas;

3. kesatuan komunitas;

Sumber: http://images.google.co.id S Gambar 2.2 Keluarga merupakan kelompok

4. organisasi religius.

religius yang paling kecil.

Kelompok dan kesatuan religius tersebut pada umumnya berorientasi terhadap sistem kepercayaan dari religi yang bersang- kutan dan secara berulang atau sebagian atau dalam keseluruhan-

Cakrawala Budaya

nya secara periodik berkumpul untuk melakukan sistem upacara- Lakukan pengamatan nya.

terhadap agama/religi

Jika disusun bagan hubungan antara unsur-unsur dalam suatu dan sistem kepercaya- agama dapat digambarkan sebagai berikut.

an yang ada di ling- kungan Anda. Fokuskan pengamatan

Sistem kepercayaan

Anda mengenai hu- bungan perbedaan agama/religi dan ke- percayaan dengan ke- rukunan hidup berma- syarakat.

Emosi keagamaan

Tinjaulah dari aspek antropologi. Lalu pre- sentasikan hasil peng- amatan Anda di depan kelas.

Kelompok keagamaan Sistem upacara keagamaan