Lokasi Penelitian Populasi dan Responden

27 Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris. Penelitian yuridis empiris merupakan penelitian terhadap identifikasi hukum tidak tertulis dan penelitian terhadap efektivitas hukum. 64 Menurut Ronny Hanitijo Soemitro bahwa penelitian yuridis empiris adalah suatu penelitian dengan cara melihat faktor-faktor dari segi hukum yang mempengaruhi kenyataan yang terjadi di masyarakat secara langsung untuk menjawab pokok permasalahan. 65 Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi hukum dan efektivitas hukum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Batak Toba di Kecamatan Dolok Sanggul, sehingga penelitian yang dilakukan dapat memberikan jawaban atas pokok permasalahan dalam penelitian yaitu mengenai status kepemilikan tanah pauseang yang diberikan orangtua kepada anak perempuan.

3. Lokasi Penelitian

Daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Kecamatan Dolok Sanggul yang merupakan ibukota dari Kabupaten Humbang Hasundutan. Kecamatan Dolok Sanggul memiliki luas wilayah 107,46 km 2 yang terdiri dari 27 desa yaitu Aek Lung, Huta Gurgur, Hutabagasan, Hutaraja, Janji, Lumban Purba, Matiti I, Matiti II, Pakkat, Parik Sinomba, Purba Dolok, Purba Manalu, Saitnihuta, Sampean, Sihite I, Sihite II, Silaga-laga, Sileang, Simangaronsang, 64 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Op.Cit., hal.51 65 Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit., hal.24 Universitas Sumatera Utara 28 Simarigung, Sirisirisi, Sosor Gonting, Sosor Tambok, Bonani Onan, Lumban Tobin dan Pasaribu serta 1 kelurahan yaitu Pasar Dolok Sanggul. 66 Mengingat banyaknya jumlah desa dan kelurahan yang akan diteliti serta jaraknya yang saling berjauhan, maka penelitian tidak dilakukan di semua desa. Dari keseluruhan desa yang berjumlah 27 duapuluh tujuh desa dan kelurahan yang berjumlah 1 satu kelurahan, dipilih 5 lima desa sebagai sampel. Adapun kelima desa tersebut, yaitu: a. Desa Janji b. Desa Hutaraja c. Desa Sihite I d. Desa Silaga-laga e. Desa Pasaribu Pemilihan kelima desa sebagai lokasi penelitian, karena masyarakat di lokasi penelitian ini masih tunduk pada ketentuan hukum adat Batak Toba dan pemberian tanah melalui pauseang masih dilakukan dalam kehidupan masyarakat sehingga diharapkan lokasi penelitian dapat memberikan jawaban atas pokok permasalahan penelitian.

4. Populasi dan Responden

Menurut Winardi, populasi atau universe adalah kelompok semua elemen yang mendukung keterangan yang diperlukan guna untuk menjelaskan 66 Ibid. Universitas Sumatera Utara 29 sebuah problem atau alasan-alasan maksudnya yaitu sekelompok manusia yang bermukim di suatu wilayah atau daerah penelitian dan dapat pula merupakan elemenbagian dari tempat penelitian. 67 Populasi penelitian ini merupakan semua orang Batak Toba yang bertempat tinggal di 28 duapuluh delapan desakelurahan di Kecamatan Dolok Sanggul yang pernah melakukan pemberian tanah melalui pauseang dan ditentukan pula desa yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 5 lima desa. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, terdapat 86 delapan puluh enam orang yang pernah melakukan pemberian tanah melalui pauseang.Dari populasi, ditentukan sebanyak 6 enam orang dari masing- masing desa sampel sebagai responden,sehingga responden dalam penelitian berjumlah 30 tigapuluh orang. Penentuan responden dilakukan secara purposive sampling, dimana responden dianggap telah dapat mewakili dan memberikan jawaban atas permasalahan penelitian. Penentuan responden dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan biaya mengingat populasi yang sulit untuk diwawancarai karena harus bekerja serta tempat tinggal populasi yang berjauhan. Informasi yang diperoleh dari responden, didukung dan diperkuat pula dengan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan nasrasumber informan.Adapun narasumber informan dalam penelitian ini terdiri dari : 67 Winardi, Pengantar Metodologi Research, Bandung: Alumni, 1989, hal.210 Universitas Sumatera Utara 30 a. Dirman Sinambela merupakan tokoh adat di Desa Sihite I b. Erikson Simbolon merupakan tokoh adat di Desa Hutaraja c. Tunas Pasaribu merupakan tokoh adat di Desa Pasaribu d. Bontor Sinambela merupakan tokoh adat dan Kepala Desa Janji e. Pantun Panggabean merupakan NotarisPPAT di Kabupaten Humbang Hasundutan

5. Sumber Data

Dokumen yang terkait

Upaya Perempuan Batak Toba Menuju Kemandirian Sebagai Orangtua Tunggal Dalam Proses Membesarkan Anak (Suatu kajian berperspektif perempuan Batak Toba di Desa Parbubu II,Kecamatan Tarutung)

2 35 130

Struktur Kalimat Bahasa Batak Toba Di Kabupaten Humbang Hasundutan Kecamatan Lintong Ni Huta Berdasarkan Hubungan Subjek Dan Predikat: Analisis Teori X-Bar

13 210 63

Perubahan Perlakuan terhadap Anak Perempuan pada Masyarakat Batak Toba (Studi Deskriptif pada Masyarakat Batak Toba di Desa Pollung, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

11 112 129

Geografi Dialek Bahasa Batak Toba di Kabupaten Humbang Hasundutan

5 49 172

Subordinasi Perempuan Dalam Adat Batak Toba (Studi Kasus terhadap Perempuan sebagai Orangtua Tunggal dalam Filosofi Dalihan Na Tolu pada Masyarakat Batak Toba)

3 109 153

Subordinasi Perempuan Dalam Adat Batak Toba (Studi Kasus terhadap Perempuan sebagai Orangtua Tunggal dalam Filosofi Dalihan Na Tolu pada Masyarakat Batak Toba)

2 5 7

Subordinasi Perempuan Dalam Adat Batak Toba (Studi Kasus terhadap Perempuan sebagai Orangtua Tunggal dalam Filosofi Dalihan Na Tolu pada Masyarakat Batak Toba)

0 0 1

Subordinasi Perempuan Dalam Adat Batak Toba (Studi Kasus terhadap Perempuan sebagai Orangtua Tunggal dalam Filosofi Dalihan Na Tolu pada Masyarakat Batak Toba)

0 0 7

Subordinasi Perempuan Dalam Adat Batak Toba (Studi Kasus terhadap Perempuan sebagai Orangtua Tunggal dalam Filosofi Dalihan Na Tolu pada Masyarakat Batak Toba)

0 0 2

Subordinasi Perempuan Dalam Adat Batak Toba (Studi Kasus terhadap Perempuan sebagai Orangtua Tunggal dalam Filosofi Dalihan Na Tolu pada Masyarakat Batak Toba)

0 0 55