3.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis 1. Tingkat ketersediaan data dan informasi untuk perencanaan dan
pengandalian pembangunan kota, baik dari segi jumlah, jenis maupun akurasinya
2. Tersediannya analisis data informasi perencanaan pembangunan kawasan rawan bencana
3. Terlaksananya percepatan pembangunan sanitasi pemukiman 4. Terwujudnya rencana tata bangunan dan lingkungan Daerah Aliran
Sungai
3.4 Penentuan Isu-isu Strategis
3.4.1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal Kota Tebing Tinggi dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai kekuatan yang tersedia seperti posisi
geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta berbagai kelemahan yang dapat menghambat upaya
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota dalam lima tahun mendatang 2011-2016.
3.4.1.1. Analisis Kekuatan Daerah
Lingkungan strategis internal Kota Tebing Tinggi pada dasarnya memberikan kekuatan bagi Kota Tebing Tinggi sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional
3. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP Daerah Kota Tebing Tinggi
Tahun 2006-2025; 4. Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 3 Tahun 2012
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016;
5. Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 42 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Tugas Jabatan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi ; 6. Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Indikator Kinerja Utama IKU Kota Tebing Tinggi Tahun 2011- 2016
7. Letak geografis Kota Tebing Tinggi yang memberikan peluang bagi pengembangan kota Potensi lokasi yang strategis sebagai
titik sentral segi tiga emas Medan-Kisaran dan Medan-Parapat yang dalam waktu tidak lama lagi akan dihubungkan dengan
jalan bebas hambatan Tol, untuk itu pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui UMKM serta sektor industri kerakyatan akan
memiliki prospek cerah;
8. Dinamika perkembangan Kota Tebing Tinggi yang ditopang oleh Kabupaten yang berdekatan dengan Kota Tebing Tinggi .
3.4.1.2. Analisis Kelemahan Daerah
Rencana Strategis Bappeda Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 51
Disamping sebagai kekuatan, maka lingkungan stategis Kota Tebing Tinggi juga berpotensi memunculkan kelemahan-
kelemahan sebagai berikut : 1. Masih rendahnya kinerja aparatur Pemerintah dalam
pelayanan pemerintahan dan publik. 2. Rendahnya potensi PAD
3. Belum optimalnya kinerja ekonomi daerah dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan.
4. Belum optimalnya
implementasi pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota.
5. Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pembangunan.
6. Lemahnya infrastruktur dalam pengendalian bahaya bencana banjir
7. Belum optimalnya penataan sistem drainase dan sanitasi 8. Masih rendahnya daya saing produk UMKM
9. Kemampuan menggalang stakeholder
dalam proses perencanaan pembangunan sudah dilakukan, akan tetapi
dalam proses pengungkapan solusi kebutuhan pembangunan belum maksimal ;
10. Pemanfaatan sistem informasi yang ada belum optimal, tidak sebanding dengan fasilitas yang tersedia ;
11. Sistem pengendalian dan evalusi, menyangkut metodelogi maupun pelakasanaan serta penggunaan dan tindak lanjut
terhadap hasil evalusi dan pengendalian, belum sepenuhnya dijadikan sebagai input bagi kebutuhan perencanaan ;
12. Belum adanya tenaga fungsional perencana dan peneliti.
3.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis isu strategis daerah dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan lingkungan strategis baik lingkungan eksternal maupun
lingkungan internal yang dapat mempengaruhi upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota dalam lima tahun
mendatang 2011-2016
yang harus diantisipasi, seperti kecenderungan regionalisasi dan globalisasi ekonomi, tuntutan
distribusi pembangunan kota yang lebih merata, tuntutan tata pemerintahan yang baik, harapan masyarakat untuk menjadikan
Kota Tebing Tinggi yang maju dan modern dengan kemiskinan yang rendah, berkontribusi mempertahankan persatuan dan kesatuan
berdasarkan wawasan nusantara serta ketahanan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan harapan untuk
dapat mengejar ketertinggalan dari kota-kota yang telah lebih dahulu maju secara regional maupun internasional.
3.4.3. Analisis Peluang Kota Tebing Tinggi
Peluang yang sangat mendukung kelancaran BAPPEDA dalam pencapaian visi dan misinya antara lain
1. Perubahan paradigma sistem pemerintahan demokratis berdasarkan undang -undang Nomor 32 Tahun 2004,dan
Rencana Strategis Bappeda Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 52
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 dapat meningkatkan peran BAPPEDA dalam sistem perencanaan pembangunan dan
mendorong peningkatan partisifasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah
2. Peranan BAPPEDA sebagai perencanaan pembangunan semakin strategis, dalam menentukan arah pembangunan
daerah. 3. Produk BAPPEDA menjadi pedoman dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah sesuai yang diamanatkan Undang- undang ;
4. Adanya kepercayaan dari pimpinan daerah dan masyarakat kepada BAPPEDA untuk memacu dan memotivasi menjawab
tantangan di masa depan; 5. Dukungan
stakeholders yang terkait dengan perencanaan daerah cukup tinggi, nampak jelas dari tingkat aktivitas dalam
menghadiri undangan yang diselenggarakan oleh BAPPEDA; 6. Terbukanya kesempatan untuk meningkatkan kualitas SDM
melalui peningkatan formal, pendidikan latihan, dalam dan luar negeri bagi pegawai;
7. Mudahnya mengakses informasi yang lebih cepat, tepat, dan mudah dalam meningkatkan profesionalisme
3.4.5. Analisis Ancaman Tantangan Kota Tebing Tinggi
Selain peluang diuraikan di atas, terdapat pula tantangan- tangtangan yang menghambat terhadap kelancaran pelaksaan
tugas pokok organisasi BAPPEDA dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tantangan ini terutama datang dari luar sistem
organisasi, tetapi sangat berpengaruh terhadap jalannya roda organisasi dalam mencapai tingkat keberhasilannya. Beberapa
tantangan atau ancaman tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut ;
1. Perubahan yang terjadi dalam tatanan kehidupan regional,
nasional maupun global serta saling pengaruh antara berbagai faktor didalamnya merupakan dimensi yang harus
diperhitungkan dalam perencanaan pembangunan daerah ;
2. Semakin kritis dan proaktifnya masyarakat terhadap tuntunan pembangunan daerah yang berdasarkan perencanaan yang
berkualitas; 3. Semakin transparannya informasi melaui media elektronik
dituntut peran BAPPEDA lebih responsif terhadap dinamika pembangunan masyarakat ;
4. Tumbuhnya daya saing daerah menuntut peningkatan sumber daya
manusia dan produk BAPPEDA dengan memanfaatkan potensi dan peluang pasar ;
5. Tuntutan reformasi diberbagai bidang kehidupan khususnya dalam menentukan kebijakan yang berpihak kepada
masyarakat yang merupakan amanah.
Isu Strategis Daerah
Rencana Strategis Bappeda Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 53
Berdasarkan perkembangan pelaksanaan pembangunan yang sudah berjalan sampai dengan saat ini dan memperhatikan analisis
lingkungan internal yang mencakup kekuatan, kelemahan dan lingkungan eksternal mencakup peluang dan tantangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan RPJMD Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016, dan dalam rangka menyusun dokumen perencanaan pembangunan yang berkualitas
secara sinergis, partisipatif dan akuntabel, BAPPEDA dihadapkan pada isu strategis sebagai berikut :
a.
Masih belum optimalnya pola koordinasi, sinkronisasi dan integrasi serta monitoring dan evaluasi perencanaan
dan hasil-hasil pembangunan. b.
Belum optimalnya
sistem pendataaninformasidata statistik.
c. Masih terbatasnya jumlah dan kualitas
aparat perencana dalam mendukung pelaksanaan tugas.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD