18
2.4.1 Sejarah Perkembangan Arcade
Arcade menjadi salah satu bentuk alternatif bentuk shopping street. Ide arcade ini sudah berkembang sejak Agora yang terkenal dengan nama Greek
Market lihat Gambar 2.5. Kawasan Agora tersebut sudah mengembangkan kawasan pedestrian sebagai pencapaian antar tempat dengan jalan kaki yang
menjadi salah satu budaya sebelum adanya kendaraan. Kawasan ini berkembang menjadi pasar dan tempat pertemuan masyarakat untuk melakukan sosialisasi
Zucker, 1983 dan Rubenstein dalam Sasmito, 1997.
Perkembangan pasar pada abad pertengahan mulai dibutuhkan dengan kreasi ruang untuk yang digunakan untuk kegiatan komersial. Dengan pola
pencapaian dengan jalan memutar bangunan disekitarnya yang semuanya memiliki oientasi menuju bangunan gereja, seperti bangunan Piazza Del Duomo.
Elemen bangunan dilengkapi dengan arcade untuk menghubungkan elemen arsitektur.
Gambar 2.5 Kawasan Agora di Bukit Acropolis, Yunani Sumber : Sasmito, 1997
Universitas Sumatera Utara
19 Pada kawasan Piazza Del Duomo tersebut arcade digunakan untuk
mendukung suatu kesatuan ruang antara shopping centre dan meeting place. Arcade disini mengelilingi gereja dan terletak di tengah-tengah kawasan
perdagangan tersebut. Fungsi lainnya adalah untuk perluasan ruang terbuka dengan struktur keruangan, yang mempunyai serial vision yaitu antara ruang
terbuka yang berada ditengah dengan ruang-ruang yang mengelilinginya Zucker dalam Sasmito, 1997. Dan perkembangan arcade tersebut menjadi dasar
perkembangan penampilan bangunan secara keseluruhan, dan hal ini membuat penampilan fasade bangunan terdiri dari deretan arcade.
Adapun perkembangan arcade pada zaman Renaissance, arcade digunakan untuk pusat-pusat keramaian, khususnya pusat-pusat kegiatan perdagangan. Pada
saat itu, bentuk pusat perdagangan dibentuk oleh suatu deretan pertokoan dan pasar dengan dikelilingi barisan kolom penopang atap colonnade yang berbentuk
arcade dengan ruang terbuka di tengahnya. Awalnya arcade digunakan sebagai elemen penghubung lingkungan perumahan, keidahan arsitektural dengan
pengulangan irama motif dan sebagai ruang terbuka Zucker dalam Sasmito, 1997.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun metodologi penelitian ini akan menjelaskan mengenai jenis
penelitian, kerangka teori, variable penelitian, populasisampel, metode pengumpulan data dalam penelitian serta penjelasan singkat mengenai kawasan
penelitian di dalam penelitian. 3.1
Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul transformasi arcade pada ruko di koridor Jalan Ahmad Yani ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian-penelitian yang
biasanya menunjang penggunaan pengumpulan data dengan metode kualitatif adalah penelitian historis dan penelitian deskriptif. Penelitian dengan
menggunakan metode kualitatif dikarenakan peneliti ingin meneliti pengaruh budaya dalam transformasi arcade pada ruko, mengapa dulunya ruko memiliki
arcade sedangkan ruko yang dibangun saat ini tidak memiliki arcade. Hal tersebut sejalan dengan pengertian kualitatif deskriptif yang
merupakan metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Selain itu, penelitian
kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang bersifat deskriptif. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif ialah metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan secara sistematik dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat mengenai suatu objek penelitian yang diamati. Sinulingga, 2011.
Universitas Sumatera Utara