Gerak Dasar Deskripsi Teori

23 dengan satu tangan, mula-mula alat diletakkan di pangkal bahu. Ini berarti siswa yang postur badannya tinggi dan besar berpeluang besar untuk menjadi juara. Akan tetapi tidak semua murid yang berpostur tinggi dan besar akan dapat menolak peluru dengan baik. Pencapaian prestasi tolakan peluru membutuhkan koordinasi ketangkasan dan ketepatan waktu, kecepatan melempar disamping kekuatan. Dalam keterampilan tolak peluru ada dua cara awalan yang dapat dilakukan yaitu awalan menyamping dan awalan mundur. Teknik awalan menyamping sudah diajarkan di tingkat SD. Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah. Sedang menurut Thornburg 1984 dalam http:evie4210.blogspot.com client=karakteisik+anak+sekolah+dasar+menurut+para+ ahli anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam 24 perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan. Menurut Piaget ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu : kedewasaan maturation, pengalaman fisik physical experience, penyalaman logika matematika logical mathematical experience, transmisi sosial social transmission, dan proses keseimbangan equilibriun atau proses pengaturan sendiri self-regulation Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil belajar. Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Piaget mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : a tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, b tahap operasional usia 2-6 tahun, c tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, d tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas. Berdasarkan uraian di atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih 25 sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi. Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa sekolah dasar, pada proses pembelajaran tolak peluru guru harus menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan benda-benda kongkrit. Dalam penelitian ini pembelajaran tolak peluru menggunakan model permainan peluru ceria. Hal ini diharapkan akan mampu memotivasi siswa dalam belajar, sehingga hasilnya juga bisa maksimal.

6. Gambaran Singkat SD Negeri I Banaran

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah SDN I Banaran, yang beralamat di Dusun Jemplo Desa Banaran Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. SDN I Banaran berdiri pada tahun 1927. Jarak SD ini dengan kota kecamatan sekitar 5 km. Sementara jarak dari kota kabupaten sejauh 40 km. Lokasi sekolah ini berada di lingkungan pedesaan. Hamparan sawah yang luas mengeliingi sekolah ini. Kondisi jalan untuk menuju sekolah ini masih belum baik. Jalannya masih banyak yang berlubang, terkadang pada bagian tertentu masih ada jalan yang belum di aspalcor. Bisa dikatakan sekolah ini berada di pinggir dari Kecamatan Pracimantoro. Terdapat 6 guru PNS dan 3 guru non PNS yang mengajar di sekolah ini. Jumlah siswanya 70 anak. Rata-rata siswa disini berasal dari keluarga petani. Warga sekitar sekolah ini masih memiliki cara pandang yang luhur. Rasa hormat