Hidrokarbon Tak Jenuh Kalsium Polistirena

minyak jagung yang telah mengalami proses deodorisasi dengan pelarut dimetilformamida DMF, kemudian ditambahkan masing-masing adsorben. Tokoferol yang terjerap pada adsorben selanjutnya didesorpsi dengan n-heksan, dan dianalisa kadar tokoferolnya dengan metode HPLC. Hasil yang diperoleh adalah adsorben sepabeads RP-OD memiliki kemampuan adsorpsi dan desopsi yang lebih baik dibandingkan dengan adsorben lain, dengan hasil sebesar 85 . Metode adsorpsi ini lebih sering digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu peralatan yang digunakan lebih sederhana, pengerjaannya cukup mudah, tidak memerlukan suhu yang tinggi, namun memberikan hasil yang lebih tinggi serta adsorben dapat direcovery sehingga dapat digunakan kembali untuk proses adsorpsi selanjutnya.

2.3. Hidrokarbon Tak Jenuh

Hidrokarbon tak jenuh seperti alkena adalah ligan dihapto yang dapat mendonorkan dua elektron karena adanya orbital π ligan yang dapat diisi oleh logam dan orbital π ligan yang dapat menerima densitas elektron dari orbital d logam yang terisi. Ikatan antara logam dengan hidrokarbon tak jenuh ini terjadi karena adanya donasi elektron dari orbital π ligan yang terisi ke logam dan penerimaan densitas elektron ke dalam orbital π dari ligan tersebut. Model ikatan ini dinamakan model Dewar-Chatt-Duncanson. Donor dan akseptor elektron ini dapat terjadi karena adanya backbonding dari logam dan bergantung pada substituen alkena dan bilangan oksidasi logam. Logam-logam yang memiliki orbital d yang kosong dengan tingkat energi yang tinggi dapat mengalami backbonding karena adanya kelebihan densitas elektron pada orbital π alkena sehingga dapat berikatan dan menghasilkan kompleks metallocyclopropana yang dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1 Shriver et al.1999. Universitas Sumatera Utara H H H C C π H M Gambar 2.1. Donasi muatan elektron dari orbital π terisi ke logam

2.4. Kalsium

Pada umumnya, logam golongan IA dan II A sangat sulit untuk membentuk senyawa kompleks. Hal ini disebabkan karena faktor muatan ion logam yang kecil dan memiliki orbital dengan energi yang sangat rendah untuk berikatan dengan ligan membentuk senyawa kompleks. Namun, logam golongan IIA lebih memungkinkan dan lebih mudah untuk membentuk senyawa kompleks dibandingkan logam golongan IA. Dan diantara logam-logam golongan II A, kompleks magnesium dan kalsium lebih banyak ditemukan, dan biasanya berikatan dengan ligan oksigen Lee, J.D. 1991. Magnesium dapat berikatan dengan 6 buah ligan H 2 O membentuk kompleks MgH 2 O 6 Cl 2 Madan, R.D. 2003, dan kalsium dapat berikatan dengan ligan oksigen pengkompleks kelat, seperti ligan EDTA membentuk kompleks CaEDTA 2 Cotton et al. 1987.

2.5. Polistirena

Polistirena adalah polimer linear yang terbentuk dari monomer stirena melalui reaksi polimerisasi. Monomer stirena dibuat dari reaksi antara benzena dan etilen pada suhu 90 C yang dikatalisis oleh AlCl 3 sehingga dihasilkan etil benzena, yang selanjutnya dihidrogenasi ke stirena dengan bantuan katalis besi oksida atau magnesium oksida pada suhu 600 C yang akan menghasilkan stirena. Stirena yang dihasilkan dipisahkan dengan metode destilasi. Polimerisasi stirena menjadi polistirena dapat dilakukan dengan bantuan benzoil peroksida sebagai inisiator. Reaksi pembentukan polimer ini adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara AlCl 3 , 90 C CH 2 CH 3 -H 2 katalis MgO atau Fe 2 O 3 , 600 C CH CH 2 benzena etilbenzena stirena + CH 2 CH 2 CH 2 polimerisasi dengan benzoil peroksida CH 2 n polistirena CH CH 2 stirena Gambar 2.2. Reaksi Pembuatan Polistirena melalui Polimerisasi Stirena Polistirena merupakan jenis polimer termoplastik yang secara kimia bersifat inert. Polimer ini memiliki suhu transisi gelas 80 C, titik lebur 240 C dan gaya tarik mencapai 8000 psi, bersifat kaku, transparan, tahan terhadap zat alkalis, halida asam, dan agen reduksi-oksidasi, serta mudah larut dalam pelarut organik khususnya pelarut hidrokarbon aromatik, seperti benzena, piridin, dan toluena. Karena memiliki indeks bias 1,60 yang tinggi, polistirena dapat berfungsi untuk komponen optik plastik dan sangat baik untuk insulator listrik. Saat ini, polistirena telah banyak dimodifikasi untuk dapat diaplikasikan sebagai resin penukar ion kation maupun anion. Resin penukar kation dapat dibuat dengan mensulfonasi polistirena dengan suatu agen pensulfonasi seperti asam sulfat untuk mensubstitusi gugus SO 3 H ke setiap cincin benzena, sedangkan resin penukar anion dapat dibuat dengan mereaksikan polistirena dengan klorometil eter untuk mensubstitusi gugus klorometil ke setiap cincin benzena Billmeyer, F.W. 1984.

2.6. Reaksi Sulfonasi

Dokumen yang terkait

Penggunaan Polistirena Sulfonat Sebagai Katalis Transesterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas) Berkadar Asam Lemak Bebas Tinggi

1 48 60

Adsorpsi Β-Karoten Dari Bahan Yang Mengandung Karotenoida Dengan Menggunakan Adsorben Sintetis Kalsium Polistirena Sulfonat

0 41 55

Studi Penggunaan Adsorben Sintetis Kalsium Maleat – Grafting – High Density Polyethylene (HDPE) Pada Pemisahan Karotenoid Dari Biodiesel Minyak Sawit

0 30 79

Sintesis Metil Ester Sulfonat Dari Asam Stearat Dan Metil Ester Sulfonat Dari Asam Oleat

5 56 83

Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat dari Sulfonasi Metil Ester Asam Lemak Minyak Kastor (Ricinus communis L)

4 43 67

Pengaruh Katalis H2SO4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate)

0 18 5

Adsorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Kalsium Polistirena Sulfonat Berderajat Sulfonasi 27% dan Desorpsinya Dengan Etanol

6 117 59

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemiri - Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

0 0 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

0 1 8

Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

0 0 13