Kalsium Polistirena Sulfonat Asam Lemak Adsorpsi

terklorinasi. Agen pensulfonasi selain H 2 SO 4 dan SO 3 adalah kompleks dari trietil fosfat bersama sulfur trioksida dan kompleks asetil sulfat dalam larutan dikloroetana Martians et al. 2003. Adapun reaksi polistirena dengan agen pensulfonasi asetil sulfat sebagai berikut. HO - - SO 3 H + + asetil sulfat asetat anhidrat asam asetat CH 3 C O CH 3 C O O CH 3 C + O CH 3 C O O - + SO 3 H CH 3 C OH O CH 3 C O - O CH 3 C OSO 3 H O CH 2 CH CH 2 CH CH 2 CH SO 3 H SO 3 H x CH 3 -CO-OSO 3 H + + CH 3 COH O polistirena asetil sulfat asam asetat n CH 2 CH asam polistirena sulfonat Gambar 2.4. Reaksi Sulfonasi Polistirena dengan Agen Pensulfonasi Asetil Sulfat Metode untuk mengisolasi asam polistirena sulfonat bergantung pada derajat sulfonasi asam polistirena sulfonat tersebut. Asam polistirena sulfonat dengan derajat sulfonasi di bawah 30 , akan larut dalam pelarut semipolar, kemudian pelarut diuapkan hingga terbentuk padatan. Sedangkan, untuk asam polistirena sulfonat dengan derajat sulfonasi diatas 30 , produk dapat larut dengan baik dengan air dan dapat diisolasi dengan menguapkan pelarut hingga terbentuk padatan, kemudian dimurnikan dengan pencucian menggunakan pelarut non-air, seperti dikloroetana. Asam polistirena sulfonat yang terbentuk dikeringkan pada vakum dengan suhu 50 C selama 3 hari Kucera dan Jancar, 1996.

2.7. Kalsium Polistirena Sulfonat

Kalsium polistirena sulfonat merupakan garam polimer sulfonat berupa padatan berwarna putih sampai krem kecoklatan. Di bidang kesehatan, senyawa ini dapat digunakan sebagai Universitas Sumatera Utara resin penukar kation, salah satunya adalah untuk menurunkan kadar potassium di dalam darah hyperkalemia yang dapat dikonsumsi oral maupun rektal Laval, R. 2014.

2.8. Asam Lemak

Asam lemak terdiri dari unsur-unsur seperti karbon C, hidrogen H, dan oksigen O, yang tersusun menjadi rantai karbon dengan beragam panjang rantai dan memiliki gugus karboksil pada salah satu ujung rantainya Chow, C.K. 2007. Asam lemak yang ditemukan di alam, biasanya merupakan asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap dari C 2 sampai C 30 Winarno, F.G. 1992. Asam lemak dapat berupa asam lemak saturated tidak memiliki ikatan rangkap, monounsaturated memiliki sebuah ikatan rangkap, dan polyunsaturated memiliki dua atau lebih ikatan rangkap Chow, C.K. 2008. Asam stearat atau asam oktadekanoat CH 3 CH 2 16 COOH adalah asam lemak berantai panjang yang memiliki 18 atom karbon dan merupakan asam lemak saturated tidak memiliki ikatan rangkap Beeffact, 2007. Asam stearat ini banyak ditemukan pada biji-bijian tanaman tropis dan lemak cadangan beberapa hewan darat dalam konsentrasi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 25 dari asam-asam lemak yang ada Winarno, F.G. 1992.

2.9. Adsorpsi

Adsorpsi merupakan peristiwa terikatnya partikel-partikel alir gas dan cair di permukaan zat padat atau zat cair lain. Adsorpsi terjadi apabila zat padat bersinggungan dengan gas atau zat cair, pada batas antara dua zat cair, dan pada permukaan larutan. Karena adsorpsi Universitas Sumatera Utara terjadi di permukaan maka daya adsorpsi suatu adsorben sangat bergantung pada luas permukaannya. Daya adsorpsi akan bertambah besar jika luas permukaan adsorben besar. Adsorpsi pada fase padat dapat diklasifikasikan ke dalam adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Dalam adsorpsi fisika, panas yang dihasilkan rendah yaitu sekitar 10000 kalori, kesetimbangannya cepat tercapai, dan bersifat dapat balik reversibel. Adsorpsi fisis terjadi karena adanya gaya Van der Waals. Jenis adsorpsi fisika dapat terlihat pada penjerapan berbagai gas oleh arang. Dalam adsorpsi kimia, panas yang dihasilkan tinggi dari 10000 – 100000 kalori, kesetimbangan adsorpsi tidak dapat balik nonreversibel Sulaiman, A.H. 1997. Adsorpsi hidrokarbon tak jenuh dalam substrat logam merupakan sebuah interaksi fisika lemah, yang dipengaruhi oleh adanya gaya van der Waals. Interaksi ini pertama kali dikembangkan oleh DCD Dewar, Chatt, dan Duncanson yang didasarkan pada konsep orbital terdepan dimana, akan terjadi donasi muatan dari orbital π tertinggi yang terisi ke logam dan substansi backdonation dari muatan logam yang terisi ke orbital π terendah yang tidak terisi.Shriver et al. 1999. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Alat

Dokumen yang terkait

Penggunaan Polistirena Sulfonat Sebagai Katalis Transesterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas) Berkadar Asam Lemak Bebas Tinggi

1 48 60

Adsorpsi Β-Karoten Dari Bahan Yang Mengandung Karotenoida Dengan Menggunakan Adsorben Sintetis Kalsium Polistirena Sulfonat

0 41 55

Studi Penggunaan Adsorben Sintetis Kalsium Maleat – Grafting – High Density Polyethylene (HDPE) Pada Pemisahan Karotenoid Dari Biodiesel Minyak Sawit

0 30 79

Sintesis Metil Ester Sulfonat Dari Asam Stearat Dan Metil Ester Sulfonat Dari Asam Oleat

5 56 83

Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat dari Sulfonasi Metil Ester Asam Lemak Minyak Kastor (Ricinus communis L)

4 43 67

Pengaruh Katalis H2SO4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate)

0 18 5

Adsorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Kalsium Polistirena Sulfonat Berderajat Sulfonasi 27% dan Desorpsinya Dengan Etanol

6 117 59

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemiri - Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

0 0 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

0 1 8

Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

0 0 13