Alasan Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

BAB II PROSEDUR PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PHK

DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. Alasan Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

Alasan-alasan yang dapat membenarkan suatu pemberhentianpemutusan dapat digolongkan dalam 3 tiga golongan yaitu : 22 1. Alasan-alasan yang berhubungan atau yang melekat pada pribadi buruh 2. Alasan-alasan yang berhubungan dengan tingkah laku buruh 3. Alasan-alasan yang berkenaan dengan jalannya perusahaan artinya demi kelangsungan jalannya perusahaan Alasan-alasan Terjadinya PHK Ada sepuluh alasan bagi perusahaan untuk mem-PHK Anda dengan mengacu kepada Undang-Undang No. 13 tahun 2003. 4. Pekerjaburuh melakukan Kesalahan Berat Setelah Mahkamah Konstitusi MK menyatakan Pasal 158 UU Ketenagakerjaan inkonstitusional, maka pengusaha tidak lagi dapat langsung melakukan PHK apabila ada dugaan pekerja melakukan kesalahan berat. Berdasarkan asas praduga tak bersalah, pengusaha baru dapat melakukan PHK apabila pekerja terbukti melakukan kesalahan berat yang termasuk tindak pidana. Atas putusan MK ini, Depnaker mengeluarkan surat edaran yang berusaha memberikan penjelasan tentang akibat putusan tersebut. 23 22 Sendjun H. Manulang, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm 121 23 Industrial Relation, Artikel Kasus PHK menjadi Kasus Terpopulerdi akses dari situs http:beritahr.wordpress.comcategoryindustrial-relationdi unduh tanggal 10 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang danatau uang milik perusahaan;Pasal 158, ayat 1 berbunyi, Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh dengan alasan pekerjaburuh telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut: 1 memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan; 2 mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai danatau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja; 3 melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja; 4 menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja; 5 membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan; 6 dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja; 7 membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau 8 melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 lima tahun atau lebih. Jenis kesalahan berat lainnya dapat diatur dalam PPPKB, tetapi apabila terjadi PHK karena kesalahan berat dalam PPPKB tersebut, harus mendapat izin Universitas Sumatera Utara dari lembaga yang berwenang. Demikian juga sebelum melakukan PHK, harus terlebih dahulu melalui mekanisme yang ditentukan, misalnya dengan memberi surat peringatan baik berturut-turut, atau surat peringatan pertama dan terakhir untuk jenis kesalahan berat yang ditentukan PPPKB. 24 1 pekerjaburuh tertangkap tangan; Namun, perlu kita ketahui bahwa alasan PHK berupa kesalahan berat yang dimaksud pada Pasal 158, ayat 1 harus didukung dengan bukti misalnya: a ada pengakuan dari pekerjaburuh yang bersangkutan; atau b bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi. 5. Pekerjaburuh Melakukan Diduga Tindak Pidana Istilah Tindak Pidana adalah berasal dari kata istilah yang dikenal dalam Hukum Belanda yaitu “Strafbaar Feit”. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS Hindia Belanda KUHP, tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan Strafbaar Feititu. Karena itu para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi dari istilah itu. Sayangnya sampai kini belum ada keragaman pendapat. 25 Menurut wujud dan sifatnya, tindak pidana ini adalah perbuatan- perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan-perbuatan ini juga merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan dengan atau menghambat akan terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat yang dianggap baik dan adil. 24 Adrian Sutedi,Op.Cit, hlm.74 25 Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, I, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2002, hlm.67 Universitas Sumatera Utara Dapat pula dikatakan bahwa perbuatan pidana ini adalah perbuatan yang anti sosial. Pasal 160, ayat 1 menyebutkan, Dalam hal pekerjaburuh ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan pengusaha, . 6. Pekerjaburuh Melakukan Pelanggaran Ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja Pasal 161, ayat 1 menyebutkan, Dalam hal pekerjaburuh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja,setelah kepada pekerjaburuh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut. Bila Anda tidak mengindahkan peraturan perusahaan dan tidak mengindahkan surat peringatan yang diberikan oleh perusahaan. ini bisa menjadi alasan PHK untuk pekerja. 7. Pekerjaburuh Mengundurkan Diri Salah satu jenis PHK yang inisiatifnya dari pekerjaburuh adalah pengakhiran hubungan kerja karena pekerjaburuh mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan dilakukan tanpa penetapan izin. Syarat yang harus dipenuhi apabila seorang pekerjaburuh mengundurkan diri agar mendapatkan hak-haknya dan mendapatkan surat keterangan kerjaeksperience letter adalah permohonan tertulis harus diajukan selambat-lambatnya 30 hari sebelum hari h tanggal pengunduran diri. Hal yang harus dilakukan pekerjaburuh yang mengundurkan diri adalah sebagai berikut : 1 Pekerjaburuh tidak terikat dalam ikatan dinas. 2 Selama menunggu hari, pekerjaburuh harus tetap melaksanakan kewajiban sampai tanggal pengunduran diri dari yang ditentukan. Universitas Sumatera Utara Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan pengganti formasi untuk jabatan dimaskud atau dalam rangka transfer of knowledge. 5. PHK Karena terjadi Perubahan Status, Pengabungan, Peleburan, atau Perubahan Kepemilikan Perusahaan. Apabila terjadi PHK karena terjadi perubahan status, penggabungan merger, peleburan konsolidasi atau perubahan kepemilikan perusahaan akuisisi, dan pekerjaburuh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja maka terhadap pekerjaburuh berhak atas uang pesangon satu kali dan uang pengganti hak. Apabila PHK yang terjadi disebabkan oleh perubahan status, merger, atau konsolidasi, dan pengusaha tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja dengan pekerjaburuh berhak uang pesangon dua kali, uang penghargaan masa kerja satu kali, dan uang pengganti hak.asal 163, ayat 1 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh dalam hal terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerjaburuh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja. 6. PHK karena Likuidasi Pasal 164, ayat 1 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 dua tahun, atau keadaan memaksa force majeur. Kerugian perusahaan yang dimaksud harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 dua tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik. Universitas Sumatera Utara 7. Perusahaan melakukan efisiensi Ini merupakan alasan phk yang sering digunakan. Pasal 164, ayat 3 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 dua tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa force majeur tetapi perusahaan melakukan efisiensi. 8. Perusahaan mengalami Pailit Pasal 165 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan pailit,..Kata pailit berasal dari bahasa Prancis; failite yang berarti kemacetan pembayaran.kepailitan diartikan sebagai suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya. Harta debitur dapat dibagikan kepada para kreditur sesuai dengan peraturan pemerintah. Dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan pailit adalah seseorang yang oleh suatu pengadilan dinyatakan bankrupt, dan yang aktivitasnya atau warisannya telah diperuntukkan untuk membayar hutang-hutangnya pengertian pailit dihubungkan dengan ketidakmampuan untuk membayar dari seorang debitor atas utang- utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan tersebut harus disertai suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik yang dilakukan secara sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan pihak ketiga. Maksud dari pengajuan permohonan tersebut sebagai bentuk pemenuhan asas publisitas dari keadaan tidak mampu membayar. Universitas Sumatera Utara Orang sering menyamakan arti pailit ini sama dengan bankrupt atau bangkrut dalam bahasa Indonesia. Namun, menurut penulis pengertian pailit tidak sama dengan bangkrut, karena bangkrut berarti ada unsur keuangan yang tidak sehat dalam suatu perusahaan, tetapi pailit bisa terjadi pada perusahaan yang keadaan keuangannya sehat, perusahaan tersebut dipailitkan karena tidak membayar utang yang telah jatuh tempo dari salah satu atau lebih kreditornya. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 26 9. Pekerjaburuh Memasuki Usia Pensiun Pasal 167 ayat 1 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena memasuki usia pensiun... Ini merupakan alasan PHK yang normal 10. Pekerjaburuh Mangkir Selama lima 5 hari berturut-turut Pasal 168, ayat 1 menyebutkan, Pekerjaburuh yang mangkir selama 5 lima hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 dua kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri. 26 http:id.answers.yahoo.comquestionindex?qid=20100121091038AA5F9h1 diakses 10 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara B. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja secara umum Pemutusan hubungan kerja adalah mengembalikan karyawan ke masyarakat. Hal ini disebabkan karyawan pada umumnya belum meninggal dunia sampai habis masa kerjanya. Oleh karena itu perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu yang timbul akibat dilakukannya tindakan pemutusan hubungan kerja. Di samping itu juga harus menjamin agar karyawan yang dikembalikan ke masyarakat harus berada dalam kondisi sebaik mungkin. 27 Pekerja harus diberi kesempatan untuk membela diri sebelum hubungan kerjanya diputus. Pengusaha harus melakukan segala upaya untuk menghindari memutuskan hubungan kerja. Pengusaha dan pekerja beserta serikat pekerja menegosiasikan pemutusan hubungan kerja tersebut dan mengusahakan agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja. Jika perundingan benar-benar tidak menghasilkan kesepakatan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Penetapan ini tidak diperlukan jika pekerja yang sedang dalam masa percobaan bilamana telah dipersyaratkan secara tertulis, pekerja meminta untuk mengundurkan diri tanpa ada indikasi adanya tekanan atau intimidasi dari pengusaha, berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja dengan waktu tertentu yang pertama, pekerja mencapai usia pensiun, dan jika pekerja meninggal dunia. 27 http:www.bikinsopperusahaan.com201211alasan-dan-prosedur-pemutusan- hubungan.html diakses 10 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara Pengusaha mempekerjakan kembali atau memberi kompensasi kepada pekerja yang alasan pemutusan hubungan kerjanya ternyata ditemukan tidak adil. Jika pengusaha ingin mengurangi jumlah pekerja oleh karena perubahan dalam operasi, pengusaha pertama harus berusaha merundingkannya dengan pekerja atau serikat pekerja. Jika perundingan tidak menghasilkan kesepakatan, maka baik pengusaha maupun serikat pekerja dapat mengajukan perselisihan tersebut kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. 28 Berikut ini diuraikan prosedur pemutusan hubungan kerja secara umum menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yakni: 29 1. Sebelumnya semua pihak pengusaha, pekerjaburuh, serikat pekerjaserikat buruh harus melakukan upaya untk menghindari terjadinya PHK Pasal 151 ayat 1 2. Jika tidak dapat dihindari, pengusaha dan serikat pekerjaserikat buruh atau pekerjaburuh mengadakan perundingan Pasal 151 ayat 2 3. Jika perundingan berhasil, buat persetujuan bersama 4. Jika tidak berhasil, pengusaha mengajukan permohonan penetapan secara tertulis disertai dasar dan alasan-alasannya kepada pengadilan hubungan industrial Pasal 151 ayat 3 dan Pasal 152 ayat 1. 5. Selama belum ada penetapanputusan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial, kedua pihak tetap melaksanakan segala kewajiban masing-masing. Di mana pekerjaburuh tetap menjalankan pekerjaannya dan pengusaha membayar upah Pasal 155 ayat 2. 28 http:betterwork.orgin-labourguide?page_id=1189lang=id diakses 10 Juli 2013 29 Abdul Khakim, Op.Cit, hlm 197 Universitas Sumatera Utara 6. Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan huruf e berupa tindakan skorsing kepada pekerjaburuh yang sedang dalam proses PHK dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima oleh pekerjaburuh Pasal 155 ayat 3. Khusus mengenai penanganan PHK missal yang disebabkan keadaan perusahaan, seperti rasionalisasi, resesi ekonomi dan lain-lain menyarankan sebelumnya agar melakukan upaya perbaikan.

C. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja oleh Pengusahaperusahaan

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Derajat Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Terhadap Tingkat Kecerdasan Pada Anak Di SD Negeri 067775 Kotamadya Medan

5 63 98

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL NOMOR 75 / G / 2006 / PHI – SBY ATAS PENOLAKAN PERMOHONAN PEKERJA AGAR PENGUSAHA MELAKUKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1 13 18

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM HAL PHK DI HOTEL GRAND AQUILA BANDUNG BERKAITAN DENGAN KEANGGOTAAN SERIKAT PEKERJA BERDASARKAN UU NOMOR 21 TAHUN 2000 JUNCTO UU NOMOR 2 TAHUN 2004.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DALAM MASA KONTRAK (Studi Kasus Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Nomor : 271/G/2009/PHI.Sby).

2 11 81

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UU NOMOR 2 TAHUN 2004

0 0 13

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubunga

0 2 16

BAB II PROSEDUR PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) - Prosedur Pengajuan PHK Melalui Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Studi Atas Putusan UU Nomor 2 Tahun 2004

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Pengajuan PHK Melalui Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Studi Atas Putusan UU Nomor 2 Tahun 2004

0 0 19

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DALAM MASA KONTRAK (Studi Kasus Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Nomor : 271/G/2009/PHI.Sby)

0 0 43

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL SEMARANG TENTANG PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (STUDI KASUS TENTANG PUTUSAN PERKARA NOMOR 27/PDT.S

0 0 12