digunakan untuk mereduksi harmonisa arus yang dihasilkan programmable logic control PLC.
4.3 Harmonisa Arus Setelah Pemasangan Passive Second Order Filter
Total distorsi harmonisa arus THDi hasil pengukuran dari programmable logic control PLC adalah 116,4. Setelah pemasangan passive second order filter diperoleh
total distorsi harmonisa arus THDi berkurang menjadi 17,59. Bentuk gelombang arus dan spektrum harmonisa arus setelah pemakaian passive second order filter
yang disimulasikan dengan program MATLAB Simulink dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan 4.4.
Gambar 4.3 Bentuk gelombang Arus Passive Second Order Filter
Gambar 4.4 Spektrum Harmonisa Arus Passive Second Order Filter Gambar diperoleh dari blok Power GUI bagian Fast Fourier Transform FFT
Analysis. Bentuk gelombang yang dihasilkan tidak sinusoidal, ini menunjukkan bahwa pada gelombang masih terdapat harmonisa tetapi kandungan harmonisanya
Universitas Sumatera Utara
lebih kecil dibandingkan dengan bentuk gelombang sebelum pemasangan passive second order filter.
Dari Tabel 3.4 telah diketahui bahwa terdapat tujuh orde harmonisa yang tidak sesuai standar IEC61000-3-2 Kelas D, yaitu , orde ke-3, orde ke-5, orde ke-7,
orde ke-9, orde ke-13, orde ke-17, dan orde ke-25. Setelah pemasangan passive second order filter dapat dilihat pada Tabel 3.6 diperoleh bahwa nilai arus orde ke-3
dari 0.2951 Ampere menjadi 0,0597 Ampere, orde ke-5 dari 0.215 Ampere menjadi 0.0566 Ampere, orde ke-7 dari 0,1319 Ampere menjadi 0,0355 Ampere, orde ke-9
dari 0,055 Ampere menjadi 0,0146 Ampere, orde ke-13 dari 0,0245 Ampere menjadi 0,0068 Ampere, orde ke-17 dari 0,0201 Ampere menjadi 0,0054 Ampere dan orde
ke-25 dari 0,0133 Ampere menjadi 0,0035 Ampere telah memenuhi standar IEC61000-3-2 kelas D, berdasarkan Tabel 3.6 terlihat bahwa passive second order
filter dapat digunakan untuk mereduksi harmonisa arus yang dihasilkan
Programmable Logic Control PLC.
4.4 Perbandingan Hasil Harmonisa dengan Menggunakan Passive Single