Metode Rancangan Penelitian Kerangka Operasional Defenisi Operasional Variabel Variabel bebas dan variabel terikat Instrumen Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sentra Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU , Laboratorium Patologi Anatomi RSU.H. Adam Malik dan praktek swasta di Medan.

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2009 hingga Desmber 2009 yang meliputi studi kepustakaan, pengumpulan data, pengumpulan sampel, penelitian dan penulisan.

3.2. Metode Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan analitik deskriptif, dimana pada tiap kasus tidak diberi perlakuan, namun hanya melihat hasil pulasan tampilan imunohistokimia CEA. Pengukuran variabelnya dilakukan hanya satu kali dan pada saat itu.

3.3. Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian mencakup sediaan blok parafin yang didiagnosa sebagai kolitis ulserosa,displasia dan adenokarsinoma kolon pada Universitas Sumatera Utara Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU dan praktek swasta di Medan

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sediaan blok parafin dari biopsi kolon yang diperoleh sejak Januari 2007 - Nopember 2009 arsip.

3.3.3. Besar Sampel

Besar sampel yang diperkirakan pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus : n = z.d 2 .p 1-p d 2 Keterangan : • n = jumlah populasi • z = tingkat kepercayaan 95 Æ z-score = 1,96. • p = proporsi seluruh lesi menurut Izhar N Baghwan 1996 50 Æ 0,25. • d = ketepatan 0,5 Hasil perhitungan : n = 1,96 x 0,5 2 x 0,5 0,5 2 = 42,6 Maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 43 sampel

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

Universitas Sumatera Utara Jaringan dari kolon yang telah didiagnosa kolitis ulserosa,displasia dan adeno karsinoma kolorektal

3.4.2. Kriteria Eksklusi

• Penyakit Crohn • Polip adenoma • Adenoma vilosum • Sediaan tidak adekuat

3.5. Kerangka Operasional

Kolonoskopi Biopsi Operasi Kriteria eksklusi Histopatologi Kolitis ulerosa,displasia dan Adenokarsinoma kolorectal Pewarnaan Imunohistokimia CEA Tampilan Imunoekspresi CEA Universitas Sumatera Utara

3.6. Defenisi Operasional Variabel

ƒ Kolitis ulserosa adalah penyakit autoimun dan penyakit infeksi non spesifik yang memiliki potensi menjadi keganasan. Insiden kolitis ulserosa meningkat dalam dua dekade terakhir. Kolitis Ulcerosa lebih banyak berjangkit pada daerah rectum dan sigmoid namun dapat meluas ke mukosa kolon proksimal segmen berikutnya. Berbeda dengan penyakit Crohn dimana usus yang terjangkit adalah ileum terminalis dan sekum, batas antara mukosa yang kena dengan mukosa normal jelas, sedang pada pada Kolitis Ulcerosa mukosa yang kena sifatnya difus dan batas sulit ditentukan. Kolitis Ulcerosa dimulai dengan mikroabsespada kripta dan kemudian beberapa abses bersatu membentuk ulkus melibatkan mukosa dan sub mukosa. Histopatologi pada pinggir ulkus terdapat infiltrasi sel radang neutrofil, limfosit dan sel plasma dan tidak dijumpai proses granulomatosa. Dalam perjalanan penyakit, Kolitis Ulserosa dibagi dalam 3 tahap: 1. Kolitis ulserosa dini aktif; 2. Kolitis ulserosa aktif kronik; dan 3. Kolitis ulseratif tenang

3.7. Variabel bebas dan variabel terikat

ƒ Variabel bebas adalah Kolitis ulserosa,displasia dan adenokarsinoma kolon. ƒ Variabel terikat adalah tampilan imunohistokimia CEA Carcinoembryonic antigen.

3.8. Prosedur Penelitian

Universitas Sumatera Utara

3.8.1. Pembuatan Sediaan Mikroskopis

Sediaan mikroskopis dibuat dengan cara sebagai berikut : 1. Blok parafin yang telah dikumpulkan, disimpan dalam freezer sampai cukup dingin, selanjutnya dipotong tipis dengan menggunakan mikrotom dengan tebal 4 μ m. Setiap blok parafin, dipotong sebanyak 2 kali, masing-masing untuk pulasan HE dan pulasan imunohistokimia CEA 2. . Sampel blok paraffin yang sudah dipotong tipis 4 μ m, selanjutnya ditempelkan pada objek gelas. 3. Untuk pulasan immunohistokimia CEA, digunakan kaca objek yang telah di coating agar jaringan dapat menempel pada kaca objek selama proses pulasan imunohistokimia. Proses pembuatan coating kaca objek gelas adalah sebaerikut : 1. Kaca objek direndam seluruhnya dalam aseton selama 10 menit 2. Masukkan dalam larutan APES 3-Aminopropyltriethoxysilene, Cat No.a 3548 sigma 5 ml + Aseton 195 ml selama 10 menit. 3. Kaca objek selanjutnya dicuci dengan akuades 4. Keringkan dalam inkubator dengan suhu 37 ° C selama semalaman 5. Kaca objek siap digunakan. Cara menempelkan potongan tipis pada kaca objek adalah menggunakan ujung pisau atau pinset yang runcing, potongan - potongan tipis dipisahkan dan diratakan dengan memasukkan potongan tersebut dalam air hangat, setelah mengembang pindahkan ke objek gelas. Selanjutnya, kaca objek yang mengandung potongan jaringan diletakkan diatas alat pemanas hot plate atau dimasukkan dalam air panas floating bath dengan temperatur 50-60 ° C. Setelah parafin melunak karena panas, potongan jaringan diletakkan dalam kaca objek Universitas Sumatera Utara kembali dan dikeringkan dengan cara menyandarkan pada alat pemanasan. Setelah kering, potongan jaringan siap untuk dipulas.

3.8.2. Prosedur Pulasan Imunohistokimia CEA

1. Siapkan preparat berupa potongan tipis jaringan 4 μ m yang sudah ditempelkan pada objek gelas yang telah dicoating . 2. Preparat yang siap dipulas dimasukkan dalam inkubator 1 mal 8 ° c 3. Deparafinisasi dengan mencelupkan preparat ke dalam cairan Xylol sebanyak 3 kali, masing-masing selama 5 menit 4. Rehidrasi dengan cara mencelupkan secara berurutan dalam Etanol 98 sebanyak 3 kali, masing-masing selama 5 menit, Alkohol 90, 80 dan 70, masing-masing selama 5 menit 5. Bilas dengan air mengalir selama 5 menit 6. Masukkan ke dalam H 2 O 2 0,3 dalam metanol dingin selama 15 menit 7. Bilas dengan akuades selama 5 menit 8. Masukkan ke dalam larutan Buffer Sitrat yang telah dipanaskan sebelumnya dalam microwave selama 5 menit dan kemudian sebanyak 2 kali selama 5 menit 9. Dinginkan selama 20 menit dalam suhu ruangan 10. Bilas dengan akuades selama 5 menit dan keringkan air di sekitar potongan jaringan 11. Tandai disekeliling potongan jaringan yang ingin dipulas dengan pap pen 12. Bilas dalam larutan PBS selama 5 menit 13. Bersihkan dari sisa cairan pencuci 14. Teteskan blocking serum pada sediaan yang telah ditandai dengan pap pen selama 5 menit 15. Bilas dalam larutan PBS selama 5 menit Universitas Sumatera Utara 16. Bersihkan dari sisa cairan pencuci 17. Teteskan antibodi primer CEA DAKO dengan pengenceran 1:50, inkubasi dalam tempat tertutup dengan suhu ruangan selama 60 menit 18. Bilas dalam larutan PBS sebanyak 2 kali, masing-masing selama 5 menit 19. Bersihkan dari sisa cairan pencuci 20. Teteskan dengan antibodi sekunder, biotinylated universal, inkubasi dalam tempat tertutup dengan suhu ruangan selama 10 menit 21. Bilas dalam larutan PBS sebanyak 2 kali, masing-masing selama 5 menit 22. Bersihkan dari sisa cairan pencuci 23. Teteskan dengan streptavidin-peroxidase conjugate, inkubasi dalam tempat tertutup pada suhu ruangan selama 10 menit 24. Bilas dalam larutan PBS sebanyak 2 kali, masing-masing selama 5 menit 25. Bersihkan dari sisa cairan pencuci 26. Teteskan larutan kromogen dab selama 5-10 menit 27. Bilas degan air mengalir 28. Counterstain dengan hematoksilin mayer selama 2 menit 29. Bilas dengan air mengalir 30. Dehidrasi dengan cara mencelupkan secara berurutan pada cairan alkohol 70, 80, 90 dan etanol 98 masing-masing 20 celupan 31. Masukkan dalam cairan xylol selama 3 menit 32. Teteskan entelan dan tutup dengan kaca penutup. Universitas Sumatera Utara 3.9. Alat dan Bahan Penelitian 3.9.1. Alat-alat Penelitian Alat-alat yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah : mikrotom, waterbath, hotplate, freezer, inkubator, staining jar, rak objek glass, rak inkubasi, pensil diamond, pipet mikro, timbangan bahan kimia, kertas saring, pengukur waktu, gelas erlenmeyer, gelas beker, tabungan sentrifuge 15 ml, microwave, spin master, thermolyte stirrer, gelas objek, kaca penutup, entelan dan mikroskop cahaya.

3.9.2. Bahan Penelitian

Pulasan imunohistokimia menggunakan metode Labelled Streptavidin Biotin Immunoperoxidase Complex, menggunakan Novostain Universal Detection Kit NCL-RTU-D Novocastra, Inggris. Antibodi primer yang digunakan adalah Monoclonal Mouse Anti-CEA ,Clone12- 140-10 dengan pengenceran 1 :50 -1:100. Novocastra Universal Detection Kit NCL-RTU-D terdiri dari : 1. 1 botol Blocking serum 2. 1 botol Biotinyllated Universal Secondary Antibody 3. 1 botol Streptavidin-Peroxidase Conjugate Larutan kromogen dab yang digunakan adalah liquid dab substrate kit ncl-l-dab novocastra, inggris : 3,3’- diaminobenzidine. Larutan PBS Phosphate Buffered Saline pH 7,2 ; terdiri dari : • Na 2 HPO 4 1,92 g • Na 2 H 2 PO 4 H 2 O 1,92 g • NaCl 5,90 g • Dalam Akuades 1,0 l Universitas Sumatera Utara Larutan Buffer Sitrat Sodium Citrate Buffer pH 6,0 terdiri dari : • 1,92 g citric acid dalam akuades 1 L • 0,5 ml tween 20 counterstain dengan menggunakan hematoksilin mayer.

3.10. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah hasil pulasan imunohistokimia CEA terhadap sampel sediaan jaringan kolitis ulserosa. Untuk penilaian terhadap pulasan imunohistokimia CEA adalah sebagai berikut : 1. Kontrol positif : karsinoma kolon yang telah diketahui positif 2. Kontrol negatif : kolitis ulserosa dengan antibodi primer yang digantikan dengan serum normal 3. Positif : pada sitoplasma dan membran sel berupa warna coklat. Imunoekspresi dihitung secara semikuantitatif sebagai berikut : Skor 0 : negatif bila tidak terwarnai Skor +1 : 10 sel yang terpulas fokal Skor +2 : 10-50 sel yang terpulas fokal Skor +3 : 50 sel yang terpulas difus Sel-sel tumor dengan skor 0 dan +1 dinilai sebagai tampilan lemah sedangkan dengan skor +2 - +3 di nilai sebagai tampilan kuat.

3.10. Teknik Analisa Data