Adenokarsinoma kolorektal Carcinoembryonic antigen dan Peranan pada kolitis ulserosa

Gambar 2.6. Positif displasia 2

2.4. Adenokarsinoma kolorektal

Di dunia kanker kolorektal menduduki peringkat ketiga pada tingkat insiden dan mortalitas. Pada tahun 2002 terdapat lebih dari 1 juta insiden kanker kolorektal dengan tingkat mortalitas lebih dari 50. 9,5 persen pria penderita kanker terkena kanker kolorektal, sedangkan pada wanita angkanya mencapai 9,3 persen dari total jumlah penderita kanker. 23 Insidens meningkat sesuai dengan usia, jarang sebelum usia 40 tahun kecuali pada individu dengan predisposisi genetic atau kondisi predisposisi seperti chronic inflammatory bowel disease. Faktor terjadinya kanker kolon yaitu adanya polip dan faktor genetik . Faktor genetik ini terdiri dari riwayat keluarga dan herediter kanker kolorektal dengan dijumpai allelic deletion dari 17p ditunjukkan pada ¾ dari seluruh kanker kolon, dan deletion dari 5q ditunjukkan lebih dari 13 dari karsinoma kolon. Dua sindrom ini, dimana mempunyai predisposisi menuju kanker kolorektal memiliki mekanisme yang berbeda, yaitu familial adenomatous polyposis FAP dan hereditary non polyposis colorectal cancer HNPCC. 24 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. World Health Organization Classification of Colorectal Carcinoma Adenocarcinoma Medullary carcinoma Mucinous colloid adenocarcinoma _50 mucinous Signet-ring cell carcinoma _50 signet-ring cells Squamous cell epidermoid carcinoma Adenosquamous carcinoma Small-cell oat cell carcinoma Undifferentiated carcinoma Other e.g., papillary carcinoma The term “carcinoma, NOS” not otherwise specified is not part of the WHO classification. Tabel 2.3. Prognostik factor adenocarcinoma colon Universitas Sumatera Utara sssssHHH Secara mikroskopis tampak kelenjar distorsi, inti sel sudah berlapis-lapis, pleomorfik, mitotik lebih banyak dan goblet sel hampir tidak ada. Gambar 2.7 7 Adenokarsinoma kolon 13

2.5. Carcinoembryonic antigen dan Peranan pada kolitis ulserosa

Penelitian korelasi ekspresi CEA dan aktivitas dengan pewarnaan ini untuk mendeteksi antigen walaupun sedikit didalam jaringan kolitis ulserosa dan hal ini dengan teknik jaringan yang difiksasi dengan formalin, blok parafin dan pewarnaan dengan carcinoembryonic antigen CEA, diharapkan adanya konfimasi sel-sel epitel abnormal pada mukosa. Hal ini berhubungan dengan lamanya menderita kolitis ulserosa. CEA dapat mendeteksi adanya adenocarcinoma colon Gold Freedman, karena mempunyai antigen yang sama homolog dengan jaingan kolon pada fetal. CEA terdiri dari oncofetal 200 kD glycoprotein bersifat heterogen yang biasannya disekresikan pada permukaan glycocalyx saluran cerna gastrointestinal. Pewarnaan dengan CEA penting digunakan pada karsinoma payudara, kolon, serviks dan ovarium, juga memberikan tampilan yang positif pada Universitas Sumatera Utara karsinoma pankreas, testis, kandung kemih dan granular cell myoblastoma, CEA akan memberikan hasil negatif pada tumor otak ,prostat ,kulit ,hati,esopagus dan mesothelioma. Pada pasien dengan kolitis ulserosa yang lama ,akan memberikan resiko untuk terjadinya displasia ringan-berat dan karsinoma kolorektal. Kolonoskopi adalah yang terbaik untuk menduga displasia atau kanker yang dilanjutkan dengan biopsi. 10-21

2.6. Pewarnaan Imunohistokimia untuk CEA