BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Kolitis ulserosa merupakan radang kronik non spesifik pada mukosa kolon yang dapat meluas ke bagian proksimal dan bersifat difus,
ulseratif dan sering kambuh setelah dalam priode tertentu secara klinis tenang. Insiden kolitis ulserosa pada pria dan wanita adalah sama.
Walaupun bisa mengenai semua umur namun paling sering pada umur 20-30 tahun dan 70-80 tahun.
1
Insiden kolitis ulserosa tampaknya meningkat dalam dua dekade terakhir, sementara insiden terjadinya displasia pada kolitis ulcerosa
sulit untuk diperkirakan, pada beberapa studi dikatakan bahwa 5 dari insiden terjadi setelah 10 tahun dan 25 terjadi setelah 20 tahun.
Secara keseluruhan insiden karsinoma kolorektal didapati pada 3- 43 penderita kolitis ulserosa setelah 25-30 tahun, maka resiko
peningkatan terjadinya karsinoma kira-kira 1-2 setelah 10 tahun pertama terkena penyakit kolitis ulserosa.
Kolitis ulserosa akan diteliti dengan pewarnaan imunohistokimia Carcinoembryonic antigen
CEA dengan menilai tampilan imunoekspresinya.
2-6
Carcinoembryonic antigen CEA disebut juga CD66e atau CEACAM5. CEA adalah protein yang ditemukan pada jaringan normal yang
terdapat pada usus, pankreas dan hati. Antibodi CEA tersedia dalam bentuk polyclonal pCEA maupun monoclonal mCEA.
7-11
Secara normal dapat dideteksi pada glycocalyx di dalam sel epitel janin, dalam hal ini berperan pada metastase sel kanker. Biasanya
Universitas Sumatera Utara
akan memberikan pewarnaan yang kuat pada adenokarsinoma. CEA memberikan intesitas yang lebih kuat pada karsinoma kolorektal
dibandingkan karsinoma gaster. Intesitas pada jenis adenokarsinoma lebih kuat dibandingkan jenis kanker lain. Luasnya lesi tidak
mempuyai hubungan dengan eratnya ekspresi pada kolon dan lambung. Tampilan CEA berhubungan dengan lokasi tumor di
kolorektal, tetapi bukan pada karsinoma lambung. Pewarnaan CEA sangat penting, sebab pada adenokarsinoma kolorektal berhubungan
dengan klinis tetapi secara histologi tidak terikat apakah tumor primer atau metastase. Pewarnaan CEA pada tumor primer biasanya
menunjukkan peningkatan CEA, begitu pula pada yang rekuren dan progresif. Korelasi yang baik untuk melihat antara tumor primer
dengan yang metastase termasuk mikrometastase ke kelenjar limfoid dapat diobservasi dengan baik. Biasanya CEA menunjukkan
gambaran yang positif pada sepanjang sel di daerah lumen kelenjar. Pewarnaan CEA juga menunjukkan hasil yang positif pada
karsinoma pankreas, tumor testis dan kandung kemih serta mioblastoma sel granular. Sedangkan pada tumor ganas otak, prostat,
kulit, hepatoma, karsinoma sel skuamus eosopagus dan mesotelioma hasilnya negatif.
12-16
Marker serologi CEA, tidak dapat digunakan untuk membedakan ganas dan jinak dari suatu lesi dikolon karena pada kebanyakan
penyakit yang benign seperti kolitis ulserosa, pemeriksaan serologi CEA meningkat, hal ini kemungkinan didalam lesi tersebut sudah
mulai mengalami proses malignansi.
14-17
Universitas Sumatera Utara
1.2. Identifikasi Masalah.