Pola Penguatan Komponen Penguatan

25

d. Pola Penguatan

Syaiful Bahri Djamarah 2005: 119 mengemukakan bahwa pola dasar pemberian penguatan adalah pola berkesinambungan dan pola sebagian-sebagian. Penguatan yang berkesinambungan adalah penguatan yang seratus persen dibutuhkan bagi tingkah laku kelas tertentu. Penguatan ini akan tepat, bila diberikan pada saat memulai pelajaran baru tetapi biasanya jarang sekali dapat dilakukan. Sedangkan penguatan yang sebagian-sebagian, adalah penguatan yang diberikan terhadap suatu respon tertentu tetapi tidak keseluruhan Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 119. Pola dan frekuensi pemberian penguatan akan berhubungan dengan kebutuhan individu, kepentingan, tingkah laku dan kemampuan yang merupakan prinsip-prinsip yang sangat penting Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 120 Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua pola dalam pemberian penguatan yaitu pola berkesinambungan dan pola sebagian-sebagian, di mana pola dan frekuensi pemberian penguatan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kepentingan, tingkah laku dan kemampuan siswa. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kekuatan dorongan yang diberikan oleh guru.

e. Komponen Penguatan

Syaiful Bahri Djamarah 2005: 120 menyebutkan bahwa dalam memberikan penguatan diperlukan penggunaan komponen 26 keterampilan yang tepat. Komponen tersebut yaitu: penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan kegiatan, penguatan mendekati, penguatan sentuhan dan penguatan tanda. Margaret E. Bell Gredler dalam Suwarna, dkk 2006: 77 mengemukakan dua komponen penguatan yang dipaparkan sebagai berikut: 1 Penguatan verbal Penguatan verbal diutarakan dengan menggunakan kata- kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Contoh penguatan verbal: pintar sekali, bagus, betul, seratus buat Nani 2 Penguatan non verbal Berikut ini empat bentuk penguatan non verbal, diantannya adalah: a Penguatan berupa gerakan mimik dan badan, misalnya: acungan jempol, senyuman, kerut kening, wajah cerah, dan lain sebagainya. b Penguatan dengan cara mendekati, misalnya: guru duduk dekat dengan siswa, berdiri di samping siswa, berjalan di sisi siswa. c Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi oleh siswa sebagai penguat. Misalnya, apabila 27 siswa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dia dapat diminta untuk membantu teman lainnya. d Penguatan berupa simbol dan benda, misalnya saja kartu bergambar, lencana, bintang dari plastik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua komponen utama yang diperlukan dalam memberikan penguatan. Kedua komponen tersebut adalah penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal meliputi kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan lain sebagainya yang diungkapkan pada siswa. Penguatan non verbal meliputi penguatan gestural, penguatan mendekati, penguatan kegiatan dan penguatan tanda. Komponen-komponen yang telah dipaparkan di atas merupakan komponen yang harus dimiliki oleh guru pada saat memberika penguatan pada siswa. Oleh karena itu, komponen tersebut dijadikan sebagai indikator untuk mengukur variabel penguatan pada penelitian ini yang berupa penguatan verbal dan penguatan non verbal.

f. Model Penggunaan Penguatan