Membudidayakan Tanaman Holtikultura KONDISI MATA PENCAHARIAN DESA PARBULUAN 1 1959-1998

dan kaum perempuan bertugas mengambil rotan. Mereka berangkat setiap jam 5 pagi dan pulang ketika matahari sudah mulai terbenam. Akan tetapi kaum laki-laki sengaja bermalam bersama di hutan karna mengingat jauhnya jarak dari perkampungan mereka. Dalam hal ini mereka sudah membawa bekal yang cukup untuk menginap di hutan. Sementara kaum ibu wajib pulang untuk mengurus anak mereka yang di rumah. Panen rotan dimulai dengan cara memotong batang yang sudah tua. Ketuaan batang ditandai dengan terkelupasnya pelepah daun pada batang rotan tersebut. Batang yang telah dipotong kemudian ditarik perlahan-lahan sampai dijumpai bagian batang yang pelepahnya masih melekat dengan kuat. Selanjutnya batang rotan dilingkarkan pada pohon terdekat dan dengan kuat dan cepat ditarik sehingga pelepah daun yang masih tersisa dapat terlepas. Kemudian batang dibersihkan dari daun-daunnya. Untuk rotan yang bergaris tengah besar, batangnya dipotong sepanjang 2-3 m, sedangkan yang bergaris tengah kecil dipotong sepanjang 5-7 m. Kualitas rotan biasannya ditentukan berdasarkan penampakan luar seperti kilapan, warna yag merata di seluruh permukaan batang, serta ada tidaknya cacat pada rotan tersebut. Di Desa Parbuluan 1 rotan mempunyai permukaan yang kuning mengkilat dengan lingkaran agak kelam di sekitar buku-bukunya. Rotan ini sendiri dijual ke daerah Samosir dan juga Medan yang langsung dijemput oleh toke rotan. Rotan tersebut bisa dijual perkilo 500 rupiah dan diikat dalam satu ikatan besar yang bisa mencapai berat 60 kiloan. Dalam mengambilnya di tengah hutan sangat susah karna banyak kulit luarnya sangat tajam dan seringkali membuat tangan yang memanen terluka.

3.3 Membudidayakan Tanaman Holtikultura

Tanaman holtikultura adalah mata pencaharian masyarakat Desa Parbuluan awal tahun 1978. Tanaman ini awalnya diperkenalkan orang karo dengan memberikan bibit kol kepada Gustav Sinaga. Tak lama kemudian, barulah bibit kentang dibudidayakan itupun Universitas Sumatera Utara asalnya dari tanah Karo. Lambat laun, tanaman ini ditanam secara bergantian. Terdapat beberapa proses yang dibudayakan masyarakat Desa parbuluan dalam mengolah tanaman holtikultura ini. 3.3.1 Kentang Lokasi penanaman kentang yang paling baik adalah tanah datar karena hama dan penyakit berkurang. Kegiatan persiapan lahan tanaman kentang hingga siap tanam mereka lakukan melalui beberapa tahap. Tahap awal dari kegiatan tersebut adalah perencanaan yang meliputi penentuan arah bedengan, terutama pada lahan berbukit, pembuatan selokan, pemeliharaan tanaman dan pemupukan. Tahap berikutnya adalah pengolahan tanah dengan cara pembajakan atau pencangkulan Mangobbak 9 Dalam mempersiapkan bibit perlu dilaksanakan pemeliharaan terhadap bibit sebelum dilaksanakan penanaman, dalam hal ini dilakukan seleksi untuk membuang yang rusak atau sedalam kurang lebih 30 cm hingga gembur, kemudian diistirahatkan selama 1–2 minggu. Pengolahan tanah dapat diulangi sekali lagi hingga tanah benar–benar gembur sambil meratakan tanah dengan garu atau cangkul untuk memecah bongkahan tanah berukuran besar. Pemupukan dasar adalah tahapan terakhir dari kegiatan persiapan lahan. Pupuk dasar yang terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik diberikan sebelum tanam. Pupuk organik diberikan pada permukaan bedengan kira–kira satu minggu sebelum tanam. Pemberian pupuk organik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan dicampurkan dengan tanah bedengan sampai kedalaman 20 cm ketika penggemburan tanah terakhir dan dengan diberikan pada lubang tanam. Pupuk anorganik yang berupa TSP diberikan sebagai pupuk dasar sebanyak 300 kg sampai 350 kg per hektar bersamaan dengan pemberian pupuk organik. Kebutuhan pupuk organik mencapai 20–30 ton per hektar. 9 Mangobbak adalah istilah kegiatan pengolahan tanah di Desa Parbuluan 1 Universitas Sumatera Utara sakit secara visual atau terlihat oleh mata telanjang sehingga akan diperoleh bibit yang berkualitas baik dan dapat berproduksi tinggi serta memberikan keuntungan yang cukup, bibit kentang bermutu harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Bibit bebas hama dan penyakit b. Bibit tidak tercampur varietas lain atau klon lain murni c. Ukuran umbi 30–45 gram berdiameter 35–45 mm bibit kelas 1 dan 45–60 gram berdiameter 45–55 mm bibit kelas 2 atau umbi belah dengan berat minimal 30 gram d. Umbi bibit tidak cacat dan kulitnya kuat Ciri umbi bibit yang siap tanam adalah telah melampaui istirahat atau masa dormansi selama 4 bulan sampai 6 bulan dan telah bertunas sekitar 2 cm. penanaman umbi bibit yang masih dalam masa dormansi atau belum bertunas pertumbuhannya akan lambat dan produktivitasnya rendah. Umbi bibit yang disimpan terlalu lama sampai pertumbuhan tunasnya panjang harus dilakukan perompesan lebih dulu yang dikerjakan sebelum masa tanam. Jika tidak dilakukan perompesan, tanaman akan tumbuh lemah. Waktu tanam yang sesuai sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Waktu tanam yang paling baik di daerah dataran tinggi adalah pada kondisi cerah. Khusus di dataran menengah waktu tanam yang paling baik adalah musim kemarau agar pada saat pembentukan umbi kentang keadaan suhu malam hari paling rendah. Penanaman bibit kentang yang paling baik biasannya dilakukan pada pagi atau sore hari. Penanaman pada siang hari dapat menyebabkan kelayuan sehingga tanaman terhambat pertumbuhannya, bahkan tanaman menjadi mati. Jarak tanam pada penanaman kentang biasannya sangat bervariasi tergantung varietasnya. Varietas Granola yang dibubidayakan di Di Desa Parbuluan 1 ditanam dengan jarak tanam 30 x 70 cm dengan kedalaman lubang tanam antara 8–10 cm. Universitas Sumatera Utara Penanaman bibit kentang yang paling sederhana yaitu dengan cara umbi bibit diletakkan dalam alur tepat di tengah–tengah dengan posisi tunas menghadap keatas dan jarak antara umbi bibit dalam alur adalah 25– 30 cm. Khusus di dataran menengah, jarak tanam diatur 50–30 cm untuk sistem bedengan atau 60–70 cm x 30 cm untuk sistem guludan. Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi hal–hal sebagai berikut : Pada awal pertumbuhan diperlukan ketersediaan air yang memadai. Pengairan harus rutin sekali seminggu atau tiap hari, tergantung cuaca dan keadaan air. Waktu pengairan yang paling baik adalah biasannya pagi hari atau sore hari saat udara dan penguapan tidak terlalu tinggi dan penyinaran matahari tidak terlalu terik. Cara pengairan adalah dengan sistem dileb digenangi hingga air basah, kemudian air dibuang melalui saluran pembuangan air Bibit yang tumbuh abnormal atau mati harus segera diganti atau disulam dengan bibit yang baru. Waktu atau periode penyulaman maksimum 15 hari setelah tanam. Cara penyulaman ialah dengan mengambil bibit yang mati, kemudian meletakkan umbi bibit yang baru dan menimbunnya sedalam kurang lebih 7,5 cm. Penyulaman dilakukan pagi atau sore hari. Penyiangan manggisgis dilakukan segera setelah terlihat adanya pertumbuhan rumput dengan memperhitungkan pula bila selesai kegiatan ini akan dilanjutkan dengan pembumbunan manambori. Waktu penyiangan umumnya saat tanaman kentang berumur 1 bulan. Cara menyiangi adalah mencabuti atau membersihkan rumput dengan alat bantu tangan atau kored. Penyiangan dilakukan secara berhati–hati agar tidak merusak perakaran tanaman kentang. Penyiangan sebaiknya dilakukan pada daerah kira– kira 15 cm disekitar tanaman . Pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali selama satu musim tanam yaitu pembumbunan pertama dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam, pembumbunan yang Universitas Sumatera Utara kedua dilakukan setelah umur 40 hari setelah tanam atau 10 hari setelah pembumbunan pertama. Tujuan pembumbunan ialah memberi kesempatan agar stolon dan umbi berkembang dengan baik, memperbaiki drainase tanah, mencegah umbi kentang yang terbentuk terkena sinar matahari dan mencegah serangan hama. Cara pembumbunan adalah menimbun bagian pangkal tanaman dengan tanah sehingga terbentuk guludan–guludan. Ketebalan pembumbunan pertama kira – kira 10 cm, pembumbunan kedua juga kira-kira 10 cm sehingga ketinggian pembumbunan mencapai kira–kira 20 cm. Pemberian pupuk susulan dilakukan dengan menyebar pupuk itu di sekeliling tanaman pada jarak 10 cm dari batang tanaman dengan dosis sekitar 10–20 g per tanaman atau diberikan pada barisan diantara tanaman kurang lebih 20–25 cm kemudian segera menimbunnya dengan tanah sambil membumbun. 3.3.2 Kubis Kol atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala 2500-2000 SM dan merupakan tanaman yang dipuja dan dimuliakan masyarakat Yunani Kuno. Mulanya kol merupakan tanaman pengganggu gulma yang tumbuh liar disepanjang pantai laut Tengah, di karang-karang pantai Inggris, Denmark dan pantai Barat Prancis sebelah Utara. Kol mulai ditanam di kebun-kebun Eropa kira-kira abad ke 9 dan dibawa ke Amerika oleh imigran Eropa serta ke Indonesia abad ke 16 atau 17. Pada awalnya kol ditanam untuk diambil bijinya. Sebagai bahan pangan untuk keperluan masakan seperti sup, sayur lodeh, pecel, lotek dan lain-lain atau dimakan langsung lalapan bersama menu lain. Manfaat lain dapat dibuat produk makanan instan seperti mie, makanan ringan dan makanan cepat saji lainnya. Universitas Sumatera Utara Di bidang kesehatan, dapat digunakan sebagai pencegah dan obat sariawan, penyakit beri-beri, penyakit Xerophthalmia, radang syaraf, lemahnya otot-otot, luka-luka pada tepi mulut, dermatitis bibir menjadi merah dan radang lidah, kandungan niacin dapat mencegah penyakit palagra dan pembentuk tulang dan gigi. Pembibitan biasannya dilakukan Masyarakat Desa Parbuluan 1 berada di belakang rumah. Bibit ini juga dibuat pagar supaya tidak diganggu oleh hewan peliharaan mereka sekaligus untuk mempermudah dalam perawatan. Perawatan dimaksud adalah dengan menyiramnya pada pagi dan sore hari. Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: a Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat. b Benih harus bebas hama dan penyakit. c Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran. d Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat. e Mempunyai daya kecambah 80. f Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air. Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalah sebagai berikut: 1. Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat C selama 15-30 menit. 2. Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang baik akan tenggelam. Universitas Sumatera Utara 3. Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat berkecambah. Benih harus disemai dan dibumbun sebelum dipindah tanam ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung koker. Bumbung dapat dibuat dari daun pisang, kertas makanan berplastik atau polybag kecil. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi persemaian antara lain: 1 tanah tidak mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang merugikan; 2 lokasi mendapat penyinaran cahaya matahari cukup; dan 3 dekat dengan sumber air bersih. Penyemaian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Penyemaian di bedengan Sebelum bedengan dibuat, lahan diolah sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan selebar 110-120 cm memanjang dari arah utara ke selatan. Kemudian mereka menambahkan ayakan pupuk kandang halus dan dicampurkan dengan tanah dengan perbandingan 1:2 atau 1:1. Bedengan dinaungi dengan naungan plastik, jerami atau daun-daunan setinggi 1,25-1,50 m di sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat. Penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata di atas bedengan atau disebar di dalam barisan sedalam 0,2-1,0 cm. Cara pertama memerlukan benih yang lebih sedikit daripada cara kedua. Sekitar 2 minggu setelah semai, bibit dipindahkan ke dalam bumbung. Bumbung dapat dibuat dari daun pisang atau kertas berplastik dengan ukuran diameter 4-5 cm dan tinggi 5 cm atau berupa polibag 7x10 cm yang memiliki dua lubang kecil di kedua sisi bagian bawahnya. Bumbung diisi media campuran ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:2 atau 1:1. Keuntungannya adalah hemat waktu, permukaan petak semaian sempit dan jumlah benih persatuan luas banyak. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaan benih banyak, penyiangan gulma sukar, memerlukan tenaga kerja terampil terutama saat pemindahan bibit ke lahan. Universitas Sumatera Utara 2. Penyemaian di bumbung koker atau polybag Biasanya dengan menanam benih langsung ke lahan. Kelebihannya adalah waktu, biaya dan tenaga lebih hemat, tetapi kelemahannya adalah perawatan yang lebih intensif. 1.Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari tergantung cuaca. 2.Pengatur naungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai pukul 15.00. Diluar waktu diatas, cahaya matahari terlalu panas dan kurang menguntungkan bagi bibit. 3.Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumputgulma lainnya yang tumbuh disela-sela tanaman pokok. 4.Dilakukan pemupukan larutan urea dengan konsentrasi 0,5 gramliter dan penyemprotan pestisida ½ dosis jika diperlukan. 5.Hama yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut, siput, bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dan cendawan. Sedangkan, penyakit adalah penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasan digunakan Insektisida dan fungisida seperti Furadan 3 G, Antrocol, Dithane, Hostathion dan lain-lain. Pemindahan dilakukan bila bibit telah mempunyai perakaran yang kuat. Bibit dari benihbiji siap ditanam setelah berumur 6 minggu atau telah berdaun 5-6 helai, sedangkan bibit dari stek dapat dipindahkan setelah berumur 28 hari. Pemindahan bibit dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Sistem cabut, bibit dicabut dengan hati-hati agar tidak merusak akar. Bila disemai pada polybag, pengambilan bibit dilakukan dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag Universitas Sumatera Utara ditepuk-tepuk perlahan hingga bibit keluar. Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang atau daun kelapa, bibit dapat ditanam bersama bumbungnya. 2. Sistem putaran, caranya tanah disiram dan bibit dengan diambil beserta tanahnya 2,5-3 cm dari batang dengan kedalaman 5 cm. Tanah biasannya digemburkan dan dibalik dengan dicangkul atau dibajak sedalam 40- 50 cm, dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan diberi pupuk dasar. Setelah itu, dibiarkan terkena sinar matahari selama 1-2 minggu untuk memberi kesempatan oksidasi gas-gas beracun dan membunuh sumber-sumber patogen.` Bedengan dibuat dengan arah Timur-Barat, lebar 80-100 cm, tinggi 35 cm dan panjang tergantung keadaan lahan. Lebar parit antar bedengan ± 40 cm parit pembuangan air PPA 60 cm dengan kedalaman 30 cm PPA 60 cm. Fungsi untuk menaikkan pH tanah dan mencegah kekurangan unsur hara makro maupun mikro. Dosis pengapuran bergantung kisaran angka pH-nya, umumnya antara 1-2 ton kapur per hektar. Jenis kapur yag digunakan antara lain: Captan calcit dan Dolomit. Bedengan siap tanam biasannya diberi pupuk dasar yang banyak mengandung unsur Nitrogen dan Kalium, yaitu Za, Urea, TSP dan KCl masing-masing 250 kg, serta Borax atau Borate 10-20 kgha. Pemberian pupuk kandang dilakukan sebanyak 0,5 kg per tanaman. Penentuan pola tanam tanaman sangat bergantung kesuburan tanah dan varietas tanaman dengan jarak tanam 50 x 50 cm. Pola penanaman ada dua yaitu larikan dan teratur seperti pola bujur sangkar; pola segi tiga sama sisi; pola segi empat dan pola barisan barisan tunggal dan barisan ganda. Pola segi tiga sama sisi dan bujur sangkar tergolong baik karena didapatkan jumlah tanaman lebih banyak Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran garis tangan 20-25 cm sedalamnya. Universitas Sumatera Utara 1. Waktu tanam yang baik dilaksanakan pada pagi hari antara pukul 06.00-10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00, karena pengaruh sinar matahari dan temperatur tidak terlalu tinggi. 2. Memilih bibit yang segar dan sehat tidak terserang penyakit ataupun hama. 3. Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang atau, ditanam bersama dengan bumbungnya, bila disemai pada polybag plastik maka dikeluarkan terlebih dahulu dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk secara perlahan hingga bibit keluar dari polybag. 4. Bila disemai dalam bedengan diambil dengan solet sistem putaran, caranya menggambil bibit beserta tanahnya sekitar 2,5-3 cm dari batang sedalam 5 cm. 5. Bibit segera ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikit-demi sedikit dan tekan tanah perlahan agar benih berdiri tegak. 6. Siram bibit dengan air sampai basah benar. Penjarangan dilakukan saat pemindahan bibit ke lahan, yaitu saat bibit berumur 6 minggu atau telah berdaun 5-6 helai semaian biji atau berumur 28 hari semaian stek. Bila bibit disemai pada bumbung maka penjarangan tidak dilakukan. Sedangkan penyulaman hampir tidak dilakukan karena umur tanaman yang pendek 2-3 bulan. Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan atau bila terdapat tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak sistem perakaran tanaman, bahkan pada akhir penanaman sebaiknya tidak dilakukan. Pembumbunan dilakukan bersama penyiangan dengan mengangkat tanah yang ada pada saluran antar bedengan ke arah bedengan berfungsi untuk menjaga kedalaman parit dan ketinggian bedeng dan meningkatkan kegemburan tanah. Universitas Sumatera Utara Perempelan cabangtunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin untuk menjaga tanaman induk agar pertumbuhan sesuai harapan, sehingga zat makanan terkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin. Pemupukan susulan I dilakukan dengan urea 1gram per tanaman melingkari tanaman dengan jarak 3 cm disaat tanaman kelihatan hidup untuk mendorong pertumbuhan. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 10-14 hari dengan dosis 3-5 gram, dengan jarak 7-8 cm. Pemupukan ketiga dilakukan pada umur 3-4 minggu dengan dosis 5 gram pada jarak 7-8 cm. Bila pertumbuhan belum optimal dapat dilakukan pemupukan lagi pada umur 8 minggu. Waktu pemberian air sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada musim kemarau, pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga. Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis ringan. Untuk penanggulangan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan dosis tepat, agar hama dapat segera ditanggulangi. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam menanggulangi hama sangat beragam tergantung dengan hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama tersebut. Pemeliharaan Lain Hal-hal yang penting dalam merawat tanaman adalah: 1. Menghindari pelukan pada tanaman karena luka pada tanaman merupakan salah satu jalan yang efektif dalam penularan penyakit dan sangat disukai oleh hama. 2. Dalam pemupukan, pupuk tidak boleh mengenai tanaman dan harus selalu diikuti dengan penyiraman. Panen  Ciri dan Umur Panen Ciri-ciri kemasakan kubis adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a Krop kubis mengeras dengan cara menekan krop kubis. b Daun berwarna hijau mengkilap. c Daun paling luar sudah layu. d Besar krop kubis telah terlihat maksimal Pemetikan yang kurang baik akan menimbulkan kerusakan mekanis yang menyebabkan krop kubis terinfeksi patogen sehingga mudah pembusukan. Langkah-langkah dalam memetik kubis: a memilih kubis yang telah tua dan siap dipetik. b Memetik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Pemotongan dilakukan pada bagian pangkal batang kubis. c Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian dilakukan pemetika pada kubis yang telah terkena infeksi patogen. Kol merupakan tanaman sekali panen, sehingga periode panen sama dengan periode tanam. Produksi kubis bergantung dengan varietas. Secara umum per tanaman menghasilkan 0,75-4 Kg, daerah tadah hujan dengan pemeliharaan semi intensif 25-35 ton per hektar dan dengan pemeliharan intensif 85 ton per hektar. Setelah dipetik, kubis dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan kubis yang tinggi kwalitas dan kwantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar. Penyortiran untuk memisahkan krop kubis baik dan bermutu dari yang kurang baik atau rusak, seperti retak, lecet dan kerusakan lainnya. Penggolongan bertujuan untuk mengolongkan krop ke dalam mutu kelas I, kelas II dan seterusnya berdasarkan jumlah daun pembungkus krop, keseragaman bentuk, Universitas Sumatera Utara keseragaman ukuran, kepadatan krop, kadar kotoran maksimum, kecacatan kubis maksimum dan panjang batang kubis maksimum. Penyimpanan kubis harus memperhatikan varietas kubis, suhu, kelembaban dan kadar air. Pada suhu 32-35 derajat F dan kelembaban udara 92-95, kubis dapat disimpan 4-6 bulan kubis kadar air tinggi dan 12 bulan kubis kadar air rendah dengan kehilangan berat sebesar 10. Di Desa Parbuluan penyimpanan kubis disimpan di gudang yang terbuat dari kayu. Pengemasan kol ini banyak dilakukan oleh kaum ibu-ibu. Akan tetapi dalam pelaksanaannya terlebih dahulu kol tersebut dikurangi daun yang rusak dikopek. Baru dipangkal kol tersebut ditaruh kapur. Tujuannya adalah supaya kol tidak mudah busuk. Kemudian kubis disajikan dalam bentuk untuh dan segar dikemas dalam keranjang bambu yang berpenyangga dengan berat netto 10 kg, 5 kg atau 20 kg, atau kotak karton dengan berat netto 10-20 kg. Pengemasan produk biasanya dilakukan dengan polyetiline yang diberi lubang-lubang kecil. Kemasan krop ini kemudian dimasukkan ke dalam doos karton atau keranjang plastik. Selain itu, pengemasan juga dilakukan dengan koran bekas dan dalam pengangkutan kemasan perlu dimasukkan ke dalam kotak atau peti kayu dengan kapasitas 25-30 kgpeti. Selain itu, kubis juga biasannya disimpan ke dalam keranjang yang terbuat dari bambu. Dan setelah itu diangkut dengan Truk Fuso untuk diekspor ke Malaysia dan Singapura melalui Tanah Karo. Dan kegiatan ini dilakukan oleh kaum lelaki. Melihat banyaknya manfaat kubis dalam kesehatan bagi masyarakat, dan ditunjang harga yang murah, maka potensi pasar untuk kubis sangat terbuka. Peluang pasar komoditi ini tidak hanya terbatas didalam negeri, namun juga telah menjangkau ke beberapa negara lain seperti taiwan, Malaysia, Hongkong, Singapura, Jepang, Jerman dan lain-lain. Hal ini Universitas Sumatera Utara ditunjukkan dengan produksi yang keluar dari Desa Parbuluan 1. Setiap harinya produksi bisa mencapai 20 ton. Di Desa Parbuluan ekspor tanaman palawija ini dimulai sejak tahun 1985. Melihat kenyataan diatas, dapat diperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan permintaan terhadap komoditi ini dari tahun ke tahun, apalagi jika melihat kenyataan peningkatan jumlah penduduk dunia, sehingga peluang pasar komoditi ini masih sangat menjanjikan. Pemasaran tanaman kentang dan kubis adalah dilakukan bersamaan. Penanaman komoditi ini selalu dilakukan bergantian. Apabila tanaman kentang sudah panen, maka lahan bekas penanaman ini akan ditanam lagi kubis, kemudian seterusnya. Akan tetapi, terkadang ditanami juga labu, jagung, dan mentimun walaupun tidak banyak. Tetapi kondisi perekonomian seperti sekarang ini membuat pengembangan komoditi ini terganggu bahkan menurun. Hal ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi akibat meningkatnya harga pupuk dan pestisida dan terjadinya over produksi yang tidak diikuti dengan upaya untuk mempertahankan kondisi komoditi untuk sasaran ekspor. Kondisi ini membuat banyak petani meninggalkan komoditi ini. Tetapi pada kondisi normal komoditi ini sangat komersial. 3.3.3 Tunas Kol . Biasanya selesai dipanen, tanaman kol akan dibabat habis dan dibongkar. Akan tetapi, permintaan pasar sangat mumpuni agar petani memelihara tunggul kol itu, membumbun, dan memupuknya, sampai keluar tunas, yang disebut “keciwis”. Harga baby kubis juga masih sangat terjangkau oleh masyarakat lapis bawah, dibandingkan dengan kembang kol, terlebih brokoli. Sebab baby kubis sebenarnya merupakan produk “limbah” dari budidaya kol. Petani sudah mendapat keuntungan dari panen kol, dan baby kubis adalah produk sampingannya. Kol atau kubis, adalah komoditas kubis, yang daun mudanya memadat membentuk kepala. Universitas Sumatera Utara Dikenal kepala dengan bulatan penuh kol bulat, bulatan pipih kol gepeng, atau bulatan yang meruncing bagian ujungnya. Baby kubis yang berkembang menjadi salah satu komoditas sayuran di Indonesia, sebenarnya merupakan substitusi dari kubis tunas atau kol brusel brussels sprouts, Brassica olevacea var. gemmifera DC.. Disebut kubis tunas, karena “kepala” nya justru terbentuk pada tunas yang tumbuh memenuhi seluruh batang. Disebut kol brusel, karena pada jaman jenis kubis ini sudah mulai dikenal dan dibudidayakan pada jaman Kekaisaran Romawi Kuno. Sentra budidaya kol brusels, berlokasi di kawasan yang sekarang dinenal sebagai Belgia, dengan ibu kota Brusel. Kalau batang kubis biasa pendek, dan hanya daunnya yang berkembang melebar kemudian memadat, maka batang kol brusel justru memanjang, dengan daun yang kecil, dengan jarak antar tangkai daun cukup jarang. Pada masing-masing ketiak daun inilah akan tumbuh tunas. Daun tunas kol brusel berukuran kecil-kecil, tumbuh saling menangkup, dan langsung memadat membentuk kepala. Bentuk kepala kol brusel umumnya bulat, berukuran sekitar 5-7 cm, dengan warna bagian luar tetap hijau. Tunas yang memadat membentuk kepala inilah yang dipanen. Meskipun tunas kol brusel langsung memadat, namun tingkat kepadatannya tidak bisa seperti kepala kol bulat, maupun kol gepeng. Hingga tunas kol biasa pun, yang juga tidak terlalu padat, bisa menjadi alternatif pengganti kol brusels. Tidak pernah ketahuan dengan jelas, kapan dan di manakah di Indonesia pertama kali tunas kol biasa dijadikan sebagai substitusi kol brusels. Juga tidak ketahuan, mengapa tunas kol ini disebut keciwis. Tidak ketahuan pula sejak kapan, keciwis, yang merupakan pengganti kol brusel, kemudian disebut sebagai baby kol atau baby kubis. Sebutan ini memang terkesan lebih tepat untuk menjangkau pasar menengah ke atas. Dan seperti biasa, begitu masyarakat menengan ke atas menerima komoditas ini, maka masyarakat luas akan ikut pula menerumanya. Hingga Universitas Sumatera Utara sekarang, di warung-warung kecil serta tukang sayuran kelinling, sudah menjajakan baby kol, yang dikemas dalam kantung plastik bening. Memasak baby kol memang terkesan lebih bergengsi dibanding memasak keciwis. Petani senang sekali membudidayakan keciwis, sebab sebenarnya mereka sama sekali tidak perlu mengeluarkan modal lagi. Setelah kol dipanen, biasanya tonggak tanaman itu dibongkar. Untuk menghasilkan baby kol, daun-daun tua itu dipotong sebagian. Kemudian tanaman dibumbun. Setelah tunas tampak mulai tumbuh, petani memupuk tonggak kubis itu dengan urea. Kalau kol baru bisa dipanen setelah sekitar tiga bulan, maka keciwis sudah bisa dipanen dalam waktu 1,5 bulan. Sambil menunggu panen keciwis, petani mulai menanam komoditas lain, di sela-sela tonggak kubis itu. Keciwis dipanen dengan memotong batang kol, dan memetik tunas-tunas yang telah membulat menjadi kepala itu, satu per satu. Dibanding dengan kol brusel, kepala keciwis memang lebih rendah tingkat kepadatanannya. Meskipun demikian, pasar tetap menerima komoditas kubis tunas ini apa adanya, karena masyarakat kita memang belum pernah mengenal kol brusel sebelumnya. Aneka sayuran baby ini, dipercaya masyarakat bisa mendatangkan kesehatan, karena belum banyak tercemar pupuk kimia dan pestisida. Tetapi sayuran baby tetap dibedakan dengan sayuran organik. Sebab produksinya tetap menggunakan sistem konvensional, yakni dengan pupuk kimia dan pestisida. Tetapi karena sudah dipanen ketika masih sangat muda, maka penggunaan pupuk kimia dan pestisidanya masih sangat rendah. Selain itu, sayuran baby juga lebih renyah dan mudah dicerna karena masih sangat lunak. Universitas Sumatera Utara Prinsip utama agroindustri sayuran baby adalah, pemanenan dilakukan sejak dini. Selain untuk pasar lokal dalam negeri, agroindustri sayuran baby juga banyak diminta oleh pasar ekspor. Namun persyaratannya jauh lebih ketat. Selain persyaratan budidaya, ukuran masing-masing jenis sayuran juga harus seragam. Hingga panen misalnya, harus dilakukan dua kali pagi dan sore. Kalau ada buah yang terlewat dipanen pagi hari, maka sorenya sudah tidak bisa dipanen lagi, sebab ukurannya sudah lebih panjang beberapa milimeter. Selain ukuran panjang atau bobotnya yang harus tepat, bentuk sayuran baby juga harus sempurna. Tidak boleh ada yang bengkok, cacat kulitnya atau cacat fisik lainnya. Hingga pemeliharaan sayuran baby, tingkat kesulitan dan kerumitannya lebih tinggi. Meskipun jangka waktunya lebih singkat. Pada sayuran baby yang berupa buah seperti buncis, kadang panjang dan ketimun, penentuan ukuran ini mudah dilakukan. Pada baby corn, seleksi baru dilakukan setelah dilakukan pengupasan sebagian kulit. Sebab ketika masih terbungkus kulit, kita belum bisa tahu berapa ukurannya dan bagaimana bentuknya. Yang agak berbeda adalah baby kubis atau keciwis. Jenis sayuran ini bukan kubis kol yang dipanen muda. Sebab tanaman kol yang dipanen muda, belum membentuk krop, akan mirip dengan kailan. Bedanya, batang kailan menggembung besar, meskipun tidak sampai membulat seperti pada kohlrabi Brassica oleracea var. gonggylodes L.. Keciwis sebenarnya merupakan imitasi dari kol brusel. Kol brusel atau brusels sprouts Brassica olevacea var. gemmifera DC. adalah kubis yang tidak membentuk krop di ujung tanaman, melainkan pada tunas yang bertumbuhan pada batang. Hingga krop kol brusel kecil-kecil. Di Indonesia, kol brusel tidak lazim ditanam. Beda dengan kembang kol Brassica olevacea var. botrytis L. sub var. cauliflora dan kubis bunga hijau atau brokoli, sprouting Universitas Sumatera Utara broccoli Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cymosa Lam, yang sudah banyak dibudidayakan. Tetapi permintaan terhadap baby kubis ternyata cukup besar. Bahkan juga permintaan dari pasar ekspor. Para petani pun kemudian mencoba memelihara pokok tanaman kubis biasa Brassica olevacea var. capitata L. f. alba DC, yang sudah dipanen kropnya. Tunggul kubis ini kemudian dibumbun dan dipupuk, hingga dari batangnya akan keluar tunas. Inilah yang disebut baby kubis atau keciwis. Bentuk dan sifat baby kubis tentu beda dengan kol brusel. Umumnya bentuk baby kubis lebih meruncing di bagian ujungnya. Selain itu, kropnya juga sulit untuk terbentuk sempurna seperti halnya pada kol brusel. Tetapi kelemahan keciwis ini justru disukai konsumen dalam maupun luar negeri. Selain itu, harga keciwis yang sebenarnya merupakan tanaman sisa ini, pasti lebih murah dibanding dengan harga kol brusel yang memang sengaja dibudidayakan. Terlebih lagi, keciwis biasanya dipelihara bersamaan dengan tanaman lain yang ditumpangsarikan dengan kol. Artinya, keciwis itu sengaja dipelihara sambil menunggu tanaman tumpangsarinya tumbuh. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 DAMPAK MATA PENCAHARIAN NILAM, KAYU, DAN TANAMAN