78
biasanya akan membantu dengan senang hati apabila pemimpinya sedang mengalami kesusahan. Begitu juga yang dilakukan Bapa Sangiar terhadap
Nurdin. Setelah pembahasan tentang latar di atas dapat disimpulkan bahwa
Novel KSP mempunyai unsur latar berupa latar waktu, latar tempat, dan latar sosial. Latar waktu dari Novel KSP berkisar tahun 700 Masehi pada
masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dengan rajanya Harun Al Rasyid. Sedangkan latar tempat berada di Irak yang beribukota di Bagdad. Latar
sosial dari Novel KSP merupakan latar sosial kerajaan dan rakyat biasa.
4.2 Tema
Tema dalam Novel KSP adalah percintaan dan kesetiaan. Novel KSP menceritakan tentang percintaan antara Kembang saka Persi dan seorang pemuda
bernama Nurdin. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Sabanjure, ora pisan pindho bae Nurdin lumebu ing kamare
Kembang saka Persi mau lan dhongin endhong, loro-lorone padha kekarepane, perjanji arep urip bebarengan wong loro.
KSP, hlm. 17 Selanjutnya, sering Nurdin masuk ke kamar Kembang saka
Persi, dua-duanya memiliki keinginan yang sama, berjanji akan hidup bersama berdua. KSP, hlm. 17
Kutipan di atas menunjukkan kalau diantara Nurdin dan Kembang saka Persi telah tumbuh rasa cinta meskipun kemungkinan untuk mereka bersatu sangatlah
kecil. Mereka tetap berjanji akan selalu bersama meskipun rintangan yang membentang dihadapan mereka sangatlah sulit untuk dilewati karena mereka
harus berhadapan dengan Prabu Zinebi.
79
Kesetiaan cinta di antara keduanya sangat diuji ketika Nurdin mendapatkan masalah. Nurdin mengalami kehancuran setelah ditinggal oleh ayahnya yaitu
Patih Khakan. Semua materi yang ia punya habis terjual hanya demi kepuasaan sesaat. Setelah semua hartanya habis, Kembang saka Persi menginginkan dirinya
untuk dijual demi mencukupi kebutuhan Nurdin. Ia tidak ingin Nurdin hidup susah. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan berikut.
Wangsulane Kembang: “Dhuh-dhuh kangmas Nurdin ingkang kula tresnani. Kula mangertos, manawi panjenengan
punika mila asih saestu dhateng badan kula. Nanging, lajeng kados pundi salajengipun manawi kawontenan panjenengan
kados makaten. Punika naminipun rak lajeng tiwas tuwas, katresnanan ingkang tanpa tanja. Yektosipun kemawon, kula
ugi anresnani panjenengan. Nanging yen ta gesang kita mboten saged tumata lan kula mboten saged damel
mareming panggalih panjenengan, punika kula wastani inggih: aladene. Mila, sampun ta panjenengan dhahar atur
kula. Suwawi kula panjenengan sade ing peken. Mangke angsal-angsalanipun kagema pawitan gegramen ing manca
nagari…..” KSP, hlm. 29 Kembang menjawab: “Dhuh-dhuh Mas Nurdin yang saya
cintai. Saya mengerti, kalau kamu masih menginginkan saya. Tetapi, mau bagaimana lagi kalau keadaanmu seperti ini. Itu
namanya celaka, cinta yang tanpa semestinya. Jujur saja, saya juga mencintai kamu. Tetapi apabila kita tidak bisa menata
hidup dan saya tidak bisa menyenangkan kamu, semua itu saya rasa tidak baik. Maka, dengarkanlah kata-kataku. Jualah
saya di pasar. Nanti hasilnya gunakanlah untuk usaha di luar negeri….” KSP, hlm. 29
Kutipan di atas membuktikan kesetiaan Kembang saka Persi kepada kekasihnya. Ia tidak tega melihat kekasihnya hidup sengsara. Ia merelakan dirinya
untuk dijual demi mencukupi kebutuhan Nurdin dan kekasihnya itu tetap bisa melanjutkan hidupnya kembali.
80
Kesetiaan Kembang saka Persi kembali diuji saat mereka melarikan diri ke Bagdad. Saat berada di Bagdad, Kembang saka Persi diberikan begitu saja kepada
Khalifah Harun Al Rasyid. Kembang merasa sangat sakit hati, tapi ia tetap menyayangi dan mengkhawatirkan kekasihnya meskipun mereka telah berpisah.
“Ngendika paduka kala anu punika, dalem badhe kakempalaken malih kaliyan priya ingkang dados panujuning
manah, inggih punika Kangmas Nurdin. Dene sampun wonten sawatawis wekdal, Kangmas Nurdin ngantos
samangke boten wonten kabaripun saha dalem ing ngriki nandhang papa. Papaning jiwa, Sinuwun.” KSP, hlm. 65
“Waktu itu Paduka berkata, saya akan dipertemukan kembali dengan laki-laki yang saya cintai, yaitu Mas Nurdin. Hanya
saja setelah berapa lama, Mas Nurdin hingga saat ini belum memberi kabar membuat saya panik. Belahan jiwa,
Paduka.”KSP, hlm. 65
Kutipan di atas menunjukkan meskipun Kembang saka Persi telah dibuang begitu saja oleh Nurdin, ia masih tetap setia menanti kabar dari kekasihnya yang
mendapat amanat untuk menjadi raja di Balsora menggantikan Prabu Zinebi. Meskipun Kembang telah sepenuhnya menjadi milik Sang Khalifah, ternyata
beliau berbaik hati terhadap Kembang dan menjanjikannya akan dipertemukan kembali dengan kekasihnya.
Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan kalau tema dari Novel KSP adalah percintaan dan kesetiaan. Pengarang mempunyai maksud bahwa sebuah
kesetiaan akan berbuah manis pada akhirnya meskipun pada kenyataannya tidak semua kesetiaan berbuah manis. Kesetiaan tetap sangat penting dalam sebuah
hubungan karena tanpa sebuah kesetiaan akan mudah rapuh.
81
4.3 Sarana Cerita