BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Penelitian merupakan bagian dari rangkaian suatu kegiatan keilmuan yang perlu dikembangkan. Kegiatan penelitian ini dapat mengembangkan kebenaran
wahana ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis. Karena itu untuk memperoleh keberhasilan suatu penelitian, maka dalam melakukan penelitian harus berdasarkan
pada landasan teori yang telah diakui kebenarannya. Landasan teori yang diperlukan dalam penelitian ini harus berhubungan dengan fokus kajiannya, yaitu tentang
Keefektifan Layanan Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Jurusan. Fokus kajian dianggap sebagai
pijakan bagi peneliti untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Di bawah ini diuraikan berbagai landasan teori yang berkaitan
dengan masalah yang dieteliti.
A. Pengambilan Keputusan
1. Hakikat Pengambilan Keputusan
Banyak orang yang sebenarnya sudah mengetahui, bahkan melakukannya, namun seringnya tidak menyadari bahwa hanya ada dua hal
dalam hidup ini dimana kita tidak mempunyai kesempatan atau peluang untuk memutuskan. Yakni pada waktu kita dilahirkan dan pada waktu kita
mati. Hampir semua urusan kecuali kedua hal tersebut, membutuhkan keputusan kita. Dari waktu ke waktu kita harus mengambil keputusan,
karena salah satu fungsi berpikir ialah menetapkan keputusan, baik keputusan yang bersifat kecil dan kurang penting sampai keputusan besar
dan paling penting dalam hidup kita. Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan, dan sebagian dari keputusan itu ada yang menentukan masa
depan kita. Karena setiap keputusan yang kita ambil, akan disusul oleh keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan.
Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengambilan keputusan, di bawah ini akan diuraikan definisi pengambilan keputusan yang
dikemukakan oleh bebarapa ahli. Dalam hal menetapkan keputusan, Black 1983 dalam Latipun 2001:
36 mengatakan bahwa “membuat keputusan bagi klien merupakan proses belajar, yaitu mulai belajar mengidentifikasi alternatif, memiliki alternatif,
menetapkan alternatif, serta memprediksi berbagai konsekuensi dari keputusannya. Setiap keputusan pada dasarnya memiliki konsekuensi positif
dan negatif, yang menguntungkan dan merugikan, yang menunjang maupun yang menghambat”.
Proses belajar klien dapat mengakibatkan ketidakpuasan sementara waktu, tetapi dapat menghasilkan kepuasan jangka panjang. Meskipun hal
ini sedikit menyulitkan klien, tetapi dengan dorongan atau motivasi yang diberikan konselor mampu dalam membantu klien untuk berani mengambil
keputusan yang dibutuhkan dengan risiko yang sudah dipertimbangkan sebelumnya.
Dagun 2005: 815 menjelaskan : “pengambilan keputusan adalah pemilihan keputusan atau kebijakan
yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini senantiasa meliputi dua alternatif atau lebih, karena andaikata hanya terdapat satu
alternatif, tidak akan ada keputusan yang harus diambil”. Klien harus belajar menerima kebaikan dari keputusan yang telah
diambil, sekaligus juga harus menyadari akibat lain dari keputusan tersebut. Dengan demikian, klien akan dapat menjalani hidup dengan penuh
kesenangan, kenyamanan, dan kepuasan. Drummond 1993: xvii mengatakan :
“pengambilan keputusan adalah mengenai penciptaan kejadian- kejadian dan pembentukan masa depan. Proses pengambilan keputusan
menyangkut peristiwa-peristiwa yang menjurus pada saat pemilihan dan sesudahnya, sementara sebuah keputusan berarti memutus, yaitu
menentukan sebuah pilihan atau arah tindakan tertentu”. Dalam penelitian ini, pengambilan keputusan dalam layanan konseling
kelompok merupakan pemilihan keputusan atau kebijakan siswa yang didasarkan atas kriteria tertentu dalam menentukan pilihan jurusan studi,
yaitu meliputi program IPA, IPS, dan Bahasa. Dalam melakukan pengambilan keputusan melalui serangkaian proses, dimulai dari
mengidentifikasi alternatif, memiliki alternatif, menetapkan alternatif, serta memprediksi berbagai konsekuensi dari keputusannya. Sebisa mungkin
seorang klien harus menentukan keputusan sendiri, bukan karena dipaksakan oleh keadaan atau menggantungkan nasibnya kepada orang lain, sehingga
akan mengindikasikan kematangan emosional yang dimiliki. Dengan demikian, klien akan mampu menerima keputusan yang diambilnya, baik
keputusan yang tepat sesuai sasaran atau meleset dari yang diharapkan.
2. Faktor-Faktor Yang Menentukan Proses Penetapan Keputusan