seorang klien harus menentukan keputusan sendiri, bukan karena dipaksakan oleh keadaan atau menggantungkan nasibnya kepada orang lain, sehingga
akan mengindikasikan kematangan emosional yang dimiliki. Dengan demikian, klien akan mampu menerima keputusan yang diambilnya, baik
keputusan yang tepat sesuai sasaran atau meleset dari yang diharapkan.
2. Faktor-Faktor Yang Menentukan Proses Penetapan Keputusan
Proses pembuatan keputusan bukanlah merupakan hal yang mudah, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Keharusan adanya keputusan di satu pihak, dan kenyataan berupa ketidakpastian yang dihadapi oleh pihak lain, merupakan masalah-masalah
penting dari persoalan pengambilan keputusan, dimanapun dan oleh siapapun.
Rakhmat 2001: 71 menyatakan bahwa “faktor-faktor personal sangat menentukan apa yang akan diputuskan, antara lain kognisi kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang dimiliki, motif hal yang sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dan sikap faktor penentu lainnya, apabila
seseorang sudah memiliki perasaan negatif kepada seseorang, maka memutuskan untuk tidak menghiraukannya”.
Semua sikap dan perbuatan manusia, semua aktivitas manusia sehari- hari merupakan akibat atau lanjutan dari keputusannya. Keputusan bersifat
aktif, apabila keputusan diambil secara sadar dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi secara matang.
Sejak dahulu, manusia belajar berhitung dan memperhitungkan segala sesuatu yang dapat dihitung, yang dia anggap perlu dihitung dan yang harus
diperhitungkan. Dengan begitu, akan tampak kepastian-kepastian yang dapat dijangkau oleh penglihatan atau otak manusia, yang dapat digunakan untuk
mengambil keputusan-keputusan besar dan kecil, penting dan tidak penting, darurat dan tenang, individu dan organisasi, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang menentukan proses pengambilan keputusan dalam penelitian ini, diantaranya :
a. Kemampuan intelegensi kognisi, memegang peranan penting, sebab
kemampuan kemampuan intelegensi yang dimiliki dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki pilihan karier, yaitu pilihan
proram studi yang akan dipilih, baik IPA, IPS, maupun Bahasa. b.
Bakat, merupakan suatu kualitas yang dimiliki individu yang perlu diketahui sedini mungkin dalam rangka memprediksi jurusan program
studi yang akan dipilih. c.
Prestasi, penguasaan materi pelajaran yang sedang ditekuni berpengaruh terhadap pilihan program studi, karena biasanya pengukuran ini akan
digunakan oleh guru sebagai pedoman atau acuan dalam memutuskan pilihan studi anak didiknya.
d. Kelompok primer keluarga, dengan latar belakang sosial ekonomi yang
dimiliki orangtua biasanya memiliki pengaruh latar belakang tertentu terhadap pilihan studi anaknya.
e. Kelompok sekunder, dalam hal ini keadaan teman sebaya sangat
berpengaruh terhadap arah pilihan program studi yang akan dipilih, biasanya suara terbanyak dijadikan acuan siswa dalam memilih program
tertentu.
3. Proses Membuat Pilihan dan Keputusan Pilihan Studi