46
Untuk tambah-tambah, kalau pekerjaan sawah senggang, Polan ikut buruh pemetik kelapa. Sebelum tengah hari, biasanya
sudah sampai rumah sambil memikul kelapa. Kemudian paginya, Sipon membawa kelapa tadi ke perempatan selatan desa.
Sipon membantu pekerjaan suaminya, karena ia menyadari bahwa tanpa
bantuannya, suaminya tidak dapat memenuhi kelima anaknya. Apalagi Narumi sudah duduk di bangku SMP, kemudian Bariyadi dan Lestari duduk di bangku
SD, dan untuk membiayai sekolah anak-anaknya itu membutuhkan biaya yang besar. oleh karena itu, Sipon dengan tulus membantu pekerjaan Polan supaya
Polan bisa mencukupi semua kebutuhan keluarganya.
d. Menggantikan Posisi Suami
Karena suaminya meninggal, maka mau tidak mau Sipon harus menggantikan posisi suaminya untuk mencari nafkah. Tetapi beban Sipon menjadi
berkurang karena anak sulungnya yaitu Narumi setiap hari membantu pekerjaannya di rumah yaitu dari masak, mencuci, membersihkan rumah, serta
mengurus adiknya yang masih kecil-kecil. setelah semua pekerjaan di rumah selesai, Narumi juga membantu pekerjaan Sipon di sawah.
Kaya saben dinane, Narumi tangi sadurunge bedhug subuh. Ngliwet, nggodhog banyu, nggawekake wedang nggo mbokne,
mbiyantu adhi-adhine adus lan dandan, nyepakae sarapan, lan ndulang Tarinah, adhine sing cilik dhewe. Sawise mbokne budhal
menyang sawah lan Bariyadi uga Lestari padha sekolah, nembe Narumi ngopeni awake dhewe. Kuwi menawa Sumini, adhine
kakang ragil, gelem nunggoni Tarinah. Sawise Bariyadi utawa lestari bali, nembe Narumi bisa nusul mbokne menyang sawah, awit
wis ana kang nggenteni momong Tarinah Singkar hlm: 12.
47
Seperti hari biasanya, Narumi bangun sebelum bedug subuh. Menanak nasi, menjarang air, membuatkan minum untuk ibunya,
membantu adik-adiknya mandi dan berdandan, memnyiapakan sarapan, dan menyuapi Tarinah, adiknya yang paling kecil. Setelah
ibunya berangkat ke sawah dan Bariyadi juga Lestari berangkat sekolah, baru Narumi mengurus dirinya. Itu kalau Sumini, adik
kakaknya si bungsu, mau menunggui Tarinah. Setelah Bariyadi atau Lestari pulang, baru Narumi bisa menyusul ibunya di sawah, karena
sudah ada yang menggantikan menjaga Tarinah.
Tokoh Sartinah juga harus menggantikan posisi suaminya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sartinah diceraikan oleh suaminya
Samhadi karena kesalahannya sendiri yaitu ia sering menuduh suaminya selingkuh dengan perempuan lain.
Semenjak ditinggalkan Samhadi, Sartinah menjadi perempuan yang lemah karena dia merasa ada sesuatu yang hilang dari
hidupnya, sifatnya Sartinah juga berubah. Sartinah menjadi orang yang pendiam, dan Sartinah juga menelantarkan kebun dan sawah-sawahnya. Setiap hari ibunya
Sartinah selalu menasehati Sartinah kalau anak-anaknya itu masih membutuhkan tanggung jawabnya dan akhirnya Sartinah sadar dan ingin memulai kehidupan
yang baru dengan lebih menyayangi dan memperhatikan anak-anaknya tanpa didampingi Samhadi.
Miwit urip anyar Sartinah mung kepengin ngesok katresnan lan kawigaten marang anak-anake. Ya wiwit iku dheweke kepengin
mangan bareng, sameja lan crita-crita menawa anak-anake teka Singkar hlm:35.
Dalam kehidupan barunya Sartinah hanya ingin menaruh kasih sayang serta perhatian kepada anak-anaknya. Ya mulai itu dia
ingin makan bersama, satu meja dan bercerita ketika anak-anaknya datang.
48
Kehidupan baru yang dilalui Sartinah memang sangat sulit, tapi dia sangat sabar menjalani hari-harinya. Setiap hari Sartinah bekerja banting tulang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk biaya sekolah anak-anaknya.
d. Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga Mbak Marni hanyalah ibu rumah tangga biasa yang setiap harinya