58
c. Mengungkap Kejahatan Heri yang Ingin Menjadikan Desa Singkar sebagai Desa Wisata
Mbak Marni mengungkapkan kejahatan yang ingin dilakukan oleh Heri terhadap desa Singkar kepada Nusa. Mbak Marni dan suaminya sependapat
dengan Nusa yaitu ingin menentang keinginan Heri yang ingi menjadikan desa Singkar sebagai desa wisata. Mbak Marni pun menyuarakan pendapatnya itu
kepada Nusa, ia mengatakan kepada Nusa supaya Nusa lebih berhati-hati kepada Heri.
Ketika Heri minta dukungan dari Nusa, Nusa segera menolak tawaran Heri. Nusa juga mengatakan kepada Heri bagaimana dampak negatif bagi warga
sekitar desa Singkar apabila desa Singkar dijadikan desa wisata. Heri agak emosi dengan kata-kata Nusa itu, kemudian Heri mengatakan bahwa ia tidak butuh
ceramah dari Nusa. Ia hanya butuh dukungan Nusa karena Nusa memang sangat dekat dengan warga desa Singkar. Nusa tetap saja tidak setuju dan akhirnya Heri
pergi karena merasa telah dipermalukan oleh Nusa. ...Aku mrene ki merga ngerti njenengan cedhak karo para
warga, saengga bisa nerangake lan njaluk panyengkuyunge ngenani rencana iki,” Heri rada srengen. Bathuke njengkerut kenceng.
“Wah... kuwi ya sampeyan luwih ngerti. Karo maneh sampeyan rak asli warga kene dadi luwih dipercaya dening warga,”
wangsulane Nusa panggah kalem...Singkar hlm: 55.
...Saya kesini karena tahu bahwa kamu dekat dengan para warga, sehingga bisa menerangkan dan meminta dukungan
mengenai rencana ini, Heri agak kesal. jidatnya berkerut.
59
“Wah...kalau itu ya kamu lebih tahu. apalagi kamu juga orang sini asli jadi lebih dipercaya warga,” kata Nusa dengan pelan...
Heri tidak mengalah begitu saja kepada Nusa. Ia masih saja berusaha menjatuhkan nama baik Nusa di hadapan para warga dengan mengatakan bahwa
Nusa pernah menghamili seorang gadis. Nusa tidak bisa berbuat apa-apa ketika Heri mengatakan semua itu dihadapan warga desa Singkar karena Nusa memang
pernah melakukan hal tersebut kepada gadis yang bernama Alsa. Mbak Marni dan suaminya tetap membela Nusa karena ia tahu kalau Nusa itu anak yang baik-
baik dan juga bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Nusa
membuktikan tanggung
jawabnya kepada warga desa Singkar ketika
rerjadi gempa yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya. Setelah terjadi gempa, keadaan desa Singkar sangat parah, rumah warga banyak yang roboh dan ada juga
yang menjadi korban yang meninggal dunia yaitu Pak Kasan, orang yang menyediakan tempat untuk Nusa selama Nusa berada di desa Singkar. Setelah
jasad Pak Kasan dikebumikan, Nusa berpamitan kepada Mbak Marni dan suaminya. Nusa mengatakan bahwa ia akan mencari bantuan ke kota Yogyakarta.
“Kahanane kaya ngene kok arep lunga. Njur kowe arep menyang ngendi? Wis neng kene dhisik ta. Diadhepi bebarengan
pacoban iki,” kandhane Mbak Marni nggondheli. Nusa unjal ambegan, banjur wangsulane, “Mbak, ora kok aku
arep mlayu golek slamet dhewe. Lungaku merga aku arep golek pambiyantu. Kabeh warga Singkar dadi korban kaya ngene, banjur
sapa sing diarep-arep bisa nulungi kejaba wong liya, wong saka njaba?”
Mbak Marni mandeng Nusa. Ngucek irunge kang ngumbel merga tangise. “Terus kowe arep menyang ngendi?”
“Menyang Yogya. Muga-muga kahanan ing kana luwih becik,” meneng sedhela. “Dongane ya Mbak, muga entuk asil.”
60
Mbak Marni menyat, nyalami Nusa. Bojone Mbak Marni malah banjur ngekep nom-noman kuwi Singkar hlm:123.
“Keadaan seperti ini kok mau pergi. Terus kamu mau kemana? Udah disini saja dulu. Cobaan ini kita hadapi bersama-sama,” kata
Mbak Marni yang tidak mengijinkan Nusa pergi. Nusa kemudian mengambil nafas, lalu berkata, “Mbak, aku
pergi tidak hanya untuk mencari keselamatan untuk diriku sendiri.kepergianku itu karena aku ingin mencari bantuan. Semua
warga Singkar menjadi korban seperti ini, lalu siapa yang bisa diharapkan menolong selain orang lain, orang dari luar sana?”
Mbak Marni menatap Nusa. Dia mengusap ingus yang ada di hidungnya karena tangisannya. “Terus kamu mau pergi kemana?”
Ke Yogya. Semoga saja keadaan disana lebih akan baik,” diam sebentar. “Doanya ya Mbak, semoga mendapatkan hasil.”
Mbak Marni berdiri, menyalami Nusa. Suami Mbak Marni malah memeluk pemuda itu.
Mbak Marni memang tidak mengijinkan Nusa pergi, tapi setelah Nusa menjelaskan kalau kepergiannya itu untuk mencari bantuan ke kota Yogyakarta
baru Mbak Marni merasa tenang dan mengijinkan Nusa untuk pergi.
4.2 Sikap Tokoh-tokoh Perempuan dalam Menghadapi Berbagai Macam Ketidakadilan Gender