28
bila digunakan oleh siswa di daerah lain tidak sesuai dan tidak memperhatikan konteks sosial budaya siswa.
Pembelajaran mendengarkan yang ada sekarang ini cenderung kurang melibatkan siswa dalam berlatih berkomunikasi. Oleh sebab itu untuk
menciptakan suasana yang kondusif demi peningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan mendengarkan maka model pembelajaran yang digunakan lebih
ditekankan pada pembelajaran komunikatifkomunikasi berbentuk pengembangan wacana. Kompetensi wacana tersebut mengacu pada pengetahuan dan
keterampilan merangkai ujaran menjadi wacana yang kohesif dan koheren. Selain itu, pengembangan materi ajar juga harus memperhatikan aspek budaya yang ada.
Dengan demikian materi ajar yang dikembangkan berbasis konteks sosiokultural. Artinya, materi ajar yang disajikan dalam pembelajaran harus memperhatikan
sosial dan budaya siswa. Dilihat dari segi sosial, materi ajar yang dikembangkanharus berdasarkan aspek sosial dan budaya masyarakat setempat
yang lebih ditekankan pada dialek atau bahasa yang lazim digunakan oleh masyarakat setempat yang mencerminkan unggah-ungguh yang dapat dijadikan
sarana pembinaan budi pekerti siswa. Dari segi budaya, materi yang digunakan diambil dari unsur-unsur budaya yang masih lekat dan berkembang di daerah
tersebut, yang meliputi ungkapan, adat istiadat, upacara ritual, dan sebagainya.
2.3 Kerangka Berpikir
Mendengarkan merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Sebelum anak dapat
29
melakukan keterampilan berbicara, membaca, dan menulis kegiatan mendengarkanlah yang pertama dilakukan. Mendengarkan sangat berperan
penting dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat. Dengan demikian keterampilan mendengarkan di SMA perlu
ditingkatkan, karena dengan keterampilan mendengarkan yang baik, siswa akan memiliki dan mengaplikasikan keterampilan berbahasa yang baik.
Permasalahan yang ada adalah kemampuan mendengarkan siswa kelas X SMA I Welahan masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
faktor dari siswa dan guru itu sendiri. Faktor yang sangat berpengaruh adalah penggunaan materi ajar. Siswa mendengarkan materi berupa teks wacana yang
dibacakan oleh guru lain bersumber dari buku teks “Kabeh Seneng Basa Jawa”. Berdasarkan realita tersebut siswa cenderung merasa jenuh karena materi ajar
monoton, tidak menarik dan kurang bervariasi sehingga berpengaruh pada penguasaan keterampilan mendengarkan siswa yang menjadi rendah serta hasil
belajar yang kurang memuaskan. Dengan adanya permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan
agar kemampuan mendengarkan meningkat adalah dengan menggunakan materi ajar yang lebih relevan yang dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa.
Materi ajar yang dimaksudkan yaitu materi ajar berbasis sosiokultural lingkungan siswa sendiri yang menjadi patokan atau dasar dalam pembelajaran keterampilan
mendengarkan. Siswa tidak lagi akan mengalami kesulitan untuk memahami materi yang berasal dari buku teks yang masih menggunakan bahasa baku dalam
penyampaiannya tetapi dengan materi ajar ini diharapkan apa yang didengar
30
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari akan mempermudah siswa dalam pembelajaran keterampilan mendengarkan.
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan. Hipotesis hanya bersifat dugaan yang mungkin benar atau
justru mungkin salah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan mendengarkan wacana berbahasa Jawa berbasis konteks
sosiokultural siswa SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Kabupaten Jepara.
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK, artinya penelitian berbasis kelas. Pada penelitian kelas ini diperoleh manfaat berupa
perbaikan praktis yang meliputi penggulangan berbagai permasalahan belajar siswa dan kesulitan mengajar guru.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur terdiri dari empat tahap yaitu :
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Agar lebih jelas dapat digambarkan sebagai berikut : Siklus
I Siklus
II P
P
O O
Keterangan : P
: Perencanaan T
: Tindakan O :
Observasi ER : Evaluasi Refleksi
ER ER
T T