Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
70 yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu atap.
Misalnya dalam pengurusan surat-surat kendaraan bermotor, pelayanan pembayaran pajak kendaran
bermotor dan bea balik nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Daerah, asuransi kecelakaan lalu lintas
oleh Perum Asuransi Jasa Raharja, sedangkan pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seperti
BPKB dan plat nomor serta STNK diberikan kepolisian, yang semuanya dilakukan pada satu
tempat. 2
Sistem pelayanan satu pintu diselenggarakan untuk memperlancar
dan mempercepat
pelayanan kepentingan masyarakat oleh satu instansi yang
mewakili berbagai instansi lain yang masing-masing mempunyai kewenangan tertentu atas sebagian
urusan yang harus diselesaikan. Misalnya dalam proses penanaman modal yang dilakukan oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal. Baik pelayanan satu atap maupun satu pintu
dimaksudkan juga untuk mempermudah masyarakat dalam mengurus kepentingannya yang melibatkan
berbagai instansi.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
71
4. Pelaksanaan Koordinasi dalam Sistem Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara
a. Sidang Kabinet
Sidang Kabinet adalah suatu forum koordinasi tertinggi yang dipimpin langsung oleh Presiden. Sidang Kabinet
itu ada dua macam: 1
Sidang Kabinet Paripurna yaitu Sidang Kabinet lengkap yang dihadiri oleh seluruh anggota Kabinet
dan pejabat-pejabat lain yang dianggap perlu oleh Presiden.
2 Sidang Kabinet Terbatas yaitu Sidang Kabinet yang
dihadiri oleh Menteri-Menteri tertentu sesuai dengan bidang yang akan dibahas. Sidang Kabinet ini
dihadiri pula oleh pejabat lainnya yang bukan Menteri yang ditunjuk oleh Presiden.
b. Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator
Oleh karena menteri-menteri yang harus dikoordinasikan oleh Presiden jumlahnya banyak, dengan beraneka ragam
permasalahan, maka Presiden mengangkat Menteri Koordinator, seperti dalam Kabinet Indonesia Bersatu
sekarang ini ada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan; Menteri Koordinator Perkonomian; dan
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Rapat rapat Menteri Koordinator sesuai dengan bidangnya dipimpin
oleh Menteri Koordinator yang bersangkutan dengan dihadiri oleh Menteri dan pejabat-pejabat lain bukan
Menteri yang tugasnya berkaitan erat dengan bidang permasalahan yang sedang dibahas. Hasil rapat-rapat
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
72 Menteri Koordinator yang dipimpin oleh Menteri
Koordinator ini dilaporkan kepada Presiden. c.
Koordinasi antara DepartemenInstansi pemerintah Tingkat Pusat
Dilaksanakan antara DepartemenInstansi Pemerintah Tingkat Pusat yang satu dengan DepartemenInstansi
Pemerintah Tingkat Pusat lainnya, yang dalam pelaksanaannya dapat terjadi baik tanpa wadah tertentu,
maupun dengan menggunakan suatu wadah seperti Rapat Koordinasi
Sektor-sektor, Panitia-panitia
antar Departemen dan lain-lain.
Pola koordinasi tersebut berlaku pula untuk koordinasi antara
suatu satuan
organisasi dalam
suatu DepartemenInstansi Pemerintah Tingkat Pusat dengan
satuan organisasi
DepartemenInstansi Pemerintah
Tingkat Pusat lainnya. Peningkatan koordinasi tersebut merupakan
suatu keharusan
dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. d.
Koordinasi Aparatur Pemerintah Pusat di Luar Negeri Untuk melaksanakan kebijakan hubungan Luar Negeri
antara lain dibentuk perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di Luar Negeri yang pembinaannya dilakukan
oleh Departemen Luar Negeri. Sebagai wakil dari Pemerintah Republik Indonesia,
perwakilan-perwakilan di luar negeri itu mempunyai hubungan
fungsional dengan
instansi-instansi Pemerintah Tingkat Pusat. Jika dipandang perlu instansi-
instansi tersebut dapat mempunyai Atase di dalam
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
73 Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri di negara-
negara tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti Atase Kebudayaan, Atase Pertahanan, setelah berkonsultasi
dengan Departemen Luar Negeri. Dalam pelaksanaan tugasnya di Luar Negeri, para Atase tersebut
dikoordinasikan oleh Kepala Perwakilan RI setempat. e.
Koordinasi Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah
1 Selaku aparatur pusat yang secara fungsional membantu Presiden dalam urusan-urusan daerah
pada umumnya, Menteri Dalam Negeri: a.
Secara fungsional
horizontal mengkoordinasikan departemen dan instansi
tingkat pusat lainnya sepanjang mengenai masalah-masalah umum di daerah.
b. Secara
fungsional diagonal
mengkoordinasikan provinsi, kabupaten dan kota.
2 MenteriDepartemen dan instansi teknis melakukan koordinasi baik terhadap instansi pusat lainnya
koordinasi fungsional horizontal maupun terhadap provinsi, kabupaten dan kota koordinasi fungsional
diagonal sepanjang
mengenai bidang
tugas pokoknya.
f. Koordinasi Tingkat Daerah
1 Gubernur
selaku Wakil
Pemerintah Pusat
melakukan koordinasi fungsional teritorial di
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
74 samping terhadap instansi vertikal, juga terhadap
Bupati dan Walikota; 2
Kepala Daerah, di samping mengkoordinasikan aparatur daerahnya sendiri koordinasi hierarkis,
berwenang pula
secara operasional
mengkoordinasikan instansi-instansi lain yang berada di daerahnya koordinasi fungsional
teritorial.
5. Koordinasi dan Hubungan Kerja