Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
74 samping terhadap instansi vertikal, juga terhadap
Bupati dan Walikota; 2
Kepala Daerah, di samping mengkoordinasikan aparatur daerahnya sendiri koordinasi hierarkis,
berwenang pula
secara operasional
mengkoordinasikan instansi-instansi lain yang berada di daerahnya koordinasi fungsional
teritorial.
5. Koordinasi dan Hubungan Kerja
Koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua hal yang tidak identik, namun sulit untuk dibedakan secara tegas,
apalagi dipisahkan. Untuk mengefektifkan koordinasi mutlak diperlukan adanya hubungan kerja, baik formal maupun
informal. Koordinasi selalu bersifat hubungan kerja, namun demikian,
hubungan kerja tidak selalu bersifat koordinatif, karena hubungan kerja dapat pula bersifat konsultatif dan informatif
saja.
D. Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi organik manajemen, yang merupakan proses kegiatan pimpinan untuk memastikan dan
menjamin bahwa tujuan dan sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,
kebijakan, instruksi dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Pengawasan sebagai fungsi manajemen sepenuhnya
adalah tanggung jawab setiap pimpinan pada tingkat manapun.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
75 Hakekat pengawasan adalah untuk mencegah sedini mungkin
terjadinya penyimpangan,
pemborosan, penyelewengan,
hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
1. Jenis-jenis Pengawasan
a. Pengawasan Melekat Waskat
Waskat menurut Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai
pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau
represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana
kegiatan dan peraturan perundangan yang berlaku. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan dan pelaksanaan
tugas-tugas suatu organisasi, atau baik buruknya citra suatu organisasi dalam pandangan masyarakat adalah
merupakan tanggung
jawab atasan
langsung pimpinannya. Demikian pula, masalah-masalah yang
telah, sedang dan mungkin akan dihadapi, termasuk bagaimana kualitas orang-orang yang ada dalam
organisasi semuanya menjadi tanggung jawab pimpinan untuk menyelesaikan dan membinanya sebaik mungkin.
Setiap pimpinan instansi pemerintah ataupun pimpinan satuanunit kerja termasuk pimpinan proyek, pimpinan
kelompok kerja yang ada dalam organisasi tersebut memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang melekat
pada dirinya untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan di organisasinya. Untuk itu pimpinan harus selalu berusaha
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
76 sedini mungkin dapat memonitor dan mengetahui
kemungkinan akan terjadinya penyimpangan, hambatan, kesalahan dan atau kegagalan dari pelaksanaan tugas-
tugas satuan kerja yang dipimpinnya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
Selanjutnya pimpinan berkewajiban pula untuk secepat mungkin mengadakan langkah-langkah tindak lanjut
follow up guna dapat meniadakan dan mencegah terjadinya atau berlanjutnya keadaan tersebut. Pimpinan
juga perlu berusaha untuk mempertahankan hal-hal yang sudah baik, dan bahkan bila masih mungkin juga
meningkatkannya. Semuanya
itu hanya
dapat diwujudkan dengan baik, kalau pimpinan melakukan
pengawasan sendiri dengan sebaik-baiknya atas kegiatan organisasi dan bawahan yang dipimpinnya.
Sasaran Waskat: 1
Meningkatkan disiplin, prestasi kerja, pencapaian sasaran pelaksanaan tugas;
2 Menekan hingga sekecil mungkin penyalahgunaan
wewenang; 3
Menekan hingga sekecil mungkin kebocoran, pemborosan keuangan negara dan segala bentuk
pungutan liar; 4
Mempercepat penyelesaian
perizinan dan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat; 5
Mempercepat penyusunan kepegawaian sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
77 Prinsip-Prinsip Pokok Waskat
Agar pelaksanaan Waskat dapat tercapai dengan baik, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pokoknya, yaitu:
1 Berjenjang
Pada prinsipnya Waskat dilakukan secara berjenjang. Namun demikian setiap pimpinan pada saat-saat
tertentu dapat melakukan Waskat pada setiap jenjang yang ada di bawahnya.
2 Kesadaran dan Kewajiban
Waskat harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan secara sadar dan wajar sebagai salah satu fungsi
manajemen yang penting dan tak terpisahkan dari perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan.
3 Pencegahan
Waskat lebih diarahkan pada usaha pencegahan terhadap penyimpangan, karena itu perlu ada sistem
yang jelas yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan. Dalam setiap fungsi manajemen
perlu dilakukan Waskat untuk menjamin agar tujuan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
4 Pembinaan
Waskat harus bersifat membina, karena itu penentuan adanya suatu penyimpangan harus
didasarkan pada
kriteria yang
jelas dan
penyimpangan tersebut harus dapat dideteksi sedini mungkin.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
78 5
Obyektif Tindak lanjut terhadap temuan-temuan dalam
Waskat harus dilakukan secara tepat dan tertib, didasarkan pada penilaian yang obyektif melalui
analisis yang cermat sesuai dengan kebijakan dan peraturan perundangan yang berlaku termasuk tindak
lanjut berupa penghargaan bagi pegawai yang berprestasi baik.
6 Terus menerus
Waskat harus merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
kegiatan rutin sehari-hari dalam rangka pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
7 Sistematis
Waskat harus dilaksanakan secara tertib dan teratur, mengikuti prosedur dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku. 8
Diterministik Waskat merupakan pengawasan yang pokok dan
menentukan, sedangkan pengawasan-pengawasan lainnya menunjukkan keberhasilan Waskat.
Di samping memperhatikan Prinsip-Prinsip Waskat, dalam pelaksanaan Waskat baik pimpinan manapun
bawahan harus pula berpedoman pada Sarana Waskat Sarwaskat, yaitu: struktur organisasi, kebijakan
pelaksanaan, rencana kerja, prosedur kerja dan pencatatan hasil kerja dan pelaporan.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
79 Dengan berpedoman pada Sarwaskat ini, pimpinan dapat
dengan mudah memastikan: 1
Apakah bawahan telah bekerja sesuai dengan bidang pekerjaan, wewenang dan tanggung jawabnya;
2 Apakah
bawahan telah
melaksanakan tugas
pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab dengan hasil yang baik.
b. Pengawasan Fungsional Wasnal
Wasnal adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparatpegawai yang tugas pokoknya khusus membantu
pimpinan untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Wasnal pada dasarnya bersifat intern. Oleh karena itu,
aparat Wasnal dalam suatu instansi secara umum disebut Satuan Pengawasan Intern SPI.
Pada dasarnya peranan SPI atau aparat wasnal hanyalah membantu
pimpinan agar
dapat melakukan
manajemennya, melakukan
Waskat atau
pengendaliannya dengan baik. Dengan demikian, SPI melaksanakan pengawasan atas nama pimpinan.
Beda dengan Waskat, aparat Wasnal tidak berwenang mengambil tindak lanjut sendiri. Untuk hal-hal yang
bersifat teknis dan tidak prinsipil, aparat wasnal dapat langsung memberikan petunjuk-petunjuk perbaikan.
Tetapi untuk hal-hal yang prinsipil, aparat Wasnal hanya berkewajiban melaporkan temuannya kepada pimpinan
disertai saran-saran tindak lanjutnya. Tindak lanjut merupakan wewenang pimpinan, oleh karena itu Wasnal
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
80 bukan pengendalian. Walaupun Waskat ditingkatkan,
Wasnal tetap masih diperlukan. Di lingkungan instansi pemerintah, aparat wasnal dapat
dibedakan, sebagai berikut: 1
Aparat Wasnal Intern Instansi, meliputi: a
Inspektorat Jenderal di Departemen; b
InspektoratInspektorat Utama di LPND; c
Badan Pengawas Daerah Provinsi, Kabupaten Kota;
d Satuan Pengawas Intern di berbagai BUMN
BUMD. 2
Aparat Wasnal Ekstern InstansiIntern Pemerintah. BPKP
Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan. c. Pengawasan Teknis Fungsional
Setiap instansi
berkewajiban untuk
melakukan pengawasan
agar kebijakan-kebijakan
Negara Pemerintah, sesuai dengan bidang tugas pokoknya
masing-masing, ditaati oleh masyarakat danatau aparatur. Pengawasan ini merupakan konsekuensi dari
pelaksanaan asas fungsionalisasi dan merupakan fungsi linioperasional, dari instansi tersebut.
Sesuai dengan bidang tugas pokoknya, berkaitan dengan pengawasan dalam rangka asas fungsionalisasi, instansi
Pemerintah dapat dibedakan menjadi: 1
Pengawasan yang ditujukan kepada aparatur saja, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh instansi-
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
81 instansi pemerintah yang secara keseluruhan
melaksanakan fungsi staf, misalnya: a
Kantor MENPAN, di bidang pendayagunaan aparatur;
b BKN, di bidang kepegawaian;
c LAN, di bidang Diklat Pegawai Negeri dan
Litbang Administrasi Negara; d
Ditjend Anggaran, di bidang anggaran; e
Bappenas, di bidang perencanaan pembangunan nasional.
2 Pengawasan yang ditujukan kepada masayarakat dan
aparatur, yaitu instansi-instansi pemerintah yang secara keseluruhan berkewajiban melaksanakan
fungsi pengayoman, pelayanan dan pemberdayaan kepada masyarakat, yang pada dasarnya juga
mencakup Aparatur Pemerintah sendiri. Misalnya yang dilakukan oleh:
a Dinas Tata Kota, mengenai bangunan;
b BPN, mengenai pertanahan;
c Depdiknas, mengenai pendidikan sekolah, baik
sekolah negeriswasta, termasuk kedinasan; d
Kepolisian, mengenai keamanan dan ketertiban. d. Pengawasan Legislatif Wasleg atau Pengawasan Politik
Waspol Berdasarkan Pasal 20A ayat 1 UUD 1945, DPR
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
82 Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, masing-masing fungsi ini dijelaskan sebagai berikut:
Fungsi Legislasi adalah fungsi membentuk Undang Undang
yang dibahas
dengan Presiden
untuk mendapatkan persetujuan bersama.
Fungsi Anggaran adalah fungsi menyusun dan menetapkan
APBN bersama
Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan DPD. Fungsi
Pengawasan adalah
fungsi melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan UUD Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang dan peraturan
pelaksanaannya. Dalam Pasal 20A ayat 2, dikatakan bahwa dalam
melaksanakan fungsinya,
DPR mempunyai
hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.
Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2003, masing- masing hak ini dijelaskan sebagai berikut:
Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Hak Angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang
penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
83 Hak Menyatakan Pendapat adalah hak DPR untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi ditanah air
atau situasi dunia internasional disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lajut
pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket atau terhadap dugaan bahwa Presiden danatau Wakil Presiden
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya atau perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil
Presiden. Setiap pejabatinstansi berkewajiban memberi tanggapan
terhadap pandangan, kritik, saran ataupun pertanyaan dari DPRDPRD, dengan sebaik-baiknya. Pandangan,
kritik, saran ataupun pertanyaan itu harus dimanfaatkan sebagai masukan baik bagi pelaksanaan waskat maupun
wasnal, termasuk dalam rangka mengambil langkah- langkah tindak lanjut. Pandangan, kritik, saran, temuan,
pertanyaan dari DPRDPRD harus dijadikan salah satu indikator keberhasilan waskat dan wasnal pada
khususnya, dan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan pada umumnya.
e. Pengawasan Masyarakat Wasmas Pengawasan masyarakat Wasmas atau kontrol sosial
adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat sendiri
atas penyelenggaraan
pemerintahan dan
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
84 pembangunan.
Wasmas perlu
sekali ditumbuhkembangkan, sehingga merupakan pengawasan
yang efisien dan efektif. Adapun alasan-alasannya, antara lain adalah seperti berikut:
1 Pemerintah
Republik Indonesia
berdasarkan demokrasi, di mana kedaulatan ditangan rakyat.
Pegawai Negeri bukan saja unsur aparatur negara dan abdi negara, tetapi sekaligus juga abdi
masyarakat; 2
Keberhasilan penyelenggaraan negara antara lain tergantung kepada partisipasi seluruh rakyat.
Wasmas merupakan
suatu bentuk
partipasi masyarakat tersebut;
3 Salah satu arah kebijakan bidang penyelenggara
negara adalah membersihkan penyelenggara negara dari praktek KKN dengan memberikan sanksi
seberat-beratnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, meningkatkan efektivitas pengawasan
intern dan fungsional serta pengawasan masyarakat dan mengembangkan etika dan moral.
4 Wasmas diperlukan karena keterbatasan kemampuan
waskat dan
wasnal. Wasmas
mendukung keberhasilan Waskat dan Wasnal.
5 Tujuan pengembangan Wasmas yang sehat dan
positif adalah makin tumbuh dan meningkatnya tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan negara. Oleh karena itu aparatur pemerintah berkewajiban untuk selalu memberikan
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
85 kesempatan agar masyarakat mampu melaksanakan
wasmas atau kontrol sosial dengan sebaik-baiknya. Bagaimanapun kecilnya nilai informasi yang
disampaikan, wasmas harus diperhatikan dan dihargai pula. Surat kaleng sekalipun misalnya, perlu
mendapat perhatian, karena seringkali informasi yang disampaikan ternyata memang benar dan sangat
berharga.
Kriteria Wasmas yang baik
Wasmas yang baik antara lain memiliki kriteria berikut:
1 Obyektif tidak bersifat memfitnah;
2 Dimaksudkan untuk adanya perbaikan;
3 Memberitahukan faktanya dengan jelas dan
lengkap dengan bukti-buktinya; 4
Memberitahukan bentuk-bentuk pelanggaran, penyimpangan, penyelewengan, penyalahgunaan
wewenang, kesalahan atau kelemahan yang terjadi;
5 Menjelaskan patokan-patokan yang dilanggar;
6 Memuat saran-saran;
7 Jelas identitas yang menyampaikannya.
Memang tidak dapat selalu diharapkan, wasmas memenuhi kriteria tersebut. Adalah kewajiban
instansi untuk berusaha melengkapi, memperjelas, memastikan kebenaran serta mengungkapnya lebih
lanjut, sehingga dapat diambil langkah-langkah tindak lanjut yang tepat.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
86 f. Pengawasan Yudikatif
Salah satu fungsi Mahkamah Agung adalah mengawasi peraturan
perundang-undangan yang
antara lain
dilaksanakan dengan: 1
Menguji secara
material terhadap
Peraturan Perundangan di bawah Undang-Undang;
2 Menyatakan tidak sah semua Peraturan Perundangan
di bawah Undang-Undang apabila bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi.
Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan bersifat formal
untuk menguji
Undang-Undang terhadap
Undang-Undang Dasar 1945. Dengan demikian, Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi memiliki wewenang sekaligus kewajiban untuk
melakukan pengawasan
ekstern terhadap
pemerintah. Pengawasan ini sangat penting, karena negara Indonesia adalah negara hukum, sehingga:
1 Dapat dicegah penyalahgunaan wewenang baik yang
disengaja maupun tidak; 2
Kepastian dan tertib hukum dapat diwujudkan dengan baik.
E. Rangkuman