Pembelajaran Seni Rupa dalam Kurikulum Tingkat Satuan

39 proses serta tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya, baik menyangkut kompetensi apresiatif maupun kreatifnya Syafii 2008:32. Demikian diketahui bahwa, penilaian diri dilaksanakan oleh guru maupun siswa yang bersangkutan untuk menilai diri sendiri menyangkut kompetensi yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran sehingga tercipta sikap introspeksi pada diri siswa maupun guru akan kekurangan untuk kemudian diperbaiki sehingga terjadi peningkatan.

C. Pembelajaran Seni Rupa dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan di SMA Sebagaimana Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 19 mencantumkan, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sehingga pengembangan pendidikan di Indonesia selayaknya mengacu kepada kurikulum yang berlaku. Seiring berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia, perbaikan-perbaikan kurikulum telah banyak dilakukan hingga terciptalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan di tahun 2006 hingga saat ini. Erat kaitannya dengan peran KTSP sebagai kurikulum, selayaknya segala kegiatan yang dirancang dalam rangka pengembangan pendidikan di sekolah baik dasar maupun menengah wajib mengacu pada KTSP. Seiring berlakunya otonomi daerah yang ikut membawa otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan, Muhaimin dan kawan-kawan 2008:2, mengungkapkan bahwa KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing 40 satuan pendidikan sekolahmadrasah sebagai wujud otonomi yang cukup besar yang dimiliki oleh sekolah madrasah dalam mengembangkan kurikulum dengan tetap berpegang pada Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang terdapat dalam Standar Isi SI dan Standar Kelulusan SKL Muhaimin dan kawan-kawan, 2008:3. Dalam rangka pengembangan KTSP, SMA Negeri 2 Pati mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dari kedelapan Standar Nasional Pendidikan, dua diantaranya yaitu Standar Isi SI dan Standar Kompetensi Lulusan SKL menjadi acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Sebagaimana PP No. 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat 1, pelaksanaan pendidikan di SMA Negeri 2 Pati terdiri atas lima kelompok mata pelajaran yang salah satu diantaranya adalah kelompok mata pelajaran estetika yang tidak berdiri sendiri, melainkan tergabung dalam muatan seni budaya. Melalui kelompok Mata Pelajaran Estetika, diharapkan sensitivitas, kemauan berekspresi, dan berapresiasi estetis siswa dapat meningkat sehingga tercipta kebersamaan dan kehidupan yang harmonis. Pentingnya peran pendidikan seni budaya dalam memenuhi kebutuhan perkembangan peserta didik akan pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresiberkreasi memberikan keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan tersendiri dalam dunia pendidikan di sekolah. Sebagaimana peran pendidikan seni budaya dalam SI, pendidikan seni budaya membantu peserta didik mengembangkan multikecerdasan yang diantaranya berupa kecerdasan visual spasial, kreativitas, dan kecerdasan emosional melalui pendidikan seni rupa. 41 Sebagaimana Standar Kompetensi Lulusan SKL, dalam memenuhi tuntutan kondisi lingkungan, pendidikan seni rupa yang terangkum dalam mata pelajaran seni budaya di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA memiliki peran yang cukup penting bagi perkembangan kecakapan hidup serta bagi penerusan jenjang pendidikan selepas dari bangku SMA. Dengan demikian, pembelajaran seni rupa ikut menjadi salah satu komponen penting dalam KTSP demi mencukupi kebutuhan pengembangan potensi dan bakat seni peserta didik.

D. Menggambar Konstruksi Perspektif sebagai Materi