5 Animisme merupakan suatu pandangan kepercayaan suatu kelompok masyarakat
terhadap adanya kekuatan yang diberikan oleh nenek moyang atau leluhurnya. Pandangan ini selanjutnya melahirkan adanya tradisi di kalangan masyarakat
tradisional tentang pemujaan dan kepercayaan terhadap kekuatan abstrak nenek moyang. Pandangan dinamisme merupakan suatu bentuk kepercayaan berkenaan
dengan adanya mana atau suatu kekuatan abstrak yang diyakini dapat diperoleh dari manusia lain, binatang, dan tumbuh-tumbuhan, bahkan benda mati.
Pandangan ini melahirkan tradisi-tradisi dan ritual terhadap benda-beda keramat, batu besar, dan tempat-tempat sakral lainnya di alam Anonim, 1984: 7.
2.4 Masyarakat Bali Aga
Ada dua pendapat yang dikemukakan dua sarjana berkenaan dengan masyarakat Bali Aga yang relevan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Masyarakat Bali Aga merupakan masyarakat Bali asli yang masih
memegang teguh adat istiadat dan tradisi animisme dan dinamisme yang diwarisi secara turun temurun Prayitno, 2003. Masyarakat ini pada
umumnya tetap bertahan hidup di daerah pegunungan, seperti di Desa Sukawana, Sembiran, Kintamani, dan Tenganan.
2. Masyarakat Bali Aga pada umumnya sangat kurang mendapat pengaruh
budaya Hindu Jawa dari Majapahit. Suwidja dan Purna, 1991: 198. Komunitas Bali Aga tidak mengenal sistem strata sosial masyarakat.
Adapun orang Hindu yang datang dari Jawa Timur ke Bali setelah masa kejatuhan Majapahit disebut dengan Triwangsa yang terdiri dari
Brahmana, Ksatriya, dan Waisia Shastri, 1963: 94. Komunitas “pendatang” dikenal dengan nama Bali Arya yang menghuni wilayah
dataran Pulau Bali.
2.5 Pola Desa Tradisional Bali Aga
Pola desa tradisional masyarakat Bali Aga yang berlokasi di daerah pegunungan cenderung berorientasi ke arah puncak gunung, lintasan-lintasan jalan yang
6 membentuk pola lingkungan disesuaikan dengan transis lokasi kemiringan dan
lereng-lereng alam. Desa Sukawana, Kintamani, Bangli dan beberapa desa di pegunungan yang berlereng beberapa arah dengan beberapa punggung bukit
orientasinya ke arah yang lebih tinggi pada zona-zona masing-masing, atau puncak tertinggi sebagai orientasi bersama. Tempat suci bersama dan tempat-
tempat suci pemujaan di masing-masing keluarga ditempatkan di bagian yang lebih tinggi atau ke arah orientasi bersama. Lokasi yang berlereng ke beberapa
arah menjadikan orientasi tempat suci tidak hanya ke arah kaja dan kangin Anonim, 1986: 13-14. Pola desa tradisional masyarakat Bali Aga cenderung
mengambil bentuk pola sumbu aksis linear atau ada ruang plaza di tengah permukiman.