Analisis Minyak Atsiri Minyak Atsiri Sebagai Anti Bakteri

2.4.1 Pengenalan Puncak Ion Molekul.

Ada dua hal yang menyulitkan pengidentifikasian puncak ion molekul yaitu: a. Ion molekul tidak nampak atau amat lemah. Cara penanggulanganya ialah mengambil spektrum pada kepekaan maksimum. Jika belum diketahui dengan jelas dapat juga ditentukan berdasarkan pola pecahnya. b. Ion molekul nampak tetapi cukup membingungkan karena terdapatnya beberapa puncak yang sama atau lebih menonjol. Dalam keadan demikian maka kemurnian senyawa perlu dipertanyakan. Jika senyawa memang sudah murni maka masalah yang lazim yaitu membedakan puncak ion molekul dari puncak M-1 yang lebih menonjol. Salah satu cara yaitu mengurangi energi bebas elektron penembak mendekati puncak penampilan. Kuat puncak ion molekul tergantung pada kemantapan ion molekul. Ion-ion molekul paling mantap adalah dari sistem aromatik murni. Secara umum golongan senyawa-senyawa berikut ini akan memberikan puncak-puncak ion menonjol : senyawa aromatikalkana terkonyugasi, senyawa lingkar sulfida organik alkana normal,pendek, merkaptan. Ion molekul biasanya tidak nampak pada alkohol alifatik,nitrid,nitrat,senyawa nitro, nitril dan pada senyawa-senyawa bercabang. Puncak-puncak dalam arah M-3 sampai M-14 menunjukan kemungkinan adanya kontaminsi Silverstein,dkk,1981.

2.5. Analisis Minyak Atsiri

Analisis sampel minyak atsiri biasanya dengan menggunakan GC-MS. Dimana analisis sampel dapat menunjukkan perbedaan antara kualitatif dengan kuantitatif dari komponen minyak atsiri. Untuk menentukan komposisi minyak atsiri yang diperoleh dari suatu sampel, maka waktu retensi dan hasil spektrum massa dari masing-masing puncak senyawa unknow dibandingkan dengan referensi standar dari senyawa autentik, misalnya identifikasi komponen minyak yang terdapat dalam peppermint dilakukan dengan analisis GC-MS. Senyawa diidentifikasi menggunakan registri dari data spektrum Universitas Sumatera Utara massa, kepustakaan terpen oleh Robert P. Adams yang dibuat oleh Finningan dan dengan waktu retensi dan massa spektra dari senyawa autentik referensi standar yang disuplay oleh SCM Gligdco dan Aldrich. Analisis terhadap minyak atsiri menggunakan GC-MS paling sering dilakukan dan biasa digunakan oleh para peneliti sebelumnya. Antara lain adalah minyak atsiri yang diperoleh dari tiga spesies Angelica, L. yang tumbuh di Perancis, sehingga dapa t diketahui komponen masing-masing spesies tersebut yaitu Angelica archangelica Sub.Sp.Archangelica minyak atsiriar.elation wahlemb dan A heterocarpa Lioyd masing-masing 18,7 dan 5,2 Bernard, dkk, 1997. Minyak yang dihasikan dari daun Eugenia uruguayensis dianalisa dengan GC dan GC-MS diproleh 60 komponen yang teridentifikasi dalam minyak, dimana komponen utama merupakan limonen 17,6, 1,8-sineol 17, α -pinen 10 dan kariofilen oksida 8,3 Dellasca, dkk, 1997

2.6. Minyak Atsiri Sebagai Anti Bakteri

Beberapa literature telah melaporkan bahwa minyak atsiri mempunyai aktivitas sebagai anti bakteri maupun sebagai analgesic mengurangi rasa sakit Sentosa dkk 1997. Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap yang akhir-akhir ini menarik perhatian dunia hal ini disebabkan karena minyak atsiri yang terdapat dari berbagai tumbuhan bersifat aktif biologis sebagai anti bakteri maupun sebagai anti jamur. Beberapa peneliti yang telah menemukan bahwa minyak atsiri dari daun sirih, kunyit memiliki aktivitas sebagai antijamur dan anti bakteri. Elistina 2005, sedangkan minyak atsiri yang dihasilkan dari rimpang temu putih berhasit sebagai anti radang dan anti oksidan yang dapat mencegah kerusakan gen. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, minyak atsiri yang diperoleh dari hasi penyulingan daun jeruk nipis, dari analisa ternyata memiliki aktivitas sebagai anti bakteri terhadap Staphyloccus aureus dan Escherichia coli Normasani, 2007. Universitas Sumatera Utara Minyak atsiri pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, ini dibagi berdasarkan golongan hidrokarbon dan golongan hidrokarbon teroksigenisasi Robinson 1991. Menurut Hyene 1987 bahwa senyawa- senyawa dari turunan golongan hidrokarbon teroksigenasi fenol senyawa ini memiliki daya anti bakteri yang sangat kuat.

2.7. Tumbuhan Jinten