24
Gambar 3.6. Rangkaian Display LED
Display ini menggunakan transistor sebagai saklar. Transistor yang digunakan adalah tipe PNP C945. transistor tipe ini akan aktif saturasi jika pada basis
mendapatkan tegangan yang lebih kecil dari 4,3 volt VB 4,3 volt. Dan akan cut off terputus jika tegangan pada basis lebih besar dari 4,3 volt VB 4,3 volt pada
perancangan alat ini terdapat 6 buah rangkaian di atas. Dimana masing – masing rangkaian dihubungkan ke mikrokontroler AT89S51
Rangkaian display led ini berfungsi sebagai penunjuk tingkatan ketinggian air. Apabila ketinggian air dalam kategori rendah maka led berwarna biru akan menyala,
jika tingkatan dalam keadaan sedang maka led berwarna kuning akan menyala dan apabila telah terjadi banjir maka led berwarna merah yang akan menyala.rangkaian
display led dapat dilihat dari gambar berikut:
Komponen utama dari rangkaian ini adalah 2 buah LED yang hidupmatinya dikendalikan oleh transistor C945. pada rangkaian ini transistor difungsikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
25
saklar untuk menghidupmematikan 2buah LED yang disusun secara paralel. Jadi ketika transistor aktip maka LED akan menyala dan sebaliknya.
Basis dari transistor ini dihubungkan ke mikrokontroler, sehingga dengan memberikan logika high atau low pada program, maka hidupmatinya LED dapat
dikendalikan melalui program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51. pada tugas akhir ini digunakan sebanyak enam buah rangkaian seperti tampak pada gambar di
atas
3.7 Rangkaian Pengirim Infra Merah
Data yang yang telah diolah mikrokontroler AT89S51 dikirimkan ke rangkaian penerima dengan menggunakan LED infra merah. Rangkaiannya seperti gambar
berikut :
Gambar 3.7. Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra Merah
Pada rangkaian di atas LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor C945 diberi tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt, ini akan sama artinya
P3.7 AT89S51
LED_ir 5V
VCC
330
R2 4.7k
2SA733
Universitas Sumatera Utara
26
jika pada P3.7 AT89S51 diberi logika high 1, karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4 sd 5 volt, cukup untuk mengaktipkan transistor.
Sedangkan untuk mematikan LED infra merah, maka P3.7 AT89S51 harus diberi logika low 0, karena dengan memberikan logika low pada P3.7, maka P3.7 akan
memiliki tegangan 0 sd 0,009 volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktip.
Untuk pengiriman data agar data dapat dikirimkan dari jarak yang jauh, maka LED infra merah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena frekuensi ini
bebas dari gangguan frekuensi infra merah alam. Jika LED infra merah dipancarkan dengan frekuensi selai 38 KHz, maka pancarannya akan terganggu oleh frekuensi-
frekuensi infra merah dari alam, seperti frekuensi infra merah yang dipancarkan oleh matahari, tumbuhan, bahkan badan manusia. Dengan menggunakan frekuensi 38 KHz,
maka pancaran LED infra merah yang dihasilkan oleh rangkaian tidak terganggu oleh pancaran infra merah alam, sehingga jarak pengiriman data semakin jauh.
3.8 Rangkaian Penerima Infra Merah
IC yang digunakan sebagai penerima infra merah adalah IC TSOP 1738. IC ini sering digunakan sebagai penerimareceiver remote control dari TV atau VCD.
Rangkaiannya tampak seperti dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
27
P3.7 AT89S51 5V
VCC
100
10uF
i _1
i
i _1
i
TSOP 1738
Gambar 3.8 Rangkaian Penerima Infra Merah
Pada rangkaian diatas digunakan resistor 100 ohm untuk membatasi arus yang masuk pada rangkaian, sedangkan kapasitor 10
μF digunakan agar arus yang masuk ke IC TSOP 1738 lebih stabil.
IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high 1 atau tegangan ± 4,5 volt pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar infra
merah dengan frekuensi antara 38 – 40 KHz, dan IC ini akan megeluarkan sinyal low 0 atau tegangan ± 0,109 volt jika pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara
38 – 40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200 μs,
setelah itu outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai pengiriman data.
Output dari IC ini dihubungkan ke P3.7 pada mikrokontroller, sehingga setiap kali IC ini mengeluarkan logika low atau high pada outputnya, maka mikrokontroller
dapat langsung mendeteksinya
Universitas Sumatera Utara