Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Sarapan Bergizi pada Anak Kelas VI SD di Sekolah Dasar Negeri

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Krisna Buana

NIM : 120100149

Alamat : Jln. Prof. T. Zulkarnain no 11a/6, Medan Baru Nomor Telepon : 08123211742

Email : krisbu24@gmail.com Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Pasuruan, 24 Juli 1994 Warganegara : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Status Pendidikan : 1. TK Budi Luhur Nganjuk 2. SD Negeri Payaman 3 Nganjuk 3. SMP Negeri 1 Nganjuk

4. SMA Negeri 1 Nganjuk


(2)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Salam sejahtera,

Bapak/ibu yang saya hormati, nama saya Krisna Buana, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Adapun penelitian saya berjudul “Tingkat Pengetahuan tentang Pentingnya Sarapan Bergizi pada Anak Kelas VI SD di Sekolah Dasar Negeri”.

Dalam penelitian ini, adapun langkah penelitian saya adalah sebagai berikut:

3. Penjelasan singkat kepada orang tua/wali siswa-siswi SD Negeri 060925, kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas dan persetujuan tertulis bagi siswa-siswi yang disetujui untuk ikut dalam penelitian ini.

4. Pembagian kuisioner yang akan diisi oleh siswa-siswi

5. Data yang saya peroleh akan saya kumpulkan dan diambil kesimpulan mengenai tingkat pengetahuan pentingnya sarapan bergizi pada anak kelas VI Sekolah Dasar Negeri

Tidak ada biaya apapun yang akan dikenakan pada penelitian ini. Partisipasi penelitian ini bersifat bebas, tanpa ada paksaan dan Bapak/Ibu berhak menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun. Apabila adik membutuhkan penjelasan lebih lanjut, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Krisna Buana

Alamat : Jalan Prof. T. Zulkarnain no. 11a/6, Medan

No. HP : 08123211742

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Bapak/Ibu dapat membubuhkan tanda tangan pada bagian bawah lembaran ini sebagai tanda persetujuan sehingga pemeriksaan dapat segera kita mulai. Atas partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. Partisipasi adik sangat saya hargai dan akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, ………..2015 Peneliti,

Krisna Buana Nim: 120100149


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Dengan hormat,

Saya, Bapak/Ibu ……… yang merupakan wali/orangtua dari :

Nama :

Kelas :

Dengan ini memberikan persetujuan pada anak saya untuk ikut dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan tentang Pentingnya Sarapan Bergizi pada Anak Kelas VI SD pada Sekolah Dasar Negeri” dilakukan oleh Saudara Krisna Buana, mahasiswa FK USU 2012; NIM 120100149 setelah diberikan penjelasan singkat mengenai penelitian yang akan dilakukan di sekolah anak kami di SD Negeri 060925, kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas.

Medan, ……….. 2015

Responden,


(4)

KUISIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN SARAPAN BERGIZI PADA ANAK KELAS VI SD PADA SEKOLAH DASAR NEGERI

1. Nama Responden :

2. Kelas :

3. Jenis Kelamin :

4. Tempat/Tanggal Lahir :

, / /

5. Umur responden : tahun

6. Berat Badan : Kg

7. Tinggi Badan : cm\

Pengetahuan

1. Apa pengertian pola makan?

a. Banyaknya makan dalam sehari b. Kebiasaan makan sehari-hari

c. kebiasaan me-makan

2. Berapa kali seharusnya kita makan dalam sehari?

a. 2 kali

b. 1 kali

c. 3 kali

3. Kapan saja anda melakukan kegiatan makan?

a. Pagi, siang, dan malam

b. Pagi, siang, dan sore

c. Siang, sore, dan malam

4. Menurut kamu, makanan 4 sehat 5 sempurna itu apa?

a. Nasi + ikan + sayur + buah + susu b. Nasi + ikan + sayur + buah

c. Nasi + ikan + sayur

5. Menurut kamu, apa guna kita makan?

a. Untuk memperoleh energi

b. Agar tidak sakit

c. Agar kenyang

6. Apa pengertian sarapan pagi?

a. Makanan yang dikonsumsi pada pagi hari di rumah

b. Makanan yang dikonsumsi jika lapar pada pagi hari

c. Makanan yang dimakan sebelum berangkat ke sekolah


(5)

7. Apa manfaat sarapan pagi?

a. Untuk menambah energi dan agar lebih mudah menerima pelajaran

b. Agar sehat dan tidak sakit c. Tidak lapar di pagi hari

8. Menurut kamu, sebaiknya kapan kamu sarapan pagi?

a. Setelah bangun pagi dan sebelum berangkat ke sekolah

b. Saat di sekolah

c. Setelah pulang dari sekolah

9. Menurut kamu, penting ataukah tidak dilakukannya sarapan?

a. Tidak penting

b. Penting

c. Sangat penting

10. Menurut kamu, apa kerugian jika tidak sarapan?

a. Lemas dan cepat mengantuk

b. Sakit

c. Lapar

11. Menu makanan yang baik untuk sarapan adalah

a. Selalu berganti

b. Kadang - kadang berganti

c. Tidak pernah berganti

Perilaku Sarapan

12. Apakah yang anda makan saat sarapan hari ini?

a. Makanan pokok

b. Roti/makanan ringan

c. Tidak sarapan

13. Seberapa sering anda melakukan kegiatan sarapan?

a. Selalu

b. Kadang – kadang

c. Tidak pernah

Jika di pertanyaan 12 anda menjawab “TIDAK”

14. Mengapa anda tidak sarapan

a. Tidak disediakan oleh orang tua

b. Bangun kesiangan, tetapi ada sarapan dirumah c. Tidak suka / tidak diajarkan untuk sarapan


(6)

15. Jika tidak sarapan di rumah, apakah anda membawa bekal?

a. Ya

b. Kadang - kadang

c. Tidak pernah

16. Apakah yang anda minum jika tidak sarapan?

a. Susu

b. Teh manis

c. Air putih

17. Pada saat tidak sarapan, kamu menggantinya dengan jajan di sekolah?

a. Ya

b. Kadang – kadang

c. Tidak pernah dilakukan

18. Jika ya, makanan jajanan apa yang paling sering kamu beli?

a. Menu utama, seprti indomi, mie bakso, dll

b. Kue – kue

c. Minuman saja

Jika pada pertanyaan 12 anda menjawab “YA”

19. Apakah makanan yang anda makan tadi

mengandung sayur?

a. Sayur – sayuran hijau

b. Buah

c. Tidak ada sayur

20. Apakah makanan yang anda makan tadi

mengandung daging?

a. Daging sapi / daging ayam

b. Telur

c. Tidak ada daging

21. Apakah makanan yang anda makan tadi

mengandung daging ikan?

a. Ikan laut

b. Ikan sungai

c. Tidak ada ikan

22. Apa tadi pagi makanan anda terdapat hal ini?

a. Buah – buahan segar

b. Jus buah

c. Tidak terdapat buah


(7)

a. Setiap pagi dan makan bersama anggota keluarga

b. Setiap mau pergi ke sekolah

c. Kalau lapar pagi – pagi

24. Apa saja yang anda minum tadi pagi?

a. Air putih dan susu

b. Air putih dan teh

c. Hanya air putih

Status Gizi

25. Seberapa sering terdapat menu makanan sayur dalam 1 minggu?

a. 1 hari

b. 2 – 4 hari

c. Lebih dari 5 hari

26. Seberapa beragam sayuran yang anda makan dalam 1 minggu?

a. 1 jenis

b. 2 jenis

c. >2 jenis

27. Seberapa sering terdapat menu makanan daging dalam 1 minggu?

a. 1 hari

b. 2 – 4 hari

c. Lebih dari 5 hari

28. Seberapa sering terdapat menu makanan daging ikan dalam 1 minggu?

a. 1 hari

b. 2 – 4 hari

c. Lebih dari 5 hari

29. Seberapa sering anda memakan buah dalam 1 minggu

a. 1 hari

b. 2 – 4 hari

c. Lebih dari 5 hari

30. Seberapa sering anda meminum susu?

a. 1 hari

b. 2 – 4 hari


(8)

(9)

(10)

Variabel Nomor Pertanyaan

Total Pearson’s Correlation

Validitas Alpha Reabilitas

Gizi 1 0,789 Valid 0,649 Reliabel

2 0,606 Valid Reliabel

3 0,433 Valid Reliabel

4 0,606 Valid Reliabel

5 0,477 Valid Reliabel

Sarapan 1 0,579 Valid 0,725 Reliabel

2 0,438 Valid Reliabel

3 0,505 Valid Reliabel

4 0,468 Valid Reliabel

5 0,505 Valid Reliabel

6 0,567 Valid Reliabel

Asupan Gizi Mingguan

1 0,580 Valid 0,649 Reliabel

2 0,483 Valid Reliabel

3 0,821 Valid Reliabel

4 0,648 Valid Reliabel

5 0,615 Valid Reliabel


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Astawan et. al. 2010. Meja Makan. Jakarta: Trubus Cipta Sehat Diakses dari: https://books.google.co.id/books?id=6YKATCT2GvsC&lpg=PP1&dq=meja %20makan&pg=PA1#v=onepage&q&f=true [Diakses tanggal 6 April 2015]

Badan Akreditasi Nasional. 2014. Data Sekolah Dasar/Madrasah. http://bansm.or.id/sekolah/sudah_akreditasi [Diakses tanggal 8 Mei 2015]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2014. Departemen Kesehatan, Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan. Diakses dari: http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2 [Diakses tanggal 6 April 2015].

Elizabeth, KE. 2002. Micronutrients. In Nutrition and Child Development. 2nd Ed. India: Paras Publishing. pp:86-114.

Hardinsyah. 2013. Analisis jenis, jumlah, dan mutu gizi konsumsi sarapan anak Indonesia. J Gizi Pangan 8(1):39-46.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia OnLine. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Database Utama KBBI Daring ini mengacu pada KBBI daring Edisi III. Diakses dari: http://kbbi.web.id/makan [Diakses tanggal 17 April 2015]

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Data Sekolah Dasar/Madrasah. http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php?kode=076003&level=3 [Diakses tanggal 8 Mei 2015]


(12)

Khomsan, A. 2004. Perenan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Martianto et al. 2006. Penilaian Situasi Pangan dan Status Gizi di Wilayah Kerja Plan Indonesia Program Unit Lembata. Kerjasama Fakultas Ekologi Manusia IPB dengan Plan Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pernada. F, Hardinsyah. 2013. Analisa Jenis, Jumlah, dan Mutu Gizi Konsumsi Sarapan Anak Indonesia. Dalam: Departemen Gizi Masyarakat (eds). 2013.

Jurnal Gizi dan Pangan. Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Bogor: 39-46

Romdiyatin, IIN. 2001. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan kebiasaan Jajan pada Anak Sekolah di SD Muhammadiyah Wedi Kabupaten Klaten tahun 2001. Diakses dari: http://eprints.undip.ac.id/13868/ [Diakses tanggal 21 November 2015]

Sibuea, P. 2002. Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebgai Investasi SDM. Diakses dari:

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F394/Perbai kan%20Gizi%Anak%20Sekolah%20sebagai%20Investasi%20SDM.htm. [Diakses tanggal 7 April 2015].

Simbolon, B, Siagian, A, Siregar, A. 2014. Hubungan antara Kebiasaan Makan Pagi dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar pada Anak di SD NEGERI 096132 Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun. Fakultas Kesehatan Masyarakat Prodi Departemen Gizi Universitas Sumatera Utara, Medan.


(13)

Soedibyo, S, Gunawan, H. Kebiasaan Sarapan di Kalangan Anak Usia Sekolah Dasar di Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Dalam: Sari Pediatri (vol 11). 2009. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sofianita, NI, Arini, FA, Meiyetriani, E. Peran Pengetahuan Gizi dalam Menentukan Kebiasaan Sarapan Anak-anak Sekolah Dasar Negeri di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dalam : J. Gizi Pangan(eds). 2015. Fakultas Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Edisi Satu. Yogyakarta: Graha Ilmu


(14)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan sarapan bergizi pada anak kelas 6 SD diuraikan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ASUPAN GIZI

PENGETAHUAN

KEBIASAAN SARAPAN PADA SISWA

PERILAKU SARAPAN PAGI


(15)

3.2 Variable dan Definisi Operasional

Tabel 3.1. Variable dan Definisi Operasional

N O.

Variable Definisi Operasiona

l

Cara Ukur

Alat Ukur Skala Ukur

Hasil

1. Pengetahuan Siswa

Tingkat pemahaman siswa

Angket Kuesioner Ordinal 1. Kurang 2. Baik

2. Sarapan Pagi kegiatan makan dan minum antara jam 5 sampai jam 9 pagi

Angket Kuesioner Ordinal 1. Tidak Dilakukan 2. Dilakukan

3. Asupan Gizi Jumlah perkiraan gizi yang dimakan siswa

Angket Kuesioner Ordinal 1. Kurang 2. Baik


(16)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu, di mana dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang pentingnya sarapan bergizi di SD Negeri 060923, dan 060925 Kelurahan Amplas tahun 2015.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dimulai dengan penelusuran daftar pustaka survei awal mempersiapkan proposal penelitian, merancang kuisioner, pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan akhir. Penelitian ini berlangsung dimulai bulan Juli 2015 – Desember 2015 dan dilaksanakan di SD Negeri Kelurahan Amplas tahun 2015. Sekolah ini dipilih karena terdapat bebrapa SD berdekatan yang berbeda akreditasi menurut Badan Akreditasi Nasional.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah siswa-siswi SD Negeri kelurahan amplas yang terdaftar sebagai murid kelas VI Tahun Ajaran 2015/2016.


(17)

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini diambil dengan metode total sampling. Sample terdiri dari siswa kelas 6 SD Negeri Kelurahan Amplas. Sampel terdiri dari semua anak yang duduk di kelas VI T.A. 2015/2016 yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.

- Kriteria inklusi adalah semua siswa/siswi yang hadir saat dilakukan penelitian

- Kriteria ekslusi adalah siswa/siswi yang merupakan pindahan pada kelas 3, 4, dan 5

4.4 Teknik Pengumpulan Data 4.4.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara secara langsung melalui kuesioner yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah disiapkan dan diisi oleh siswa

4.4.2 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulakan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.

1. Untuk pengumpulan data primer digunakan instrument penelitian berupa kuisioner yang sebelum dipakai, terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pearson product moment.

2. Kuisioner yang sudah selesai diuji validitas digunakan langsung pada responden.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Notoatmodjo sebelum kuesioner itu digunakan perlu diuji validitasnya. Uji validitas akan dilakukan pada 15 orang responden yang memiliki karakteristik yang mirip dengan sampel. Kemudian akan diuji korelasi antara skor tiap – tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang


(18)

dipakai adalah teknik korelasi point biserial. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi point biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah sebagai berikut:

= Angka indeks korelasi point biserial

= Mean skor dari subjek yang menjawab benar = Mean skor total

= Standar deviasi total

= Proporsi subjek yang menjawab benar terhadap jumlah total subjek =

Sedangkan untuk pengujian reliabilitasnya menggunakan metoda α

Cronbach dengan rumus matematisnya sebagai berikut (Dr. Sugiyono, 2002):

       

 1 22

) 1 ( t i i S S k k r dimana:

k = mean kuadrat antara subyek ∑Si2 = mean kuadrat kesalahan

St2 = varians total

Rumus untuk varians total dan varians item:

 

2 2 2 2 2 2 n JKs n JKi S n X n X S i t t t       dimana:

JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item


(19)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan; tahap pertama adalah editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua adalah coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga adalah entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer, tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan pentingnya sarapan bergizi pada anak kelas VI SD dilakukan perhitungan Score. Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik. Pengolahan data yang terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan software komputer.


(20)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 060925 dan SDN 069487 yang berlokasi di jalan SM. Raja km 5.5, Kelurahan Amplas, kecamatan Medan Amplas. Kedua sekolah ini terletak dalam 1 lokasi. SDN 060925 memiliki 12 kelas, 1 ruang guru, 1 UKS sedangkan SDN 069487 memiliki 6 kelas, 1 ruang guru, 1 UKS, 1 ruang serbaguna. Di kedua sekolah dasar ini terdapat 4 kantin, 1 mushola dan 9 kamar mandi.

5.1.2 Deskrispsi Karakteristik Responden

Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah total sampling sehingga didapati hasil sebanyak 102 responden yaitu 62 responden dari SDN 060925 dan 40 responden dari SDN 069487. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut.

Table 5.1. Distribusi frekuensi berdasarkan kategori usia pada responden yang berpartisipasi

Usia Frekuensi (N) Persentase (%)

10 tahun 5 4.9

11 tahun 68 66.7

12 tahun 26 25.5

13 tahun 2 2.0

14 tahun 0 0

15 tahun 1 1.0

Jumlah (N) 102 100.0

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah berusia 11 tahun sebanyak 68 orang dengan persentase 66.7%. Selanjutnya berusia 12 tahun sebanyak 26 orang dengan persentase 25.5%. Pada usia 10 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 4.9%. kemudian pada usia 13 tahun sebanyak 2 orang


(21)

dengan persentase 2.0%. dan yang terakhir usia 15 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 1.0%. Dari penelitian ini tidak ditemukan responden yang berusia 14 tahun.

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden yang berpartisipasi

Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentase (%)

Laki-laki 52 51.0

Perempuan 50 49.0

Jumlah (N) 102 100

Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dari pada perempuan yaitu responden laki-laki 52 orang dengan persentase 51% dan responden perempuan 50 orang dengan persentase 49%.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang gizi

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (N) Persentase (%)

Baik 73 71.6

Buruk 29 28.4

Jumlah (N) 102 100

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 73 orang dengan persentase 71.6% dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 29 orang dengan persentase 28.4%.


(22)

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang sarapan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (N) Persentase (%)

Baik 50 49.0

Buruk 52 51.0

Jumlah (N) 102 100

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 50 orang dengan persentase 49% dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 52 orang dengan persentase 51%.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi banyaknya responden yang sarapan Tingkat Pengetahuan Frekuensi (N) Persentase (%)

Sarapan 80 78.4

Tidak Sarapan 22 21.6

Jumlah (N) 102 100

Dari tabel 5.5 dapat dilihat bahwa banyaknya responden yang melakukan sarapan sebanyak 80 orang dengan persentase 78.4% dan responden yang tidak melakukan sarapan sebanyak 22 orang dengan persentase 21.6%.]

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi alasan responden tidak melakukan sarapan

Alasan Frekuensi (N) Persentase (%)

Bangun Terlambat 10 45.4

Tidak disediakan Orang Tua

5 22.7

Tidak Suka 7 31.9


(23)

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa banyaknya responden yang terlambat bangun tetapi telah disediakan sarapan oleh orang tuanya adalah 10 orang dengan persentase 45.4%. Sedangkan responden yang tidak disediakan sarapan oleh orang tuanya sebanyak 5 orang dengan persentase 22.7%. Dan yang tidak menyukai sarapan adalah 7 orang dengan persentase 31.9%.

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi status gizi responden

Status Gizi Frekuensi (N) Persentase (%)

Baik 51 50.0

Buruk 51 50.0

Jumlah (N) 102 100

Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa banyaknya responden yang telah mendapat asupan gizi yang baik sebanyak 51 orang dengan persentase 50.0%. Sedangkan untuk responden dengan kebutuhan gizi yang buruk adalah 50 orang dengan persentase 50.0%.


(24)

5.2. Pembahasan

Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak kelas VI SD tentang gizi adalah baik, itu dapat dilihat pada tabel 5.3. dengan jumlah responden yang tingkat pengetahuannya baik sebanyak 73 orang dengan persentase 71.6%. hal ini senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sofianita, dkk(2015) yaitu sebanyak 167 (76.3%) responden yang berpengetahuan gizi baik. Dalam peneletiannya Sofianita menyebutkan bahwa tingginya tingkat pengetahuan ini karena terdapat kesadaran siswa setelah mendapat informasi dari berbagai media baik dari lingkungan sekolah, keluarga, atau dari masyarakat tempat anak ini beraktifitas. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Romdiyatin (2001) di SD Muhammadiyah Wedi Kabupaten Klaten, pengetahuan gizi responden sebagian besar baik (66,67%).

Jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang sarapan sebanyak 50 orang dengan persentase 49%, dari hasil ini dapat dilihat bahwa terdapat penurunan jumlah siswa yang mengetahui manfaat sarapan dibandingkan dengan tingkat pengetahuan gizi. Hal ini mungkin dapat terjadi karena letak tempat tinggal, faktor orang tua, dll. Hasil dari tingkat pengetahuan sarapan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soedibyo, S dan Gunawan, H pada tahun 2009 di departemen IKA FKUI-RSCM 53(91.4%) berpengetahuan baik, dan mengatakan sarapan itu penting. Sedangkan pada penelitian Siska, M. (2008) banyaknya responden yang berpengetahuan baik tentang sarapan pada SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 adalah 54 (60.7%) orang

Dari total responden sebanyak 102 siswa, sebanyak 80 (78.4%) responden yang melakukan sarapan, jumlah ini lebih besar dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang sarapan. Meskipun jumlahnya mengalami penurunan tetapi hal ini senada dengan penelitian Simbolon, Bethesda, dkk (2014) sebanyak 50 (72.5%) responden melakukan sarapan pagi. Pada penelitian Ristianti, Siska ,M. (2008) juga mengungkapakan bahwa banyaknya responden yang melakukan sarapan pada SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 adalah 64 (71.9%) orang.


(25)

Adapun dari 22 responden yang tidak sarapan dikarenakan beberapa hal, yaitu bangun kesiangan, namun disediakan sarapan oleh orang tuanya sebanyak 10 (45.4%) responden. Dan untuk alasan tidak disediakan orang tua sebanyak 5 (22.7%) resoponden. Sedangkan untuk alasan tidak menyukai sarapan/tidak diajarkan sarapan sebanyak 7 (31.9%) responden. Ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang sarapan cukup tinggi, namun persentase responden yang tidak dibiasakan sarapan orang tua cukup tinggi yaitu sebanyak 31.9%. Ini menunjukan bahwa perlu dilakukan pengarahan lebih lanjut kepada orang tua wali murid untuk peneliti selanjutnya.

Dari total 102 responden yang mengikuti penelitian sebanyak 51 (50.0%) responden mendapat asupan gizi mingguan yang baik. Hal berbeda diungkapkan siska ,M. (2008) menggunakan pengukuran BB/U sebanyak 84 (94.4%) responden memiliki gizi yang baik, untuk gizi lebih sebanyak 2 (2.2%) responden. Menurut Simbolon, Bethesda, dkk (2014) di SD Negeri 096132 sebanyak 40 (69.6%) responden memiliki gizi cukup berdasarkan pengukuran IMT/U.


(26)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 102 siswa dapat disimpulkan hasil sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan siswa - siswi yang berpengetahuan baik tentang gizi sebesar 71.6%

2. Tingkat pengetahuan siswa/siswi yang berpengetahuan baik tentang sarapan sebesar 49.0%

3. Jumlah siswa/siswi yang melakukan sarapan sebanyak 80 orang 4. Berdasarkan 3 alasan yang diberikan pada kuisioner, dari 22 orang

siswa/siswi yang tidak melakukan sarapan dikarenakan bangun kesiangan tetapi sudah disediakan sarapan oleh orang tuanya sebanyak 10 orang. Kemudian, tidak suka/tidak diajarkan oleh orang tuanya sebanyak 7 orang. Dan yang terakhir adalah tidak disediakan sarapan oleh orang tuanya sebanyak 5 orang.

5. Sebanyak 51 orang siswa/siswi memperoleh makanan dengan gizi yang cukup dalam 1 minggu, dan 51 orang memperoleh makanan dengan gizi yang kurang dalam 1 minggu.

6.2 Sarana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran dari peneliti diantaranya:

1. Mengarahkan siswa-siswi supaya melanjutkan budaya sarapan bergizi hingga dewasa. Sedangkan untuk yang belum membiasakan sarapan, memberi nasehat betapa pentingnya sarapan.

2. Memberikan pengarahan tentang gizi kepada orang tua, untuk bisa memilih jenis makanan yang murah tetapi bergizi kepada anak-anak


(27)

mereka. Karena setelah dilihat dari jumlah responden yang sarapan cukup tinggi.

3. Dikarenakan semakin berkurangnya jumlah pada siswa/siswi yang tingkat pengetahuan sarapan dibandingkan dengan tingkat pengetahuan gizi, maka untuk penelitian selanjutnya bisa diberikan presentasi yang baik kepada siswa/siswi dan kepada orang tua siswa/siswi. Contohnya seperti brosur atau selebaran tentang gizi. 4. Untuk penelitian selanjutnya :

a. Bisa melakukan penelitian dengan cara yang lebih tinggi agar bisa menilai hubungan atau pengaruh karena intervensi yang diberikan pada variabel yang telah saya jelaskan diatas.

b. Menggunakan populasi yang lebih luas misalnya pada seluruh kota medan agar bisa menilai tingkat pengetahuan anak Sekolah Dasar di medan tentang gizi dan sarapan.


(28)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai sesuatu. Lebih jelasnya, pengetahuan merupakan hasil dari pada tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan diperoleh melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seeorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain. Maka dari fakta-fakta ini kemudian disusun dan disimpulkan menjadi berbagai teori , sesuai dengan fakta yang dikumpulkan tersebut. (Notoatmodjo, 2010)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Selain itu, pengetahuan adalah segala maklumat yang berguna bagi tugas yang akan dilakukan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah persepsi yang jelas mengenai sesuatu, pemahaman, pembelajaran, pengalaman praktikal, kemahiran serta kumpulan maklumat yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan ataupun memecahkan masalah yang dihadapinya. Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut menjadi proses yang berurutan, yaitu awareness, interest dan evaluation. Awareness adalah kesadaran, di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). Interest, di mana orang merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap orang tersebut sudah mulai timbul. Manakala yang terakhir adalah evaluation yaitu menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap subjek sudah lebih baik lagi.


(29)

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan dan mengelompokkan.


(30)

5. Sintesa (Synthesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita lihat sesuai dengan tingkatan-tingkatan yang telah dijelaskan diatas.

2.2 Makan

2.2.1 Definisi Makan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah v memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya; (2) v

memasukkan sesuatu ke dalam mulut, kemudian mengunyah dan menelannya; (3)

v memasukkan sesuatu ke dalam mulut dan mengunyah-ngunyahnya; (4) v

memasukkan sesuatu ke dalam mulut dan menelannya; (5) v mengisap.

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh suatu orang dan merupakan cirri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu (Sri karjati, 1985). Pengertian pola makan menurut Sri handajani (1996) adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan. Sedangkan menurut Suhardjo (1989) pola makan diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang untuk


(31)

memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis, budaya, dan sosial. Sumber lain mengatakan bahwa pola makan didefinisikan sebagai karakteristik dari kegiatan yang berulang kali dari individu dalam memenuhi kebutuhannya akan makanan, sehingga kebutuhan fisiologis, sosial dan emosionalnya dapat terpenuhi (Buletin Gizi, 1988). (Sulistyoningsih, 2010)

Pola makan seseorang sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan menurut Sulistyoningsih (2010) adalah :

1. Faktor Ekonomi

Variable ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatanya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat, pengaruh promosi melalui iklan, serta kemudahan informasi, dapat menyebabkan perubahan gaya hidup dan timbulnya kebutuhan kebutuhan psikogenik baru di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas.

2. Faktor Sosio Budaya

Pantangan mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi oleh faktor budaya/kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang atau nasihat yang dianggap baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/adat. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan dikonsumsi.

Budaya mempangaruhi seseoramg dalam menentukan apa yang akan dimakan, bagaimana pengolahan, persiapan, dan penyajiannya, serta untuk siapa, dan dalam kondisi bagaimana pangan tersebut dikonsumsi. Budaya juga menentukan kapan seseorang boleh dan tidak boleh mengonsumsi suatu makanan (dikenal dengan istilah tabu), meskipun tidak semua hal yang tabu masuk akal dan baik dari sisi kesehatan.


(32)

3. Agama

Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan individu yang melanggar hukumnya berdosa. Adanya pantangan terhadap makanan/minuman tertentu dari sisi agama dikarenakan makanan/minuman tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang mengonsumsinya.

4. Pendidikan

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.

5. Lingkungan

Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga. Lingkungan sekolah, tempat anak mendapatkan informasi yang tetap tentang makanan sehat dari para gurunya dan didukung oleh tersedianya kantin atau tempat jajan yang menjual makanan yang sehat akan membentuk pola makan yang baik pada anak.

Keberadaan iklan/promosi makanan ataupun minuman melalui media elektronik maupun cetak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk pola makan.

Untuk daerah bagian Sumatera kecuali Provinsi Lampung warganya banyak mengonsumsi makanan dengan pola beras yaitu konsumsi utama karbohidrat berasal dari beras >90% total kalori karbohidrat. (Almatsier, 2010) 2.2.2 Sarapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa sarapan, adalah makan sesuatu pada pagi hari (sebagai alas perut agar terhindar dari sakit perut yang kosong); makan pagi; makanan pagi hari.


(33)

Dalam Perdana et al. (2013), sarapan di Amerika Latin diartikan sebagai kegiatan makan dan minum antara jam 5 sampai jam 9 pagi dan mengandung total energi lebih dari 100 kkal (Alexander et al. 2009). Sama dengan penelitian Wilson et al. (2006) di New Zealand dan Smith et al. (2010) di Australia menetapkan waktu sarapan antara jam 6 sampai jam 9 pagi. Sedangkan Barton et al. (2005) dan Affenito et al. (2005) di Amerika menetapkan sarapan jam 5 sampai jam 10 pada hari sekolah dan jam 5 sampai jam 11 pada hari libur. Batasan sarapan yang terakhir ini tidak tepat karena jam 10 adalah saatnya morning tea atau snack pagi. Sarapan yang baik adalah bila selalu dilakukan pada pagi hari bukan menjelang makan siang dan tidak perlu dibedakan antara saat hari kerja/sekolah dan hari libur. (Hardinsyah et al. 2012)

2.2.2.1 Komposisi Sarapan Yang Baik

Sarapan yang bagus adalah untuk mengisi kebutuhan energi yang telah beberapa jam tidak terisi saat tidur (6-8 jam). Menurut Dr. Bambang Soetisno menu sarapan yang terbaik ialah menu yang mengandung serat, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral lengkap. Prof Dr. Clara Kusharto M.sc menyatakan, komposisi sarapan harus lengkap tetapi porsi makanan untuk sarapan tidak harus seporsi penuh. Untuk lebih mudah merumuskan porsi sarapan Prof Dr. Ir Made Astawan MS mengatakan, sarapan harus menyediakan minimal 25% dari kebutuhan energi dalam sehari. Atau dipermudah menjadi minimal ¼ total porsi makan dalam sehari. (Astawan et. al. 2010)

2.2.2.2 Tujuan Sarapan

Menurut Khomsan (2005) dalam Perdana et al. (2013), sarapan dapat menyumbangkan 25% dari kebutuhan total energi harian. Sebagai bagian dari pola makan, sarapan dapat disesuaikan dengan ritme dimulainya aktivitas pagi. Manfaat sarapan dapat dibagi menjadi 2 garis besar. Pertama, sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan


(34)

produktivitas. Kedua, pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh, seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat juga untuk berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh. (Khomsan 2005)

Khomsan (2005) juga mengatakan bahwa melewatkan sarapan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa, sehingga akan menimbulkan rasa pusing, gemetar, dan rasa lelah. Dengan demikian, dapat menurunkan gairah belajar, kecepatan reaksi, serta kesulitan dalam menerima pelajaran dengan baik. Padahal, fungsi glukosa adalah sebagai sumber energi utama bagi otak.

Martianto (2006) menjelaskan bahwa kadar glukosa darah anak yang tidak terbiasa sarapan lebih rendah dibandingkan dengan anak yang sarapan. Glukosa darah adalah satu-satunya penyalur energi bagi otak untuk bekerja optimal. Bila glukosa darah anak rendah, terutama bila sampai dibawah 70 mg/dl (hipoglikemia), maka akan terjadi penurunan konsentrasi belajar atau daya ingat, tubuh melemah, pusing dan gemetar.

Manfaat lain dari sarapan adalah mengurangi kemungkinan jajan di sekolah dan mengurangi risiko intake bahan tambahan makanan berbahaya, seperti zat pewarna, pengawet, pemanis, penyedap, dan sebagainya. (Astawan, 2010)

2.3 GIZI

2.3.1 Pendahuluan

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. (Sulistyoningsih, 2010)

Gizi pada zaman purba terbatas pada kesadaran akan pentingnya makanan untuk kelangsungan hidup, kemudian berlanjut pada timbulnya tabu, magis, dan nilai makanan yang bisa memberikan kesembuhan. Abad 16, mulai muncul pendapat yang menyatakan bahwa makanan yang diatur dapat memperpanjang


(35)

masa hidup seseorang. Memasuki abad 19, Megendie seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis mulai dapat membedakan zat gizi dalam makanan, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Ilmu gizi semakin berkembang ketika memasuki abad 20, seiring dengan mulai banyaknya penelitian yang dilakukan. Masa ini juga sudah mulai dapat diketahui komposisi karbohidrat, lemak, protein, serat, air, dan abu pada sejumlah makanan. (Sulistyoningsih, 2010)

Sedangkan di Indonesia sendiri baru berkembang pesat pada tahun 1975. Yang ditegaskan dalam instruksi presiden No. 14 tahun 1974. Sejak saat itu program gizi dilaksanakan secara nasional oleh Departemen Kesehatan (Depkes) dan dimulai dengan adanya progam Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Kemudian, dibentuklah Badan Perbaikan Gizi Daerah (BPGD) yang fungsinya adalah sebagai wadah lintas sektor yang berperan dalam meningkatakan program pangan dan gizi. (Sulistyoningsih, 2010)

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Konsumsi gizi sangat mempengaruhi status gizi kesehatan seseorang yang merupakan modal utama bagi kesehatan individu. Asupan gizi yang salah atau tidak sesuai akan menimbulkan masalah yang biasa kita ketahui dengan istilah Malnutrisi (gizi salah) baik dalam bentuk kelebihan maupun kekurangan gizi. Selain itu gizi juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. (Almatsier, 2010)

Pengelompokan zat gizi berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh terbagi atas dua, yaitu zat gizi makro (macronutrient) dan zat gizi mikro (mikronutrient). Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gr, sedangakan zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, sebagian besar dibutuhkan dalam satuan mg. (Sulistyoningsih, 2010)

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, dan berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh. Bahan Makanan adalah makanan dalam keadaan mentah (belum mengalami proses pengolahan). (Sulistyoningsih, 2010)


(36)

PGS yang dianut oleh Indonesia telah diperbaharui pada tahun 2014 guna menjabarkan dan menyempurnakan pedoman gizi yang lama yaitu “4 sehat, 5 sempurna”. Pedoman yang baru tersebut dapat dilihat seperti ilustrasi gambar di bawah. (Sulistyoningsih 2010)


(37)

Gambar 2.2 porsi sekali makan yang di anjurkan

Selain itu ada beberapa hal lagi yang dibutuhkan menurut workshop pada tanggal 27 januari 2014 lalu, yaitu:

1. Mengonsumsi makanan beragam, karena tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh, kecuali ASI.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih, sebab perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang

3. Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan antara pengeluaran energi dan pemasukan zat gizi kedalam tubuh

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) dalam batas normal.

2.3.2 Angka Kecukupan Gizi

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada


(38)

berbagai faktor, seperti umur, gender, BB, iklim, dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, perlu disusun Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan yang sesuai untuk rata-rata penduduk yang hidup di daerah tertentu. (Almatsier, 2010)

AKG yang dianjurkan di Indonesia pertama kali ditetapkan pada tahun 1968 melalu Widya Karya Pangan dan Gizi yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). AKG ini kemudian ditinjau kembali pada tahun 1978, dan sejak itu secara berkala tiap lima tahun sekali. (Almatsier, 2010)

Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan atau Recommended Dietary Allowance (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. AKG ini berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary reuirements). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan gizi adekuat. (Almatsier, 2010)

AKG yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut: 1. merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok

penduduk.

2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok 3. Perencanaan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah,

industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo, dan lembaga pemasyarakatan.

4. Menetapkan standar bantuan pangan.

5. Menilai kecukupan persediaan pangan nasional. 6. Merencanakan program penyuluhan gizi.

7. Mengembangkan produk pangan baru di industri.


(39)

Dasar perhitungan AKG di Indonesia tahun 2004 dilakukan dengan cara menetapkan BB patokan untuk berbagai golongan penduduk. Menggunakan rujukan World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia.

Tabel 2.1

Dasar Perhitungan AKG di Indonesia Tahun 2014 Golongan umur Indonesia (kg) WHO (1983)

(kg)

FAO (2002) (kg)

0-6 bulan 6,0 5,5 6,0

7-11 bulan 8,5 8,2 9,0

1-3 tahun 12,0 12,0 12,0

4-6 tahun 18,0 19,3 17,0

7-9 tahun 24,0 25 28

Pria

10-12 tahun 35 36,5 35

Wanita

10-12 tahun 38,0 40,0 37,0

Sumber. Abas Basuni dan Idrus Jus’at dalam Prosiding AKG dan Acuan Label Gizi, LIPI 2004


(40)

Tabel 2.2

AKG rata-rata yang dianjurakan (per orang per hari) No. Kelompok

umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Energy (kkal) Protein (g) Anak

1 0-6 bulan 6,0 60 550 10

2 7-11 bulan 8,5 71 650 16

3 1-3 tahun 12,0 90 1000 25

4 4-6 tahun 18,0 110 1550 39

5 7-9 tahun 24,0 120 1800 45

Pria

6 10-12 tahun 35 138 2050 50

Wanita

7 10-12 tahun 38,0 145 2050 50

Sumber: Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004

2.3.3 Status Gizi

2.3.3.1 Klasifikasi Status Gizi Klasifikasi menurut WHO

Tabel 2.3. Klasifikasi Status Gizi

BB/TB BB/U TB/U Status Gizi

Normal Rendah Rendah Baik, pernah kurang

Normal Normal Normal Baik

Normal Tinggi Tinggi Jangkung, masih baik

Rendah Rendah Tinggi Buruk

Rendah Rendah Normal Buruk, kurang

Rendah Normal Tinggi Kurang

Tinggi Tinggi Rendah Lebih, obesitas

Tinggi Tinggi Normal Lebih, tidak obesitas

Tinggi Normal Rendah Lebih, pernah kurang


(41)

Tabel 2.4. Keterangan Gizi

Kategori Cut of point

Gizi lebih >120 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983 Gizi baik 80 % - 120 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983 Gizi sedang 70 % - 79,9 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983 Gizi kurang 60 % - 69,9 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983

Gizi buruk <60 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983 *Laki-laki dan perempuan sama (Supariasa, 2002)

2.3.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi

Menurut Sullistyoningsih (2010), kebutuhan gizi setiap golongan umur dapat dilihat pada AKG yang dianjurkan. Penentuan kebutuhan dilakukan berdasarkan umur, pekerjaan, jenis kelamin, dan kondisi khusus seperti pada kondisi hamil dan menyusui. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda-beda, dipengaruhi oleh:

1. Umur

Kebutuhan zat gizi pada orang dewasa berbeda dengan kebutuhan gizi pada usia balita karena pada masa balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat. Semakin bertambah umur, kebutuhan zat gizi seorang relatif lebih rendah untuk tiap Kg BB-nya.

2. Aktivitas

Kebutuhan zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Makin berat aktivitas yang dilakukan kebutuhan zat gizi makin tinggi, terutama energi.

3. Jenis kelamin

Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan terutama pada usia dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh jaringan penyusun tubuh dan jenis aktivitasnya. Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini menyebabkan lean body mass laki-laki menjadi lebih tinggi sehingga kebutuhan energi basal laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Kebutuhan zat gizi lain yang berbeda antara laki-laki dan perempuan adalah kebutuhan zat besi. Perempuan membutuhkan 2x lipat lebih banyak karena fungsi kodrati perempuan yaitu haid.


(42)

4. Kondisi khusus

Kebutuhan gizi pada masa hamil dan menyusui meningkat karena meningkatnya metabolisme serta dibutuhkan untuk persiapan produksi ASI dan tumbuh kembang janin. Selain hamil dan menyusui, kondisi sakit juga akan mempengaruhi kebutuhan gizi sesorang. Jenis penyakit yang diderita akan mempengaruhi kebutuhan gizi yang harus dipenuhi.

5. Daerah tempat tinggal

Seorang yang tinggal di daerah pegunungan yang dingin membutuhkan kecukupan energi yang lebih tinggi dibandingkan yang tinggal di daerah pesisir yang panas.


(43)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh Chadian gizi agar dapat menikmati hidup dalam keadaan sehat. Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Pola makan yang baik adalah berpedoman pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

Pedoman Gizi Seimbang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan IPTEK(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. PGS yang baru, pada tanggal 27 Januari 2014 lalu telah diselenggarakan workshop untuk mendapat masukan dari para pakar pemerintah serta non pemerintah, lintas sektor, lintas program dan organisasi profesi. (Departemen Kesehatan, 2014)

Adapun Isi PUGS (Pesan Umum Gizi Seimbang) adalah : 1. Makanlah beraneka ragam makanan.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi.

5. Gunakan garam beriodioum.

6. Makanlah makanan sumber zat besi.

7. Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 bulan. 8. Biasakan makan pagi.


(44)

9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya. 10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur. 11. Hindari minum minuman beralkohol.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. 13. Bacalah label makanan yang dikemas.

Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah khususnya pada usia 7-12 tahun. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. (Almatsier, 2001)

Menurut berbagai kajian, kebiasaan makanan yang baik adalah tiga kali dalam sehari. Menurut Suhardjo (2003), bahwa secara kuantitas dan kualitas bila hanya satu atau dua kali makan setiap hari, mungkin sekali akan terjadi kekurangan. Namun masih banyak anak sekolah yang frekuensi makananya kurang dari tiga kali sehari dan waktu makan yang sering ditinggalkan adalah sarapan.

Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik (Martianto, 2006). Oleh karena itu untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada saat sarapan pagi harus diperhatikan pemilihan menu serta kandungan gizi yang baik untuk pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari.

Sarapan pagi mempunyai peranan penting bagi anak. Anak yang terbiasa sarapan pagi akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dari pada anak yang tidak terbiasa sarapan pagi. Sarapan pagi bagi anak akan memacu pertumbuhan dan memaksimalkan kemampuan di sekolah (Elizabeth, 2003).


(45)

Sarana utama dari segi gizi untuk memenuhi kebutuhan energi anak sekolah adalah sarapan pagi. Tanpa sarapan pagi, akan terjadi kekosongan lambung sehingga kadar glukosa akan menurun. Glukosa darah merupakan sumber energi utama bagi otak, sehingga anak akan kesulitan menerima pelajaran dengan baik. (Khomsan, 2004)

Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Daerah) 2010, sebanyak 35 ribu anak usia sekolah, 26,1% hanya sarapan dengan air minum, dan 44,6% memperoleh asupan energi kurang dari 15%.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah (2013) yang menyatakan bahwa hanya 10,6% dari sarapan anak yang mencukupi energi >30% dan masih sangat kurangnya pengetahuan anak-anak untuk sarapan dengan makanan yang beranekaragam.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sibuea (2002) di sebuah Sekolah Dasar (SD) Negeri di Medan, bahwa ada sekitar 57,50 % anak Indonesia tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Dan hal itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan akan memberikan kontribusi penting akan pemenuhan beberapa zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti energi, protein, vitamin, lemak dan mineral. Ketersediaan sarapan yang bermutu mampu meningkatkan kapasitas belajar sehingga lebih mudah menerima pelajaran.

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2014) di SD Negeri 096132 Parapat menemukan bahwa sebanyak 39,1 % anak yang sarapan pagi bergizi dan jika dihubungkan dengan indeks prestasi pada umumnya terdapat 79,7 % dengan indeks prestasi sedang, 15,9 % dengan indeks prestasi kurang sedangkan untuk indeks prestasi baik terdapat 4,3 %.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap murid SD guna mengetehaui tingkat pengetahuan tentang sarapan bergizi anak sekolah dasar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Untuk mengetahui Bagaimana pengetahuan siswa/siswi pada SD negeri tentang pentingnya sarapan yang bergizi.


(46)

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penilitan ini adalah peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan siswa/siswi tentang pentingnya kebiasaan sarapan bergizi.

1.3.2 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui gambaran tentang pengetahuan siswa/siswi tentang gizi 2. Mengetahui gambaran tentang pengetahuan siswa/siswi tentang sarapan 3. Mengetahui jumlah siswa/siswi yang sarapan pagi

4. Mengetahui alasan kenapa tidak dilakukannya sarapan 5. Mengetahui gambaran gizi siswa/siswi

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan informasi tentang pentingnya manfaat sarapan pagi pada anak SD.

2. Meningkatkan kesadaran murid SD tentang pentingnya sarapan pagi. 3. Mengajak murid SD agar rutin melakukan kegiatan sarapan.

4. Bagi Institusi Pendidikan, dapat dijadikan masukan untuk memperkaya bahan pustaka yang berguna untuk pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya. Serta dapat dijadikan motivasi untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai bahan referensi atau sumber data untuk penelitian sejenis berikutnya yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan variabel yang lebih kompleks.


(47)

ABSTRAK

Indonesia adalah Negara yang besar, namun untuk menjadi bangsa yang dianggap maju membutuhkan 3 aspek yaitu kesehatan, kecerdasan, dan aktifitas. Kesehatan tak lepas dari gizi harian masyarakat. Asupan gizi harian yang paling sering dilupakan adalah makan pagi atau sarapan. Menurut Sibuea (2002) sebanyak 57.5% responden tidak sarapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pentingnya sarapan bergizi pada anak kelas VI Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian cross sectional dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 71.6% responden berpengetahuan baik tentang gizi, 49.0% berpengetahuan baik tentang sarapan, dan 78.4% responden melakukan sarapan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari kedua Sekolah dasar yang diteliti menunjukan hasil bahwa tingkat pengetahuan perlu ditingkatkan, untuk persentase siswa yang sarapan sudah cukup tinggi namun perlu ditingkatkan dan di beri dorongan agar dapat melanjutkan kegiatan sarapan hingga dewasa.


(48)

ABSTRACT

Indonesia is a large country, but to become a nation that is considered advanced need 3 aspects namely health, intelligence and activities. Health could not be separated from the daily nutrition community. Daily nutrition intake is most often forgotten is breakfast. According to Sibuea (2002) as much as 57.5 percent of respondents not breakfast. The purpose of this research is to know the level of knowledge about the importance of a nutritious breakfast on the children in grade 6 elementary schools. This research is a descriptive research with cross sectional research method using the questioner. The results of this study were obtained as much as 71.6% of respondents good knowledge about nutrition, 49.0% good knowledge about breakfast, and 78.4% of respondents do breakfast. The conclusion from this research is from the two elementary schools that examined shows the result that the knowledge level need to be increased for the percentage of students that breakfast is high enough but need to be improved and give encouragement to continue the activities of breakfast until adulthood.


(49)

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENTINGNYA SARAPAN BERGIZI PADA ANAK KELAS 6 SD PADA SEKOLAH DASAR NEGERI

Oleh : KRISNA BUANA

120100149

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(50)

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENTINGNYA SARAPAN BERGIZI PADA ANAK KELAS 6 SD PADA SEKOLAH DASAR NEGERI

KARYA TULIS ILMIAH

“ Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ”

Oleh : KRISNA BUANA

120100149

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(51)

(52)

ABSTRAK

Indonesia adalah Negara yang besar, namun untuk menjadi bangsa yang dianggap maju membutuhkan 3 aspek yaitu kesehatan, kecerdasan, dan aktifitas. Kesehatan tak lepas dari gizi harian masyarakat. Asupan gizi harian yang paling sering dilupakan adalah makan pagi atau sarapan. Menurut Sibuea (2002) sebanyak 57.5% responden tidak sarapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pentingnya sarapan bergizi pada anak kelas VI Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian cross sectional dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 71.6% responden berpengetahuan baik tentang gizi, 49.0% berpengetahuan baik tentang sarapan, dan 78.4% responden melakukan sarapan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari kedua Sekolah dasar yang diteliti menunjukan hasil bahwa tingkat pengetahuan perlu ditingkatkan, untuk persentase siswa yang sarapan sudah cukup tinggi namun perlu ditingkatkan dan di beri dorongan agar dapat melanjutkan kegiatan sarapan hingga dewasa.


(53)

ABSTRACT

Indonesia is a large country, but to become a nation that is considered advanced need 3 aspects namely health, intelligence and activities. Health could not be separated from the daily nutrition community. Daily nutrition intake is most often forgotten is breakfast. According to Sibuea (2002) as much as 57.5 percent of respondents not breakfast. The purpose of this research is to know the level of knowledge about the importance of a nutritious breakfast on the children in grade 6 elementary schools. This research is a descriptive research with cross sectional research method using the questioner. The results of this study were obtained as much as 71.6% of respondents good knowledge about nutrition, 49.0% good knowledge about breakfast, and 78.4% of respondents do breakfast. The conclusion from this research is from the two elementary schools that examined shows the result that the knowledge level need to be increased for the percentage of students that breakfast is high enough but need to be improved and give encouragement to continue the activities of breakfast until adulthood.


(54)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul ‘Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Sarapan Bergizi pada Anak Kelas VI SD di Sekolah Dasar Negeri’. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang sarjana kedokteran, penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan. Penulis rasakan semua itu sebagai suatu ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis. Hanya kesabaran, keteguhan dan ketekunan yang penulis coba lakukan untuk terselesainya karya ini hingga terselesaikannya laporan hasil penelitian ini.

Penulis sadar dengan kekurangan diri penulis untuk melakukan banyak hal sendirian maka itu penulis telah melibatkan beberapa orang, kelompok atau elemen lain untuk membantu, mendukung, dan memberikan saran yang sangat berharga bagi penulis. Kepada merekalah penulis ucapkan banyak terimakasih.

Beberapa yang dapat penulis sebut telah mempunyai peranan yang sangat besar dalam penulisan ini penulis akan sebut sebagai berikut:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK,Sp.GK selaku Dosen Pembimbing dalam tugas akhir ini yang telah meluangkan waktu dan atas segala bimbingan, saran, kesabaran ilmu yang telah diberikan.


(55)

3. dr. Khairina, SpKK dan dr. Kamal Basri Siregar, SpBOnk(k) selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Kedua Orangtua Penulis, Gatot Sukoco dan Endang R.S atas segala pengorbanan dan kasih sayangnya yang diberikan kepada penulis. Tetaplah iringi ananda dengan doa dan kasih sayang kalian.

5. dr. Dedi Ikhsan, drg. Yohanes Dwi Nugroho, drg. Septyan atmodjo, dr. M. Rezki Hakim, Evan Hutagalung S.H, Alvin H. Situmorang S.T, Goklas Rey Purba S.E, Andrew Samuel S.T, dr. Jenno Fillano, M. Iqbal S.km, Bayu Orian H. S.Si, Mahagestra Pratama, dan Bapak kost. Trima kasih atas dukungan moral untuk menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.

6. Shierly, Yolanda Hendrawan, Fitriyani Sirumaha, Chandra Wirawan, Darius Hartanto, Maria Anastasia Wibisono, Tionoto Santoso, dan Tiffany. Trimakasih atas nasehat, bantuan, dan semangat dalam membahas karya tulis ini

7. Mashita ayuni, Nadya Debora, Feri Frans K., Filza Rifqi A.S. Terima kasih atas nasehat dan bantuannya dalam karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata penulis Ucapkan Terima Kasih atas semua dan apapun yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Tuhan selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Medan, Desember 2015 Penulis,

Krisna Buana 120100149


(56)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan ... 5

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 5

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 6

2.2. Makan ... 7

2.2.1 Definisi Makan ... 7

2.2.2 Sarapan ... 9

2.2.2.1 Komposisi Sarapan yang Baik ... 10


(57)

2.3 Gizi ... 11

2.3.1 Pendahuluan ... 11

2.3.2 Angka Kecukupan Gizi ... 14

2.3.3 Status Gizi ... 16

2.3.3.1 Klasifikasi Status Gizi ... 16

2.3.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan Gizi ... 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 19

3.2. Definisi Operasional ... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 21

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.3 Populasi dan Sampel ... 21

4.3.1 Populasi ... 21

4.3.2 Sampel ... 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

4.4.1 Sumber Data ... 22

4.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 22

4.4.3 Uji Validitas dan Reabilitas ... 22

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ………... 25

5.1.1 Deskrispsi Lokasi Penelitian ………. . 25

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ……….... 25


(58)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan … ... 32

6.2 Saran …… ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(59)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 isi PGS 2014 dari Kementerian Kesehatan ... 13 Gambar 2.2 porsi sekali makan yang dianjurkan ... 13 Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 19


(60)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dasar Perhitungan AKG di Indonesia Tahun 2014 ... 15

Tabel 2.2 AKG rata-rata yang dianjurakan (per orang per hari) ... 16

Tabel 2.3. Klasifikasi Status Gizi ... 16

Tabel 2.4. Keterangan Gizi ... 17

Tabel 3.1 Variable dan Definisi Operasional ... 20

Table 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan kategori usia pada responden yang berpartisipasi .. ... 25

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden yang berpartisipasi . ... 26

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang gizi . ... 27

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang sarapan . ... 27

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi banyaknya responden yang sarapan . ... 28

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi alasan responden tidak melakukan sarapan . ... 28


(61)

DAFTAR SINGKATAN

AKG : Angka Kecukupan Gizi

ASI : Air Susu Ibu

BB : Berat Badan

BPGD : Badan Perbaikan Gizi Daerah Depkes: : Departemen Kesehatan

dl : Desiliter

FAO : Food and Agriculture Organization

gr : Gram

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

kg : Kilo Gram

LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

mg : Milli Gram

NCHS : National Center for Health Statistic

PGS : Pedoman Gizi Seimbang

PUGS : Pedoman Umum Gizi Seimbang RDA : Recommended Dietary Allowance

RI : Republik Indonesia

SD : Sekolah Dasar

T.A : Tahun Ajaran

UPGK : Upaya Perbaikan Gizi Keluarga v : Verbal


(62)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Penjelasan Setelah (Psp) (Informed Consent)

Lampiran 4 : Surat Ethical Clereance Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Lampiran 6 : Validitas Reabilitas


(1)

2.3 Gizi ... 11

2.3.1 Pendahuluan ... 11

2.3.2 Angka Kecukupan Gizi ... 14

2.3.3 Status Gizi ... 16

2.3.3.1 Klasifikasi Status Gizi ... 16

2.3.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan Gizi ... 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 19

3.2. Definisi Operasional ... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 21

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.3 Populasi dan Sampel ... 21

4.3.1 Populasi ... 21

4.3.2 Sampel ... 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

4.4.1 Sumber Data ... 22

4.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 22

4.4.3 Uji Validitas dan Reabilitas ... 22

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ………... 25

5.1.1 Deskrispsi Lokasi Penelitian ………. . 25

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ……….... 25


(2)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan … ... 32

6.2 Saran …… ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(3)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 isi PGS 2014 dari Kementerian Kesehatan ... 13 Gambar 2.2 porsi sekali makan yang dianjurkan ... 13 Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 19


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dasar Perhitungan AKG di Indonesia Tahun 2014 ... 15

Tabel 2.2 AKG rata-rata yang dianjurakan (per orang per hari) ... 16

Tabel 2.3. Klasifikasi Status Gizi ... 16

Tabel 2.4. Keterangan Gizi ... 17

Tabel 3.1 Variable dan Definisi Operasional ... 20

Table 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan kategori usia pada responden yang berpartisipasi .. ... 25

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden yang berpartisipasi . ... 26

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang gizi . ... 27

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang sarapan . ... 27

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi banyaknya responden yang sarapan . ... 28

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi alasan responden tidak melakukan sarapan . ... 28


(5)

DAFTAR SINGKATAN

AKG : Angka Kecukupan Gizi

ASI : Air Susu Ibu

BB : Berat Badan

BPGD : Badan Perbaikan Gizi Daerah

Depkes: : Departemen Kesehatan

dl : Desiliter

FAO : Food and Agriculture Organization

gr : Gram

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

kg : Kilo Gram

LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

mg : Milli Gram

NCHS : National Center for Health Statistic

PGS : Pedoman Gizi Seimbang

PUGS : Pedoman Umum Gizi Seimbang

RDA : Recommended Dietary Allowance

RI : Republik Indonesia

SD : Sekolah Dasar

T.A : Tahun Ajaran

UPGK : Upaya Perbaikan Gizi Keluarga

v : Verbal


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Penjelasan Setelah (Psp) (Informed Consent)

Lampiran 4 : Surat Ethical Clereance Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Lampiran 6 : Validitas Reabilitas