Tingkat Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Dasar Tentang Manfaat Konsumsi Sayur-Mayur Di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG MANFAAT KONSUMSI SAYUR-MAYUR DI SEKOLAH DASAR

SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

Oleh:

AZIEMAH MARYAM BT ABDUL MANAF NIM : 080100339

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG MANFAAT KONSUMSI SAYUR-MAYUR DI SEKOLAH DASAR

SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

AZIEMAH MARYAM BT ABDUL MANAF NIM : 080100339

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul: Tingkat Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Dasar tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan

Nama : Aziemah Maryam bt Abdul Manaf

NIM : 080100339

Dosen Pembimbing, Dosen Penguji I,

(dr. Bugis Mardina Lubis, Sp. A) (dr. Tri Widyawati, M. Si ) NIP : NIP :

Dosen Penguji II,

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes) NIP :

Medan, 12 Januari 2012 Universitas Sumatera Utara

Fakultas Kedokteran Dekan

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1001


(4)

ABSTRAK

Latar belakang : Asupan sayur-mayur di kalangan masyarakat terutama anak-anak sangat tidak mencukupi seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO). Hal ini dapat disebabkan oleh karena kurangnya ilmu pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.

Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar (SD) Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Selain itu juga turut diukur tingkat pengetahuan mengikut tingkatan kelas dan jenis kelamin anak.

Metode : Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan pengambilan data melalui tehnik cluster sampling. Diberikan kuesioner yang mengandung 11 pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sebanyak 70 orang siswa pada kelas 4 (34 orang) dan kelas 5 (36 orang) yang telah menjadi responden penelitian.

Hasil : Sebanyak 46 orang (65,71%) laki-laki dan 24 orang (34,29%) perempuan telah diambil sebagai responden penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan adalah pada tingkat sedang. Sebanyak 38 orang (54,3%) mendapat skor sedang, 29 orang (41,4%) mendapat skor baik dan 3 orang (4,3%) mendapat skor buruk.

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak adalah pada tingkat sedang.


(5)

ABSTRACT

Background : Vegetables intake are not sufficient enough among the society especially among children as recommended by the World Health Organization (WHO). This may be because of inadequate knowledge about the benefits in consuming vegetables in children.

Objective : The objective of this research is to know the level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in Sekolah Dasar (SD) Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Students’ classes and sex were also measured.

Method : A descriptive research with a cross-sectional approach. The data was taken by the cluster sampling technique. A questionnaire with 11 questions were given to be filled in by the respondents. 70 students were chosen with standard 4 (34 people) and standard 5 (36 people) students were picked to be the respondents.

Result : 46 male students (65.71%) and 24 female students (34.29%) were chosen to be respondents in this research. The result shows that the level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan is at intermediate level. 38 respondents (54.3%) with an intermediate score, 29 respondents (41.4%) got a high score while the balance 3 respondents (4.3%) managed to get low score.

Conclusion : The level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan is at intermediate level. Keywords : Level of knowledge, benefits in consuming vegetables, primary school.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini diberi judul “Tingkat Pengetahuan Anak-anak Sekolah Dasar tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan” disusun untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, peneliti berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU.

2. Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp. A (K) selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran USU.

3. Dr. Bugis Mardina Lubis, Sp. A, selaku dosen pembimbing penelitian dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bapak Azhar Fauzi selaku Kepala Sekolah SD Shafiyyatul Amaliyyah yang telah memberi kebenaran dan membantu saya dalam melakukan penelitian ini. 5. Bapak Mahmud selaku Pembantu Kepala Sekolah SD Shafiyyatul Amaliyyah

yang banyak menolong saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Dosen dan staf/karyawan Fakultas Kedokteran USU yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan studi.


(7)

7. Ibunda, ayahanda tercinta dan seluruh keluarga, yang telah susah payah untuk memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman mahasiswa Stambuk 2008 Fakultas Kedokteran USU yang telah sama-sama berjuang dan saling memberikan dukungan dalam proses menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini..

Akhirnya peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian.

Medan, 12 Desember 2011,

Peneliti,

Aziemah Maryam bt Abdul Manaf NIM : 080100339


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan………..………...i

Abstrak………...ii

Abstract………..……..………...iii

Kata Pengantar……….………..iv

Daftar Isi………...vi

Daftar Gambar………....ix

Daftar Tabel………....…….…….x

BAB 1 PENDAHULUAN………..……1

1.1.Latar Belakang ……….…….1

1.2.Rumusan Masalah ………..……...……3

1.3.Tujuan Penelitian ……….…….3

1.4.Manfaat Penelitian ………...4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..….…..5


(9)

2.2. Definisi Gizi ……….….6

2.3. Nutrisi ……….…...8

2.4. Peranan Sayur-mayur dalam Nutrisi pada Anak………....…..13

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asupan Sayur-mayur pada Anak………...21

2.6. Mengatasi Masalah Asupan Sayur-mayur pada Anak ………....22

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……….……25

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………...25

3.2. Definisi Operasional ………25

BAB 4 METODE PENELITIAN……….…....27

4.1. Jenis Penelitian ……….…...27

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ………27

4.3. Populasi dan Sampel ……….…..28

4.4. Metode Pengumpulan Data ………29

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ……….30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...32

5.1. Hasil Penelitian ………32


(10)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………40

6.1. Kesimpulan ………..40

6.2. Saran ……….………...40

DAFTAR PUSTAKA………...………..42


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 3.1. Kerangka Konsep antara Tingkat Pengetahuan Anak-anak SD tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan……….………...25


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 3.2 Variabel dan Definisi Operasional ………...……25

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pengetahuan Mengikut Rentang Skor ………….……27

Tabel 5.1. Distribusi Responden Penelitian Menurut Tingkatan Kelas ……….…..32

Tabel 5.2. Distribusi Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin ...33

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Pengetahuan Responden ………….34

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkatan Kelas Anak………...34

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin Anak ………...35

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Yang Diberikan……….36


(13)

ABSTRAK

Latar belakang : Asupan sayur-mayur di kalangan masyarakat terutama anak-anak sangat tidak mencukupi seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO). Hal ini dapat disebabkan oleh karena kurangnya ilmu pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.

Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar (SD) Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Selain itu juga turut diukur tingkat pengetahuan mengikut tingkatan kelas dan jenis kelamin anak.

Metode : Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan pengambilan data melalui tehnik cluster sampling. Diberikan kuesioner yang mengandung 11 pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sebanyak 70 orang siswa pada kelas 4 (34 orang) dan kelas 5 (36 orang) yang telah menjadi responden penelitian.

Hasil : Sebanyak 46 orang (65,71%) laki-laki dan 24 orang (34,29%) perempuan telah diambil sebagai responden penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan adalah pada tingkat sedang. Sebanyak 38 orang (54,3%) mendapat skor sedang, 29 orang (41,4%) mendapat skor baik dan 3 orang (4,3%) mendapat skor buruk.

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak adalah pada tingkat sedang.


(14)

ABSTRACT

Background : Vegetables intake are not sufficient enough among the society especially among children as recommended by the World Health Organization (WHO). This may be because of inadequate knowledge about the benefits in consuming vegetables in children.

Objective : The objective of this research is to know the level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in Sekolah Dasar (SD) Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Students’ classes and sex were also measured.

Method : A descriptive research with a cross-sectional approach. The data was taken by the cluster sampling technique. A questionnaire with 11 questions were given to be filled in by the respondents. 70 students were chosen with standard 4 (34 people) and standard 5 (36 people) students were picked to be the respondents.

Result : 46 male students (65.71%) and 24 female students (34.29%) were chosen to be respondents in this research. The result shows that the level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan is at intermediate level. 38 respondents (54.3%) with an intermediate score, 29 respondents (41.4%) got a high score while the balance 3 respondents (4.3%) managed to get low score.

Conclusion : The level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan is at intermediate level. Keywords : Level of knowledge, benefits in consuming vegetables, primary school.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam hidangan orang Indonesia, sayur-mayur adalah sebagai pelengkap makanan pokok, pemberi serat dalam hidangan serta pembasah karena umumnya dimasak berkuah. Zat gizi pada sayur-mayur seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin merupakan kebutuhan dasar anak, dan masalah kesulitan makan pada anak merupakan problema yang sangat sering dihadapi baik oleh para orangtua maupun para dokter atau petugas kesehatan lain. Walaupun demikian, tidak banyak literatur membahas tentang hal ini secara spesifik dan mendalam, padahal dampak dari makan bermasalah ini adalah tidak terpenuhinya kebutuhan nutrien yang dapat mengakibatkan keadaan defisiensi nutrien dan malnutrisi.

Indonesia mempunyai masalah gizi yang besar dan 3 prevalensi yang paling tinggi adalah kurangnya vitamin A (KVA), anemia kurang zat besi dan kurang yodium pada anak. Prevalensi gizi kurang periode 1989-1999 menurun dari 29,5% menjadi 27,5% atau rata-rata penurunan 0,40% per tahun, namun pada periode 2000-2005 peningkatan prevalensi gizi kurang dari 24,6% menjadi 28,0%. Berdasarkan hasil estimasi para ahli gizi, ada 5,1 juta balita menderita gizi buruk dan 54% kematian bayi dan balita adalah diakibatkan oleh gizi kurang (Hernawati, 2008).

Berdasarkan analisis data Susenas laporan Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2002 di Sumatera Barat ditemukan anak balita yang berstatus gizi kurang dan buruk sebesar 28,05%. Sedangkan anak batita di Sumatera Barat berstatus gizi kurang dan buruk adalah 28,91% (Diana, 2006). Dalam waktu yang sama, dunia maju menghadapi epidemik masalah kelebihan gizi (gizi lebih) dalam bentuk obesitas dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, hipertensi, strok dan diabetes. Penyakit-penyakit ini semakin banyak dihidapi oleh masyarakat moderen dan menjadi satu masalah yang besar kepada ekonomi negara.


(16)

Penyebab masalah-masalah gizi di antaranya adalah karena kurangnya asupan sayur-mayur pada anak-anak. Diperkirakan sebanyak 80% anak-anak di dunia ini yang tidak menyukai sayur-mayur. Sedangkan sayur-mayur merupakan penyumbang utama untuk nutrisi dan diet seimbang pada anak-anak dan dewasa. “My Child Never Eats Vegetables” dalam buku Perspectives in Nutrition (2004) menunjukkan bukti bahwa gambaran sikap ini merupakan kasus global dan merupakan satu kesulitan bagi orangtua untuk memberi anak-anak mereka makanan yang mengandung sayur-mayur. Anak-anak secara umumnya mengkonsumsi buah-buahan secukupnya tetapi tidak untuk sayur-mayur. Oleh itu, perlulah dilakukan intervensi sejak dini supaya anak-anak mendapat kesehatan yang optimum.

Menurut Nicklaus (2005) keterpaparan pada jenis makanan yang beragam adalah bagus pada anak-anak sebelum berusia 4 tahun karena anak-anak akan lebih mudah menerima kepelbagaian makanan sesuai pertambahan usianya. Terdapat beberapa alasan mengapa perlu dididik dan diperbaiki diet pada anak-anak. Kebanyakan pola makan atau eating behaviors diinisiasi ketika waktu anak-anak, bermula dari waktu anak-anak dan akan berlanjutan hingga ke alam dewasa. Sebagai tambahan, terdapat bukti-bukti bahwa diet yang jelek ketika anak-anak akan menimbulkan keadaan kesehatan yang jelek terutamanya ketika usia tua, seperti diabetes, obesitas dan penyakit kardiovaskuler.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terbuktilah bahwa anak-anak sekolah dasar merupakan golongan yang rentan untuk mengidap penyakit-penyakit terutamanya penyakit-penyakit kronik di masa datang. Oleh itu, peneliti tertarik untuk mengetahui akan tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur karena ini merupakan faktor untuk mencegah anak-anak sekolah dasar daripada mengidap berbagai penyakit. Peneliti juga ingin mengetahui berapakah proporsi anak-anak SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang mendapat skor baik, sedang dan kurang dalam penelitian tentang manfaat konsumsi sayur-mayur ini.


(17)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum :

Secara umumnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

1.3.2. Tujuan khusus :

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

I. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan anak-anak Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur berdasarkan tingkatan kelas anak.

II. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan anak-anak Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur berdasarkan jenis kelamin anak.


(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

I. Bagi pemerintah Kota Medan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan, untuk mengadakan kebijakan sebagai solusi bagi meningkatkan penyuluhan tentang kepentingan sayur-mayur dalam makanan sehari-harian pada anak-anak sekolah dasar.

II. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan konsumsi sayur-mayur di kalangan anak-anak sekolah dasar.

III. Bagi pihak sekolah

Hasil penelitian dapat memberi penyuluhan yaitu pendidikan gizi kepada anak-anak sekolah dasar tentang pentingnya nutrisi dan diet seimbang yang mengandung sayur-mayur kepada anak-anak sekolah. Pihak sekolah juga dapat menyediakan makanan dengan pelbagai variasi sayur-mayur yang dapat menarik minat anak-anak sekolah dasar untuk mengkonsumsi sayur-mayur di sekolah.

IV. Bagi pihak masyarakat

Hasil penelitian dapat digunakan oleh orangtua untuk menyadarkan anak-anak tentang kepentingan sayur-mayur dan memberi ide-ide untuk ibu menyediakan makanan yang mengandung sayur-mayur pada anak-anak.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melaui panca indra manusia yaitu : indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003) kedalaman pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkat yaitu :

a. Tahu (know)

Merupakan mengingati suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui. Orang telah paham akan obyek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.


(20)

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau sutau obyek dalam komponen-komponen dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

2.2. Definisi Gizi

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti “makanan”. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2009). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), gizi berarti zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan. Menurut Supariasa (2002) gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

2.2.1.Pola Makan dan Kebiasaan Makan

Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong dalam Sri Kardjati (1985) adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan ini akan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adalah : kegemaran, budaya, agama, tingkat ekonomi, lingkungan alam dan sebagainya. Menurut Campbell dan Chen (1999) dalam Wardlaw (2004) hasil studi dengan orang Asia di pedalaman sebagai subjek


(21)

mendapati bahwa diet tradisional, yang kebanyakannya terdiri daripada diet sayur-mayur mengkontribusi kepada rendahnya resiko mereka terhadap penyakit-penyakit degeneratif kronik. Hasil studi ini konsisten dengan observasi terhadap orang Asia yang bermigrasi ke negara-negara barat di mana mereka lebih banyak mendapat penyakit-penyakit ini setelah bertukar kepada makanan barat yang tidak menyehatkan.

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola makan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat di mana seorang anak hidup. Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan anak. Pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Seorang anak dapat memiliki kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan dalam masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan di samping kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecakupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat penting (Santoso dan Ranti, 2004).

Kebutuhan makan pada seseorang diperlukan secukupnya, yang berarti kurang atau lebih dari cukup, terlebih dalam jangka waktu yang lama akan berdampak buruk pada kesehatan. Untuk seorang anak, makan dapat dijadikan media untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu. Dengan demikian dapat dibina kebiasaan yang baik tentang waktu makan dan melalui cara pemberian makan yang teratur anak biasa makan pada waktu yang lazim dan sudah ditentukan (Santoso dan Ranti, 2004). Pola makan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepercayaan, nilai-nilai, pengalaman hidup, status sosioekonomi, faktor edukasi, hubungan interpersonal, tahapan hidup, dan perilaku sosial. Setiap keputusan yang berhubungan dengan kesehatan dan gizi bergantung pada faktor-faktor tersebut dan lain-lain (Wetter, 2001).


(22)

2.2.2.Faktor yang Mempengaruhi Asupan Makanan

Menurut Wardlaw (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi manusia dalam pemilihan makanan. Antaranya adalah genetik, media massa, kepercayaan kesehatan, kondisi kesehatan sekarang, ilmu tentang nutrisi, kepercayaan agama, tekstur dan rasa daripada makanan sendiri, kemudahan dan ketersediaan makanan, kandungan lemak, serat dan air dalam makanan, tempat tinggal di bandar atau di desa, faktor keuangan, pekerjaan, edukasi, etnis, pengaruh teman-teman sebaya dan yang terakhir sekali adalah pengalaman ketika anak-anak. Jelas di situ terdapat faktor pengalaman ketika anak maka dapat dibuat teori bahwa anak-anak yang tidak makan sayur-mayur akan melanjutkannya sehingga usia dewasa pun. Menurut American Dietetic Association (ADA, 2002), tidak ada makanan yang baik dan tidak baik, hanya diet atau kebiasaan makan yang baik ataupun buruk. Tidak ada satu-satunya jenis makanan yang bagus untuk kesehatan begitu juga yang merusakkan kesehatan. Setiap manusia perlu mengkontrol makanan yang dikonsumsi mengikut diet yang seimbang, melakukan aktifitas fisikal yang regular dan mengkontrol berat badan yang ideal untuk mendapatkan kesehatan yang optimum.

Menurut Smith dan Margolskee (2001) dalam Wardlaw (2004) indra pengecap terdapat di seluruh lidah, tidak dalam daerah yang spesifik seperti yang diketahui dahulu. Indra pengecap ini mengecap rasa manis, asam, asin, pahit dan enak. Apabila bahan makanan berikatan dengan indra pengecap yang berkenaan, perubahan dalam keseimbangan ion mengambil alih sel dan mengstimulasi penghantaran impuls ke sistem saraf.

2.3.Nutrisi

Pada umumnya zat gizi dibagi dalam lima kelompok utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Menurut Food and Nutrition Board (The National Academy Press, 2002) diet seimbang untuk makronutrien yaitu karbohidrat adalah 40%-65%, lemak adalah sebanyak 20%-35% dan protein sebanyak 10%-35% dalam satu hidangan.


(23)

2.3.1.Makronutrien

Karbohidrat

Menurut Kuntaraf (2003) sebagian dari kalori yang terdapat dalam tubuh manusia berasal dari karbohidrat atau hidrat arang. Karbohidrat berfungsi untuk memberi tenaga dan juga rasa kenyang. Jumlah karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia tergantung usia dan jenis kelaminnya. Apakah sumber dari karbohidrat? Ternyata bahwa sumber karbohidrat adalah hampir keseluruhannya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Juga berasal dari padi, umbi-umbian, sagu, beras, jagung, gandum, singkong, dan kentang. Sedangkan daging, ayam, ikan, telur dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat (Almatsier, 2009).

Lemak

Lemak mempunyai peran yang penting dalam tubuh manusia sebab lemak adalah sumber energi yang tinggi. 1gram lemak dapat menghasilkan 9 kalori. Antara fungsi lemak adalah melarutkan vitamin A, D, E dan K sehingga dapat diserap oleh dinding usus, melindungi alat-alat tubuh yang halus dan memperbaiki rasa pada makanan. Sesuai dengan rekomendasi oleh Food and Nutrition Board of the National Research Council pada tahun 1948, bahwa antara 20%-25% daripada kalori hendaknya datang dari lemak. Lemak dapat kita perolehi dari hewan, yang disebut lemak hewani, sedangkan lemak dari tumbuh-tumbuhan disebut lemak nabati. Bahan makanan nabati yang mengandung lemak antaranya ialah : kelapa, kacang tanah, santan dan minyak jagung. Lemak hewani terdapat dalam sapi, kambing, susu, keju, minyak ikan, telur dan lain-lainnya.

Protein

Lebih kurang 13% daripada kalori yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari protein. Beberapa fungsi yang penting oleh protein adalah membentuk sel-sel jaringan tubuh (dalam masa pertumbuhan), mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak


(24)

dan memberi tenaga jika jumlah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Kekurangan protein pada anak-anak dapat menyebabkan penyakit kwashiorkor. Pada anak-anak, sekitar 2-3 gram protein diperlukan per hari per berat badan. Menurut Dr. Mikkel Hindhede yaitu seorang ahli gizi dari Denmark, orang dewasa membutuhkan sebanyak 65 gram protein per hari. Tetapi sesuai dengan Widya Karya Pangan Gizi (1978) dikatakan bahwa rakyat Indonesia memerlukan 2100 kalori dengan 46 gram protein setiap hari. Sumber protein dari hewan datangnya dari daging, ikan, makanan laut, ayam, telur dan produk susu. Sedangkan pada sumber tumbuh-tumbuhan, protein dapat diperoleh dari kelompok padi-padian seperti beras, gandum, jagung serta dari biji-bijian dan kacang-kacangan.

2.3.2.Mikronutrien

Vitamin

Vitamin diperlukan mutlak bagi pertumbuhan yang normal dan bagi pemeliharaan kesehatan. Vitamin tidak memberikan tenaga, maupun membangun jaringan. Walaupun demikian, kita tidak dapat hidup tanpa vitamin. Umumnya vitamin diperlukan untuk semua reaksi kimia yang penting bagi tubuh. Vitamin dapat dibagi kepada 2 kelompok yaitu vitamin larut lemak (vitamin A, D, E dan K) dan vitamin tidak larut lemak (vitamin B dan C).

a.Vitamin A

Vitamin A larut dalam lemak dan suhu yang tinggi kecuali kalau ada zat asam. Oleh sebab itu, makanan yang dimasak sebagian besar masih mengandung vitamin A. Antara fungsi vitamin A adalah untuk membantu proses penglihatan, membantu proses pertumbuhan tubuh dan membentuk kesehatan gigi. Dr. Clifford Anderson menyebut vitamin A sebagai ‘vitamin kecantikan’ karena dengan adanya vitamin A, kulit tetap licin dan halus. Kekurangan vitamin A pada anak-anak dapat menyebabkan penyakit rabun senja atau buta ayam. Kekurangan vitamin A juga


(25)

dapat menyebabkan kulit menjadi kasar dan tebal. Kebutuhan vitamin A untuk sehari pada anak-anak sampai umur 12 tahun adalah 2500 KI (Kesatuan Internasional). Vitamin A terdapat pada hewan dengan sumber utamanya adalah hati dan lemak-mentega serta kuning telur. Contoh sayur-sayuran yang mengandung vitamin A adalah bayam, daun lobak, wortel dan ubi jalar.

b.Vitamin D

Vitamin D mempunyai fungsi utama untuk mengatur pembentukan garam kalsium dan fosfor dalam tubuh yang diperlukan untuk pengerasan tulang. Sesuai dengan Panitia Bahan Makanan, Dewan Penyelidikan Nasional, dianjurkan agar anak-anak sejak lahir sampai usia 20 tahun untuk mengkonsumsi sekurang-kurangnya 400 KI vitamin D per hari. Vitamin D bisa diperoleh dari sumber hewan dan tumbuh-tumbuhan, seperti kuning telur, minyak ikan, susu, kubis, wortel, minyak jagung dan lain-lainnya. Di samping itu, vitamin ini dapat pula dihasilkan oleh tubuh kita sendiri dengan pertolongan cahaya matahari yang mengandung sinar ultraviolet. Pro-vitamin D dalam kulit akan diubah menjadi vitamin D.

c.Vitamin E

Vitamin E mempengaruhi otot-otot jantung dan esensial untuk pembiakan. Vitamin E (sebagai antioksidan) juga menjaga vitamin A dan karoten terhadap oksidasi, khusus di dalam saluran pencernaan. Vitamin E terdapat lebih banyak dalam sayur-sayuran berbanding daripada sumber hewani.

d.Vitamin K

Vitamin K penting untuk sintesa faktor pembekuan darah II, VII, IX dan X di dalam hati yang diperlukan untuk penggumpalan atau pembekuan darah. Sumber-sumber vitamin K terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan hewan serta meliputi semua macam sayuran hijau, kuning telur, kedelai, hati dan lain-lain. Vitamin K dalam sayur-sayuran paling banyak dalam kubis, kembang kol, kacang kedelai dan bayam.


(26)

e.Vitamin B

Vitamin-vitamin B kompleks adalah vitamin-vitamin yang larut dalam air dan mempunyai fungsi yang penting dalam tubuh manusia. Vitamin-vitamin B kompleks terdiri daripada berbagai macam vitamin yaitu tiamin (B1), riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam pantotenat, niasin, biotin, asam folin dan cyanocobalamin (B12). Vitamin B1 atau tiamin adalah bagian yang aktif dari koenzim, yang amat diperlukan dalam proses oksidasi karbohidrat. Kekurangan vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri yang menyebabkan rasa nyeri pada otot di seluruh tubuh, urat syaraf yang mudah terganggu dan pencernaan yang terganggu. Kekurangan riboflavin (B2) dapat menyebabkan timbulnya kemerah-merahan dan pengelupasan pada bibir dengan retak pada sudut-sudut mulut. Niasin penting untuk kulit, saluran pencernaan dan susunan syaraf pusat dan kekurangan niasin dapat menyebabkan pellagra. Piridoksin (B6) mempunyai peran penting dalam metabolisme asam-asam amino. Kekurangan biotin pula menyebabkan perubahan patologis pada lidah dan kulit, hilangnya nafsu makan, rasa mual dan anemia ringan, rasa lelah, perasaan sangat tertekan dan insomnia. Asam pantotenat pula mempunyai peran penting dalam kegiatan kelenjar adrenal karena vitamin ini adalah koenzim yang dibutuhkan dalam pembentukan zat-zat lipoid (sterol). Kekurangan asam folin pula menyebabkan pematangan sel-sel darah merah tidak terjadi sehingga mengakibatkan anemia mikrositer. Vitamin B12 diperlukan dalam pembentukan sel-sel darah merah dan kekurangan vitamin B12 menyebabkan pernicious anemia yang diikuti degenerasi syaraf yang progresif.

f.Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin larut air yang juga disebut asam askorbat. Vitamin ini memegang peran penting dalam metabolisme asam amino, serta penyembuhan bagian tubuh yang sakit. Vitamin C juga memainkan peran penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit yang disebut sebagai skorbut, di mana timbul pendarahan di sekeliling gusi dan


(27)

tulang terasa nyeri bila disentuh. Berdasarkan penelitian, 10 miligram asam askorbat sudah cukup untuk mencegah skorbut. Vitamin C ini diperoleh hampir seluruhnya dari buah-buahan dan sayur-sayuran segar atau yang tidak dimasak.

g.Mineral

Mineral memegang peran yang penting dalam hidup manusia walaupun jumlah yang diperlukan hanya sedikit sekali. Tiga macam mineral yang cukup penting adalah kalsium, fosfor dan zat besi. Kalsium banyak terdapat dalam sumber nabati seperti kacang kedelai, kacang merah, tempe, bayam, dan daun melinjo. Fosfor pula didapati daripada sumber sayur-sayuran seperti beras merah, bungkil kacang tanah, emping kacang melinjo, tempe, kacang kedelai dan katul beras. Zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin terdapat dalam bayam, daun ubi jalar, jamur kuping kering, daun kelor, kacang kedelai, kacang merah, tempe kedelai murni dan bungkil kacang tanah. Begitu banyak sumber mineral yang terdapat dalam sayur-sayuran dan ini menunjukkan bahwa sayur-sayur-sayuran sangat penting untuk dikonsumsi oleh setiap lapisan masyarakat. Menurut Kuntaraf (2003) makanan vegetarian atau nabati adalah jauh lebih unggul daripada makanan hewani.

2.4.Peranan Sayur-mayur dalam Nutrisi pada Anak

Menurut Santoso dan Ranti (2004) tumbuhan atau nabati sebagai asal bahan makanan sayur-mayur terdapat dalam berbagai jenis dan jumlah yang banyak di Indonesia. Sayur-mayur dapat berupa bagian dari tumbuhan seperti batang (batang pisang), daun (bayam), bunga (jantung pisang), umbi (kentang) maupun buah muda (labu). Sayur-mayur merupakan sumber vitamin dan mineral. Namun, zat-zat gizi ini dapat rusak atau berkurang jika mengalami pemanasan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) sayur berarti daun-daunan (seperti sawi), tumbuh-tumbuhan (taoge), polong atau bijian (kapri, buncis) dan sebagainya yang dapat dimasak. Sayur-mayur berarti berbagai-bagai sayur (seperti kubis, kangkung dan bayam). Apa saja yang digolongkan dalam kelompok sayur-mayur? Sebarang sayur ataupun jus 100%


(28)

yang diperbuat daripada sayuran dikategorikan sebagai sayur-mayur. Sayur-mayur bisa digoreng, dimakan mentah, direbus, di dalam tin atau dikeringkan. “Eat Your Fruits and Vegetables” merupakan salah satu rekomendasi untuk diet seimbang yang sehat. Dan untuk pelbagai alasan yang baik, memakan sayur-mayur dan buah-buahan dapat mengelakkan daripada penyakit-penyakit seperti penyakit jantung dan strok, mengontrol tekanan darah, mengelakkan pelbagai jenis kanker dan penyakit usus seperti diverticulitis dan mempertahankan daripada penyakit katarak dan degenerasi makular, yang sering menyebabkan kebutaan.

Menurut Bruce B (2000) dalam Wardlaw (2004) diet makanan yang tinggi kadar phytochemicals (yang banyak terdapat dalam tomat, brokoli, kobis, teh, kacang kedelai, jeruk, bawang Bombay, dan anggur) dapat memberi efek menguntungkan pada lipid darah, mekanisme antioksidan dalam tubuh dan fungsi kolon. Rocchini (2002) mengatakan bahwa obesitas telah dinamakan sebagai masalah atau penyakit berkaitan nutrisi yang paling serius pada anak-anak di Amerika Serikat. Dalam 30 tahun yang lepas, kadar obesitas telah meningkat melebihi 2 kali lipat di Amerika Serikat, dan terdapat peningkatan prevalensi di seluruh dunia. Obesitas pada masa anak-anak merupakan satu masalah yang serius karena bisa mendorong kepada peningkatan resiko terkena penyakit-penyakit kardiovaskuler, resistensi insulin dan diabetes. Salah satu penyebabnya adalah karena rumah-rumah makan yang besar sering menyediakan makanan dalam porsi yang banyak (Liebman dan Schardt, 2001).

Pelbagai kaedah dilakukan untuk mengurangkan kadar obesitas di kalangan anak-anak termasuklah dengan menulis indeks massa tubuh (IMT) dalam kartu laporan hasil studi anak-anak untuk diketahui oleh orangtua seperti yang dilakukan di Arkansas, Amerika Serikat. Diet pada anak-anak prasekolah seringkali kekurangan bahan makanan yang mengandung zink, folat, vitamin E dan vitamin D. Makanan yang sering dikonsumsi oleh mereka adalah minuman buah-buahan, minuman bergas, susu dan kentang goreng. Orangtua perlu memberi rangsangan dan dorongan pada anak-anak untuk lebih banyak mengkonsumsi sayur-mayur, sereal untuk makan pagi yang tinggi zink dan folat, daging merah, makanan laut, minyak sayuran dan susu


(29)

rendah lemak (Skinner, 1999). Kebanyakan masalah nutrisi pada anak-anak di zaman ini adalah karena kurangnya konsumsi buah-buahan, sayur-mayur, dan biji-bijian serta terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang kurang nutrien seperti permen, pencuci mulut yang manis, dan kerupuk. Makanan-makanan yang tidak berkhasiat itu mengkontribusi kepada jumlah lemak tepu, lemak total, karbohidrat dan energi yang berlebihan dalam diet anak-anak (Horn, 2000).

2.4.1.Jenis Sayur-mayur

Sayur-mayur dibagi dalam 5 kelompok. Berikut adalah beberapa contoh sayur-mayur yang sering dimakan mengikut kelompoknya :

I. Sayuran berdaun hijau gelap :

Brokoli, bayam, bok choy, daun salada yang berwarna hijau gelap, kale dan lain-lain.

II. Sayuran sitrus :

Wortel, ubi kentang manis, labu dan lain-lain. III. Kacang-kacangan kering :

Kacang kedelai, tofu dan lain-lain. IV. Sayuran berkanji :

Jagung, kacang ijo, ubi kentang dan lain-lain. V. Sayuran lainnya :

Asparagus, kembang kol, kobis, sederi, lada hitam, lada merah, bawang dan lain-lain.

2.4.2.Jumlah Asupan Sayur-mayur

Apakah yang dimaksudkan dengan jumlah asupan sayur-mayur yang banyak? Lebih daripada apa yang orang Amerika konsumsi. Jika kita tidak mengambil kira ubi kentang -di mana ia lebih cenderung ke arah kanji ketimbang sayur-mayur- purata orang Amerika mengkonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan sebanyak 3 hidangan sahaja per hari. Pedoman diet yang terbaru mengesyorkan 5 hingga 13 hidangan


(30)

sayur-mayur dan buah-buahan per hari (2,5 hingga 6,5 cawan per hari), bergantung pada asupan kalori masing-masing. World Health Organization (WHO) mencadangkan asupan sayur-mayur dan buah-buahan sekurang-kurangnya 5 hidangan (kira-kira 400g) per hari, dan banyak negara yang mengikut aturan diet seperti ini dalam pedoman nutrisi mereka (Cooke dkk, 2003). Pemerintah United Kingdom turut membuat satu laman web ‘5 A Day’ (NHS, 2011) untuk mendorong rakyat mereka supaya mengkonsumsi sayur-mayur sebanyak 5 hidangan per hari. Akan tetapi, di kebanyakan negara, asupan sayur-mayur dan buah-buahan sangat sedikit ketimbang yang direkomendasi oleh WHO, dengan asupan oleh anak-anak adalah yang paling rendah.

2.4.3.Manfaat Sayur-mayur untuk Mengurangi Resiko Beberapa Penyakit a.Mengurangi Penyakit Kardiovaskuler

Terdapat bukti-bukti tentang diet yang kaya sayur-mayur bisa mengurangkan resiko mendapat penyakit kardiovaskuler dan strok. Penelitian yang paling lama dan paling ramai partisipasinya sehingga kini, telah dilakukan oleh Harvard-based Nurses’ Health Study and Health Professionals Follow-up Study, di mana terdapat 110,000 lelaki dan wanita yang diikuti kegiatan olahraga dan asupan makanan sehingga 14 tahun. Semakin banyak asupan sayur-mayur dan buah-buahan per hari, semakin rendah resiko untuk mendapat penyakit kardiovaskuler. Dibandingkan dengan kelompok yang kurang asupan sayur-mayur dan buah-buahan (kurang daripada 1,5 hidangan per hari), kelompok dengan asupan sayur-mayur dan buah-buahan sebanyak 8 hidangan per hari adalah 30% lebih sulit untuk terkena penyakit jantung dan strok. Walaupun semua sayur-mayur dan buah-buahan mendorong kepada kebaikan ini, tetapi terdapat beberapa jenis sayur-mayur yang berkontribusi lebih banyak seperti sayur-mayur berdaun hijau yaitu bayam, kangkung, Swiss chard dan lain-lain. Ada juga sayur-mayur seperti brokoli, bok choy, kobis dan bunga kobis. Apabila para peneliti menggabungkan hasil penelitian daripada Harvard Studies dan penelitian lain yang dalam jangka waktu lama dari United States dan


(31)

Eropah, dan melihat pada penyakit jantung koroner dan strok secara berpisah, mereka menjumpai satu efek protektif : individu yang mengkonsumsi lebih daripada 5 hidangan sayur-mayur dan buah-buahan per hari mempunyai 20% lebih rendah resiko untuk terkena penyakit jantung koroner dan strok, ketimbang individu yang mengkonsumsi kurang 3 hidangan per hari.

Menurut Henkel (2000) pada bulan Oktober 1999, FDA memberi kebenaran kepada pembuat produk makanan untuk meletakkan label pada produk mereka yang mengatakan protein kedelai dalam produk tersebut dapat mengurangkan resiko terkena penyakit kardiovaskuler. Menurut Kris-Etherton (2001) kacang mempunyai banyak kebaikan nutrisi seperti kaya dengan asam lemak tidak tepu, serat, vitamin antioksidan, mineral, dan pelbagai zat-zat bioaktif (contohnya flavonoid dan sterol tumbuh-tumbuhan). Terdapat bukti bahwa kacang dapat mengurangkan resiko terkena penyakit kardiovaskuler. Menurut McKay dan Blumberg (2002) teh mengandung banyak phytochemicals seperti flavanol dan flavonol. Kebanyakan tetapi tidak semua, studi konsumsi teh membuktikan bahwa kandungan phytochemicals

tersebut dapat mengurangkan resiko terkena beberapa penyakit kronik, terutamanya penyakit kardiovaskuler dan kanker.

b.Mengurangi Resiko Penyakit Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko yang primer untuk mendapat penyakit jantung dan strok. Oleh karena itu, ia merupakan salah satu kondisi yang penting untuk dikontrol. Diet merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangkan tekanan darah.

Pada Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) study, didapati adanya hubungan yang bermakna antara diet dengan tekanan darah. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui efek pada tekanan darah oleh diet yang kaya dengan sayur-mayur, buah-buahan, makanan tenusu rendah lemak dan diet yang direstriksi jumlah lemak tepu dan lemak total. Para peneliti mendapati individu dengan tekanan darah tinggi yang mengikuti diet ini dapat mengurangkan tekanan darah sistolik


(32)

mereka sebanyak kurang lebih 11 mmHg dan tekanan darah diastolik sebanyak kurang lebih 6 mmHg – merupakan sebanyak yang dapat dicapai oleh obat-obatan.

Yang lebih terkini, adanya randomized trial yang dikenali sebagai Optimal Macronutrient Intake Trial for Heart Health (OmniHeart) yang menunjukkan diet kaya sayur-mayur dan buah-buahan ini dapat mengurangkan tekanan darah dengan lebih banyak jika sesetengah karbohidrat diganti dengan protein atau lemak tidak tepu yang berkhasiat.

c.Mengurangi Resiko Terkena Kanker

Penelitian kohort, dimana satu kelompok individu yang sehat diikuti perkembangannya selama bertahun-tahun, secara umumnya memberi hasil yang lebih dipercayai ketimbang penelitian case-control karena ia tidak bergantung pada informasi dari masa lalu. Dan data dari penelitian kohort tidak secara konsisten menunjukkan bahwa diet kaya dengan sayur-mayur dan buah-buahan dapat mencegah kanker secara umum. Sebagai contoh, pada Nurses’ Health Study dan the Health Professionals Follow-up Study, periode selama lebih dari 14 tahun, lelaki dan wanita dengan diet paling tinggi sayur-mayur dan buah-buahan (lebih daripada 8 hidangan per hari) mempunyai resiko yang sama untuk mendapat kanker seperti mereka yang mengkonsumsi paling sedikit sayur-mayur dan buah-buahan (kurang daripada 1,5 hidangan per hari).

Faktor yang lebih mungkin adalah sesetengah jenis sayur-mayur dan buah-buahan sahaja yang dapat memproteksi daripada serangan kanker. Terdapat satu laporan daripada World Cancer Research Fund and the American Institute for Cancer Research yang mengatakan mayur tidak berkanji seperti daun salada dan sayur-mayur berdaun hijau lainnya, brokoli, bok choy, kobis, begitu juga dengan bawang putih, bawang Bombay dan buah-buahan “berkemungkinan” dapat memproteksi daripada serangan beberapa tipe kanker seperti kanker mulut, tenggorokan, esofagus, dan lambung.


(33)

Komponen spesifik daripada sayur-mayur dapat menjadi faktor protektif daripada serangan kanker. Sebagai contoh, adanya penelitian oleh Health Professionals Follow-up Study yang mengatakan tomat dapat memproteksi lelaki daripada kanker prostat, terutama dengan jumlah yang banyak. Salah satu pigmen yang memberi tomat warna merah –lycopene- dikatakan memberi efek protektif pada kanker prostat. Walaupun penelitian dari Health Professionals ini menunjukkan adanya hubungkait antara tomat dengan efek protektif terhadap kanker prostat, penelitian-penelitian lain tidak menunjukkan atau menunjukkan hanya sedikit hubungan antara tomat dengan kanker prostat.

Menurut Rao dan Agarwal (2000) dalam Wardlaw (2004) tomat dan bahan makanan yang mengandung tomat mempunyai kadar lycopene yang tinggi. Ia merupakan karetonoid mayor yang dijumpai dalam aliran darah dan di pelabagai jaringan tubuh. Konsumsi lycopene yang regular dilaporkan dapat mengurangkan resiko terkena kanker dan penyakit-penyakit kardiovaskuler. Lycopene merupakan salah satu daripada karotenoid (bahan yang tubuh kita dapat tukarkan menjadi vitamin A) dapat ditemui pada sayur-mayur dan buah-buahan yang berwarna terang, dan penelitian mengatakan makanan yang mengandung karotenoid dapat memberi proteksi kepada kanker paru, mulut dan tenggorokan. Akan tetapi lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengetahui hubungkait sebenar antara sayur-mayur, buah-buahan, karotenoid dan kanker.

d.Mengurangi Resiko Penyakit Gastrointestinal

Salah satu komponen yang sangat menarik dalam sayur-mayur dan buah-buahan adalah adanya serat yang bisa dicerna. Apabila serat melewati saluran gastrointestinal, ia menyerap air seperti spon dan mengembang. Hal ini dapat menenangkan usus dan melegakan atau mengelakkan daripada terkena konstipasi. Serat ini dapat mengurangkan tekanan dalam saluran cerna dan membantu mengelakkan daripada terkena penyakit divertikulitis.


(34)

Frekuensi normal untuk pergerakan usus besar atau defekasi, berkisar antara 3 kali per hari hingga ke 3 kali per minggu. Konstipasi merupakan problem yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia dan bisa diatasi dengan aktifitas fisikal yang reguler, mengurangkan konsumsi obat-obatan yang dapat menginduksi konstipasi, meningkatkan jumlah serat dalam diet, minum air dengan banyak, serta mengelakkan daripada mengguna laxative kecuali dalam situasi yang mendesak (Tufts University Health and Nutrition Letter, 1999). Menurut Wardlaw (2003) dalam 30 tahun yang lalu, pelbagai studi populasi dilakukan dan didapati adanya hubungan antara peningkatan asupan makanan tinggi serat dengan pengurangan dalam terjadinya kanker kolon.

e.Mengurangi Resiko Penyakit Berkaitan Mata

Mengkonsumsi banyak sayur-mayur dapat mempertahan mata dalam kondisi yang baik. Seperti yang diketahui, vitamin A dalam wortel dapat membantu penglihatan di malam hari. Sayur-mayur dan buah-buahan lainnya dapat membantu mengelakkan dua daripada penyakit mata akibat pertambahan umur yaitu katarak dan degenerasi makular –yang menyerang berjuta-juta penduduk Amerika di atas 65 tahun.

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Degenerasi makular pula disebabkan oleh kerusakan kumulatif pada makula, pusat retina. Ia bermula dengan bintik kabur pada pusat objek yang kita lihat. Apabila degenerasi menyebar, penglihatan makin berkurang.

Sayur-mayur berdaun hijau gelap -seperti bayam dan kale- mempunyai dua pigmen, lutein dan zeaxanthin, yang berakumulasi di mata. Pigmen-pigmen ini dapat menghalang radikal-radikal bebas daripada merusakkan jaringan sensitif pada mata.


(35)

2.5.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asupan Sayur-mayur pada Anak

Menurut Cooke (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi asupan sayur-mayur pada anak-anak dan dibagi kepada 3 kategori yaitu karakteristik demografik, keadaan sekitar ketika waktu makan termasuk perilaku orangtua dan karakteristik anak itu sendiri.

I. Karakteristik demografik

Orangtua dengan derajat edukasi yang lebih tinggi mempunyai anak-anak yang mengkonsumsi lebih banyak sayur-mayur berbanding orangtua dengan tahapan edukasi yang lebih rendah.

II. Perilaku dan cara orangtua memberi anak makan

Jumlah sayur-mayur yang dikonsumsi oleh orangtua memberikan kontribusi yang sangat besar pada asupan sayur-mayur oleh anak-anak mereka. Dapat diprediksi jumlah sayur-mayur yang dikonsumsi oleh anak-anak apabila diketahui jumlah asupan sayur-mayur oleh orangtua mereka. Keadaan sewaktu makan juga berpengaruh di mana makan bersama keluarga dapat meningkatkan jumlah asupan sayur-mayur. Semakin awal anak-anak didedahkan dengan asupan sayur-mayur, semakin tinggi asupan sayur-mayur ketika dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak perlu diberi pendedahan awal dengan diet yang seimbang dan asupan sayur-mayur sejak masih bayi lagi.

Anak-anak yang diberi air susu ibu (ASI) juga memberi pengaruh pada asupan sayur-mayur karena didapati anak-anak yang diberi ASI eksklusif mengkonsumsi lebih banyak sayur-mayur berbanding anak-anak yang diberi ASI dan susu botol. Anak-anak yang mendapat ASI dan susu botol pula lebih banyak mengkonsumsi sayur-mayur berbanding anak-anak yang hanya meminum susu botol.


(36)

III. Karakteristik anak

Anak-anak yang lebih tua mengkonsumsi sayur-mayur lebih sering berbanding anak-anak yang umurnya lebih muda. Anak-anak yang neofobia mengkonsumsi sayur-mayur dengan jumlah yang sedikit berbanding anak-anak lain yang normal. Anak-anak yang suka makan mengkonsumsi sayur-mayur lebih banyak dan lebih sering berbanding anak-anak lain.

2.5.1.Anak yang Memilih Makanan atau Picky Eaters

Studi klinis menunjukkan perbedaan dalam nilai indeks perkembangan mental dan pertumbuhan anak-anak picky eaters yaitu anak-anak yang memilih-milih makanan dengan non-picky eaters yaitu anak-anak yang tidak memilih makanan. Menurut Chatoor dkk (2004) hasil menunjukkan nilai Mental Development Index (MDI) dari picky eaters yang berumur 1-3 tahun adalah 14 poin lebih rendah dibandingkan dengan yang non-picky eaters. Pada umur 1 dan 3 tahun rata-rata persentil berat badan –untuk-usia dari picky eaters berada di bawah non-picky eaters

(Lindberg, 2006). Nilai perkembangan mental ini dapat berpengaruh pada perkembangan kognitif anak yang berkaitan dengan kemampuan belajar, psikososial yang berkaitan dengan kualitas interaksi antara orang tua dan anak serta kemampuan anak membaca dan berbicara.

2.6.Mengatasi Masalah Asupan Sayur-mayur pada Anak

Beberapa cara telah dilakukan supaya anak-anak mempunyai minat untuk mengkonsumsi sayur-mayur. Antaranya adalah cara-cara berikut ini yang dibuat khas untuk anak-anak yang berumur antara 6 hingga 11 tahun di Amerika Serikat (USDA, 2011) :

1. Blast off game

Dibuat satu permainan komputer di mana anak-anak perlu mengisi roket dengan sayur-mayur dan aktifitas fisikal untuk mencapai Planet Power.


(37)

2. Poster untuk anak

Poster ini diisi dengan pesan untuk mengkonsumsi sayur-mayur dan aktifitas fisikal dengan berbagai grafik yang dapat menarik perhatian anak.

3. Buku mewarna untuk anak

Buku ini dipenuhi dengan gambar sayur-mayur untuk diwarnai oleh anak-anak.

4. Kartu sehat bagi anak

Dalam kartu ini mempunyai pedoman diet seimbang untuk anak-anak. Anak-anak dapat mengetahui apa yang mereka konsumsi dan merancang untuk asupan sayur-mayur pada hari besok.

5. Pedoman diet seimbang

Pedoman diet seimbang ini diberi pada orangtua untuk menjelaskannya pada anak mereka dan mudah untuk ditempel di kulkas.

6. Material kelas

Beberapa material untuk ditempel di dalam kelas juga disediakan oleh USDA Team Nutrition.

Bagi pihak orangtua, banyak yang bisa dilakukan untuk menarik minat anak mengkonsumsi sayur-mayur. Sebagai orangtua, berilah sedikit asupan sayur-mayur walaupun satu sendok untuk memberi rangsangan pada anak-anak. Anak-anak mengambil masa untuk berminat terhadap makanan yang baru bagi mereka. Menurut Judarwanto karena besarnya variasi kebutuhan makanan pada masing-masing anak, maka dalam memberikan nasehat makanan pada anak tidak boleh terlalu kaku. Pemberian makanan pada anak tidak boleh dengan kekerasan tetapi dengan persuasif dan monitoring terhadap tumbuh kembang anak.


(38)

Anak-anak tidak boleh dipaksa untuk makan. Mereka perlu diberi kebebasan dan identitas yang berasingan daripada orangtua mereka. Dalam erti kata lain, anak-anak hendaklah diberi kebebasan untuk memilih tanpa paksaan orangtua. Tidak ada satu bahan makanan yang benar-benar esensial dalam diet. Anak-anak patut diberi makan ketika lapar dan jangan berlebihan. Memberi anak-anak makanan yang terdiri daripada sayur-mayur ketika memulakan hidangan yaitu ketika paling lapar, mungkin memberi kesan yang efektif (Wardlaw, 2003).

Berikan makanan yang mengandung sayur-mayur dalam pelbagai warna. Sebagai contoh, gabungan brokoli dan wortel. Sayur-sayur yang berwarna terang ini dapat menarik minat anak untuk mencoba. Hiasan dalam sediaan makanan juga penting. Ibu yang menyediakan makanan untuk anak perlu mencari ide-ide kreatif supaya hidangan tersebut dapat mencuri perhatian anak.

Orangtua perlulah memberikan contoh terbaik pada anak dengan mengkonsumsi sayur-mayur dalam hidangan dan sebagai snek. Biarkan anak-anak memilih sayur untuk makan malam dan memilih sayur-mayur di pasar bagi anak-anak yang sudah bisa membuat keputusan (USDA, 2011).


(39)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka konsep

Gambar 3.1. : Kerangka Konsep antara Tingkat Pengetahuan Anak-anak SD tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan

3.2.Definisi Operasional

Tabel 3.2. : Variabel dan Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur

Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Tingkat pengeta-huan

Segala sesuatu yang diketahui oleh responden mengenai manfaat konsumsi sayur-mayur

Angket Kuesioner 1. Baik (18,4-22,0)

2. Sedang (14,7-18,3)

3. Buruk (11,0-14,6)

Ordinal Anak-anak kelas 4 dan 5

Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan

Tingkat pengetahuan anak-anak SD tentang manfaat


(40)

a. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan diukur melalui 11 pertanyaan. Responden yang menjawab benar akan diberi skor 2 dan yang menjawab salah akan diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 22 sehingga dapat ditentukan tingkat pengetahuan responden menurut langkah-langkah berikut :

1) Menentukan skor tertinggi = 22,0 2) Menentukan skor terendah = 11,0

3) Menentukan rentang skor = skor tertinggi - skor terendah 22,0 - 11,0 = 11.0

4) Menentukan jumlah kategori = 3 (baik, sedang, buruk)

5) Menentukan panjang interval = rentang skor / jumlah kategori 11,0 / 3 = 3,7

2. Kelas anak

Tingkat, golongan atau ruang tempat belajar di sekolah yaitu di SD Shafiyyatul Amaliyyah

Angket Kuesioner Berdasarkan

tingkatan kelas anak:

1. Kelas 4

2. Kelas 5

Nominal

3. Jenis kelamin anak

Sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan anak-anak SD Shafiyyatul Amaliyyah yang menjadi responden kepada penelitian

Angket Kuesioner Berdasarkan jenis kelamin anak :

1. Lelaki

2. Perempuan


(41)

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Pengetahuan Mengikut Rentang Skor Kategori tingkat pengetahuan Rentang skor

Baik 18,4 – 22,0

Sedang 14,7 – 18,3


(42)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional studi, dimana pengamatan dilakukan sesaat dalam satu waktu untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang diperoleh melalui pengisian kuesioner yang telah disediakan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama Maret-Desember 2011, sedangkan pengambilan data dilakukan selama bulan Mei-Juni 2011. Penelitian ini dimulai dari penelusuran daftar pustaka, penyusunan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, seminar proposal, dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan mulai dari pengumpulan data hingga ke penulisan hasil laporan.

4.2.2. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Pemilihan lokasi ini adalah karena sekolah dasar ini mempunyai jumlah siswa yang relatif banyak sehingga sampel dan populasi yang diperlukan untuk penelitian ini dapat ditemukan dan belum pernah diadakan penelitian mengenai tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur sebelum ini di sekolah tersebut.


(43)

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah anak-anak sekolah dasar yang berumur 7-12 tahun. Manakala populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah anak-anak SD yang berumur 10-11 tahun di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

4.3.2. Sampel

Tehnik penarikan sampel untuk penelitian ini adalah dengan cluster sampling. Metode ini adalah tehnik penarikan sampel berdasarkan klaster yang terpilih. Populasi dibagi dalam kelas/klaster di mana diasumsikan di dalam setiap kelas sudah terdapat semua sifat/variasi yang akan diteliti, selanjutnya kelas yang akan diacak dan unit sampel akan diambil dari kelas yang sudah tertarik (Wahyuni, 2011).

4.3.3. Besar Sampel

Perkiraan besar sampel digunakan menurut rumus (Wahyuni, 2011). Pemilihan rumus ini berdasarkan populasi anak-anak sekolah dasar yang sudah diketahui yaitu sebanyak 173 orang.

n = N Z21-α/2 P.(1-P)

(N-1) d2 + Z21-α/2 P.(1-P)

Keterangan : N = besar populasi n = besar sampel

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir P = harga proporsi di populasi


(44)

n = N x Z21-α/2 x P x (1-P)

(N-1) x d2 + Z21-α/2 x P x (1-P)

n = 173 x 1,962 x 0,5 x (1-0,5) (173-1) x (0,1)2+ (1,96) 2 0,5 x (1-0,5)

n = 61,99 = 70

Oleh sebab itu, sebanyak 70 sampel akan diambil untuk penelitian ini.

A) Kriteria Inklusi

I) Anak-anak Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

II) Anak-anak lelaki dan perempuan Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan kelas 4 dan 5.

III) Anak-anak kelas 4 dan 5 yang sudah tahu menulis dan membaca.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari sampel dengan menggunakan penyebaran angket yaitu kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas terlebih dahulu. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada sampel agar dapat mengungkapkan kondisi-kondisi yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Kemudian kuesioner tersebut diberikan kepada sampel untuk diisi. Ada beberapa formulir yang akan disertakan dengan instrumen penelitian.

Formulir A :

Formulir ini berisi tentang penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dijalankan yang memuatkan tandatangan peneliti.


(45)

Formulir B :

Adalah informed consent yaitu surat persetujuan dari orangtua responden yang memuat tanda tangan orangtua responden dan persetujuan orangtua responden.

Formulir C :

Kuesioner yang akan diisi oleh responden.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari bagian pendidikan SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan, yakni berupa informasi dan jumlah siswa SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang berada di kelas 4 dan 5.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu seperti editing, coding, entry, dan cleaning data. Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan memberi kuesioner ulang pada responden. Data yang terkumpul dan dikoreksi ketepatan kemudian diberi kode secara manual dan dimasukkan ke dalam program komputer dengan program SPSS. Pemeriksaan semua data dimasukkan ke dalam komputer untuk menghindar terjadinya kesalahan (Wahyuni, 2011). Setelah itu, dilakukan analisa dengan cara deskriptif dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi.


(46)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah diberikan kepada anak-anak kelas 4 dan kelas 5. Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2011. Kuesioner yang telah lengkap diisi dikumpulkan dan analisis data dilakukan untuk menilai tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Hasil yang didapatkan dapat disimpulkan seperti di bawah.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah, Jalan Setia Budi, No. 191, Medan. Sekolah ini merupakan Islamic Full Day School dan terakreditasi A. Sekolah ini menjadi lokasi pilihan karena anak-anak di sini berasal dari keluarga yang berpendapatan menengah dan tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan anak-anak. Jumlah siswa di sini juga relatif ramai.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Distribusi responden penelitian menurut tingkatan kelas dapat dilihat dalam tabel yang disediakan di bawah.

Tabel 5.1. Distribusi Responden Penelitian Menurut Tingkatan Kelas

Umur Jumlah (orang) Persen (%)

Kelas 4 Kelas 5

34 36

48,57 51,43

Total 70 100.0

Menurut tabel di atas responden terbanyak berada pada kelas 5 yaitu sebanyak 36 orang (51,43%) dibandingkan anak-anak di kelas 4 yaitu sebanyak 34 orang (48,57).


(47)

Tabel 5.2. Distribusi Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah (orang) Persen (%)

Laki-laki Perempuan 46 24 65,71 34,29

Total 70 100.0

Jenis kelamin paling banyak adalah laki-laki dengan jumlah 46 orang (65,71%). Sedangkan responden perempuan berjumlah 24 orang (34,29%). Penelitian juga dipengaruhi oleh kehadiran anak-anak tersebut ke sekolah pada hari pengambilan data. Pada penelitian ini, semua responden telah hadir ke sekolah pada hari pengambilan data.

5.1.3. Hasil Analisa Data

Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur diambil berdasarkan skor yang dicapai oleh responden dalam kuesioner yang telah diberikan dan dijawab oleh mereka. Berdasarkan penelitian pada siswa SD Shafiyyatul Amaliyyah, skor terendah yang dicapai oleh responden adalah 12 dan skor tertinggi adalah 22. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi seperti di bawah.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Pengetahuan Responden

Skor Kategori Frekuensi Persen (%)

18,4-22.0 14,7-18,3 11,0-14,6 Baik Sedang Buruk 29 38 3 41,4 54,3 4,3


(48)

Tingkat pengetahuan yang baik berdasarkan skor adalah sebanyak 29 orang (41,4%) dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang adalah sebanyak 38 orang (54,3%) sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk adalah sebanyak 3 orang (4,3%).

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan berdasarkan karakteristik tingkatan kelas dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkatan Kelas Anak

Kelas Tingkat Pengetahuan

Persen (%)

Baik Sedang Buruk Baik Sedang Buruk

Kelas 4 9 23 2 12,86 32,85 2,86

Kelas 5 20 15 1 28,57 21,43 1,43

Total 29 38 3 41,43 54,28 4,29

Proporsi terbesar responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik adalah responden pada kelas 5 yaitu sebanyak 20 orang (28,57%). Tingkat pengetahuan yang sedang pada kelas 4 adalah sebanyak 23 orang (32,85%). Proporsi terbesar responden yang memiliki tingkat pengetahuan buruk adalah responden pada kelas 4 yaitu sebanyak 2 orang (2,86%) hanya melebihi 1 orang (1,43%) daripada responden kelas 5.

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan berdasarkan karakteristik jenis kelamin anak dapat dilihat pada tabel di bawah.


(49)

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin Anak

Jenis

kelamin Tingkat Pengetahuan Persen (%)

Baik Sedang

Buruk Baik Sedang Buruk Laki-laki 18 27 1 25,72 38,57 1,43

Perempuan 11 11 2 15,71 15,71 2,86

Total 29 38 3 41,43 54,28 4,29

Menurut tabel di atas dapat dilihat bahwa sejumlah 18 orang (25,72%) responden laki-laki mendapat skor tingkat pengetahuan yang baik dibanding hanya 11 orang (15,71%) responden perempuan yang mendapat skor baik. Tingkat pengetahuan sedang didapatkan terbanyak oleh responden laki-laki yaitu sebanyak 27 orang (38,57%) dan hanya 11 orang (15,71%) daripada responden perempuan. Responden perempuan yang mendapat skor tingkat pengetahuan buruk adalah sebanyak 2 orang (2,86%) yaitu melebihi seorang daripada responden laki-laki.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden terhadap Kuesioner yang Diberikan

Pertanyaan

Benar

Salah

Frekuensi

Persen

(%) Frekuensi

Persen (%) 1. Sayur dan buah banyak mengandung

vitamin. 65 92,9 5 7,1

2. Kacang hijau, beras merah, dan jagung


(50)

3. Makanan yang sehat adalah makanan yang banyak mengandung gizi yang seimbang. Yang termasuk zat pembangun tubuh adalah tahu, tempe, ikan, dan

daging. 25 35,7 45 64,3

4. Gizi yang banyak terdapat pada nasi

adalah karbohidrat. 62 88,6 8 11,4

5. Penyakit yang timbul akibat deviasi

vitamin C adalah sariawan. 55 78,6 15 21,4

6. Contoh menu makanan : sayur, buah, ikan, dan susu. Agar menu makanan tersebut lengkap perlu ditambahkan

makanan yang mengandung karbohidrat. 38 54,3 32 45,7 7. Dalam piramida makanan, sayuran

berada di tingkat kedua. 25 35,7 45 64,3

8. Asupan sayuran yang mengandung serat, memberi kebaikan kepada kesehatan

organ usus. 23 32,9 47 67,1

9. Kandungan nutrisi yang banyak terdapat dalam sayuran berdaun hijau

adalah vitamin dan mineral. 58 82,9 12 17,1 10. Kandungan zat gizi karbohidrat

banyak terdapat dalam sayuran jenis padi

dan umbi (seperti gandum). 43 61,4 27 38,6

11. Sayur seperti wortel banyak


(51)

Tabel di atas menunjukkan bahwa pertanyaan pertama mendapat jawaban benar yang paling banyak yaitu sebanyak 65 orang (92,9%) dan diikuti oleh pertanyaan keempat sebanyak 62 orang (88,6%) menjawab dengan benar. Pertanyaan kedelapan pula mendapat jawaban salah yang paling banyak yaitu sebanyak 47 orang (67,1%) dan diikuti oleh pertanyaan ketiga sebanyak 45 orang (64,3%) dan pertanyaan ketujuh sebanyak 45 orang (64,3%) menjawab dengan salah.

5.2. Pembahasan

Menurut hasil penelitian, didapatkan jumlah responden dengan tingkat pengetahuan yang baik adalah sebanyak 29 orang (41,4%) dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang adalah sebanyak 38 orang (54,3%) sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk adalah sebanyak 3 orang (4,3%). Tingkat pengetahuan yang paling banyak adalah tingkat pengetahuan sedang, sehingga dapat dilihat bahwa pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur masih kurang.

Bagi tingkat pengetahuan dengan skor baik, anak-anak pada kelas 4 mendapat skor yang lebih rendah yaitu sebanyak 9 orang (12,86%) berbanding anak-anak pada kelas 5 yaitu sebanyak 20 orang (28,57%). Hal ini mungkin karena anak-anak pada kelas 4 masih kurang mendapat pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur. Menurut jenis kelamin pula, laki-laki yang mendapat skor tingkat pengetahuan baik adalah sebanyak 18 orang (25,72%) berbanding hanya 11 orang (15,71%) responden perempuan. Responden perempuan yang mendapat skor tingkat pengetahuan buruk adalah sebanyak 2 orang (2,86%) yaitu melebihi seorang daripada responden laki-laki. Hal ini dapat menggugurkan anggapan bahwa perempuan mempunyai lebih ilmu pengetahuan berbanding laki-laki khususnya pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.

Pertanyaan pertama mendapat jawaban benar yang paling banyak yaitu sebanyak 65 orang (92,9%) dan diikuti oleh pertanyaan keempat yaitu sebanyak 62 orang (88,6%) menjawab dengan benar. Pertanyaan kedelapan pula mendapat


(52)

jawaban salah yang paling banyak yaitu sebanyak 47 orang (67,1%) dan diikuti oleh pertanyaan ketiga dan ketujuh dengan masing-masing dijawab salah oleh 45 orang (64,3%) responden. Pertanyaan pertama mendapat jawaban benar yang paling banyak mungkin karena pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang begitu umum yaitu tentang kandungan sayur dan buah. Pertanyaan keempat yang merupakan pertanyaan kedua paling banyak dijawab dengan benar merupakan pertanyaan tentang gizi pada nasi. Mungkin juga pertanyaan ini sangat umum diketahui masyarakat karena nasi merupakan makanan harian penduduk di Indonesia. Pertanyaan kedelapan pula mendapat jawaban salah yang paling banyak mungkin karena pertanyaan ini agak membingungkan responden atau memang karena responden yang kurang informasi tentang kebaikan sayuran yang mengandung serat. Pertanyaan ketiga tentang zat pembangun tubuh masih kurang diketahui oleh anak-anak dan pertanyaan ketujuh tentang piramida makanan masih belum dikuasai sepenuhnya oleh anak-anak.

Hasil analisa ini berbeda dengan hasil yang diharapkan karena anak-anak Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah, Medan berasal dari keluarga yang mempunyai pendapatan menengah ke atas. Seharusnya anak-anak tersebut mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi tentang manfaat konsumsi sayur-mayur karena tidak ada masalah asupan makanan atau masalah kurangnya gizi pada anak-anak tersebut.

Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur yang sedang ini juga mungkin karena kurangnya konsumsi sayur-mayur di rumah, kurangnya penyuluhan oleh pihak sekolah maupun petugas kesehatan di Medan. Seharusnya pihak sekolah mengadakan pameran atau penyuluhan tentang manfaat mengkonsumsi sayur-mayur di kalangan anak-anak sekolah dasar supaya mereka dapat mengetahui kebaikan yang ada pada sayur-mayur. Banyak lagi yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan tingkat pengetahuan anak-anak. Antaranya adalah dengan membuat satu lomba memasak dengan bahan mayur di kalangan anak-anak ataupun lomba melukis poster tentang manfaat sayur-mayur. Topik bahasan juga bisa dilakukan dengan judul manfaat mengkonsumsi sayur-mayur supaya anak-anak lebih terbuka wawasan untuk mengkonsumsi lebih


(53)

banyak sayur-mayur. Salah satu cara untuk menarik minat anak-anak mengkonsumsi sayur-mayur adalah dengan mengadakan Duta Gizi Cilik di sekolah. Duta Gizi Cilik ini haruslah menjadi role model dengan mengkonsumsi sayur-mayur di hadapan teman-temannya dan menceritakan manfaat sayur-mayur pada anak-anak lain.

Kurangnya pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di kalangan anak-anak sekolah dasar adalah karena kurangnya informasi tentang manfaat konsumsi sayur-mayur. Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengetahuan yang berasal dari berbagai sumber informasi sehingga dapat membentuk keyakinan bagi seseorang. Maka seharusnya perlu dilakukan sosialisasi mengenai manfaat konsumsi sayur-mayur yang dapat diterima melalui televisi, radio, majalah, serta kader ataupun petugas kesehatan dalam masyarakat sebagai suatu upaya dalam peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.

Tingkat pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur yang kurang baik ini mungkin terkait dengan jumlah asupan sayur-mayur itu sendiri. World Health Organization (WHO) menganjurkan asupan sayur-mayur dan buah-buahan sekurang-kurangnya 5 hidangan (kira-kira 400g) per hari. Namun di kebanyakan negara, anjuran WHO ini tidak terlaksana dengan baik. Umumnya alasan tidak mengkonsumsi sayuran pada anak balita karena tidak suka, kecuali sayuran jenis tertentu seperti bayam dan kangkung. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi ibu, tingkat pendidikan formal kepala keluarga, tingkat pendidikan formal ibu, pengeluaran dan tingkat konsumsi sayur-mayur keluarga dengan tingkat konsumsi sayur-mayur anak balita, tetapi tidak terdapat hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan tingkat konsumsi sayur-mayur anak balita (Nilawati, 1988).


(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil satu kesimpulan yaitu tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak adalah pada tingkat sedang yaitu sebanyak 38 orang (54,3%) diikuti oleh tingkat baik sebanyak 29 orang (41,4%) dan tingkat buruk sebanyak 3 orang (4,3%).

Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak menurut kelas didapatkan kelas 4 sebanyak 23 orang (32,85%) mendapat tingkat sedang, sedangkan kelas 5 sebanyak 20 orang (28,57%) mendapat tingkat baik.

Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak menurut jenis kelamin didapatkan laki-laki sebanyak 27 orang (38,57%) mendapat tingkat sedang, sedangkan perempuan sebanyak 11 orang (15,71%) mendapat tingkat baik dan sedang.

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Antara saran tersebut yaitu:


(55)

I. Bagi pihak sekolah :

Pihak sekolah dapat membantu meningkatkan tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur dengan mengadakan pameran, memberikan penyuluhan dan membuat material kelas yang berkaitan dengan sayur-mayur. Di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan juga terdapat klinik sekolah di mana klinik tersebut haruslah aktif mengembangkan pengetahuan tentang manfaat sayur-mayur dan mengembangkan pengisian penyuluhan kepada anak-anak sekolah. Pihak sekolah juga bisa mengaktifkan Duta Gizi Cilik di sekolah. Duta Gizi Cilik ini haruslah menjadi role model kepada anak-anak sekolah yang lain.

II. Bagi pihak orangtua :

Orangtua memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan anak-anak. Orangtua haruslah menyediakan pada anak-anak hidangan yang mengandung sayur-mayur dan menjadikan sayuran itu sebagai konsumsi harian anak-anak. Beri peluang pada anak-anak memilih dan membuat keputusan sayur apa yang digemari oleh mereka secara beragam. Beritahu anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur supaya mereka akan lebih menyukai sayur-mayur.

III. Bagi responden :

Responden yaitu anak-anak sekolah dasar haruslah lebih banyak membaca dan meningkatkan lagi ilmu pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur. Responden juga perlu menanam minat dalam mengkonsumsi sayur-mayur karena sayur-mayur ini mengandung anti oksidan yang sangat bagus untuk kesehatan.

IV. Bagi peneliti :

Untuk penelitian yang seterusnya, peneliti harus meneliti sikap dan perilaku anak-anak tentang konsumsi sayur-mayur supaya bisa diketahui adakah perilaku mereka sejalan dengan tingkat pengetahuan mereka tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.


(1)

7.Dalam piramida makanan, sayuran berada di tingkat ke berapa?

a

b

c

8.Asupan sayuran yang mengandung serat, memberi kebaikan kepada kesehatan

organ apa?

a)

Usus

b)

Mata

c)

Jantung

9.Kandungan nutrisi yang banyak terdapat dalam sayuran berdaun hijau adalah?

a)

Protein

b)

Karbohidrat

c)

Vitamin dan mineral

10.Kandungan zat gizi karbohidrat banyak terdapat dalam sayuran jenis apa?

a)

Sayuran padi dan umbi (seperti gandum)

b)

Sayuran berdaun hijau (seperti bayam)

c)

Sayuran polong atau bijian (seperti buncis)

11.Sayur seperti wortel banyak mengandung vitamin apa?

a)

Vitamin D

b)

Vitamin A

c)

Vitamin E


(2)

(3)

(4)

LAMPIRAN VII

Data Induk

no. nama kelas jnskel p1 p2 p3 p4 p5 6 p p7 p8 p9 P 10 P 11 P total ptahuan 1

Chai 5c laki-laki 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 16 sedang

2

Ad 5c laki-laki 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 21 baik

3

Kur 5c

perempu

an 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 20 baik

4

As 5c

perempu

an 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 20 baik

5

Fdan 5c laki-laki 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 19 baik

6

Fa 5c

perempu

an 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 20 baik

7

Mal 5b laki-laki 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 17 sedang

8 Cut 5b perempu

an

2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 18 sedang

9 Ann 5b perempu

an

2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 18 sedang

10 Izza 5b perempu

an

2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 18 sedang

11 Ad 5b laki-laki 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 18 sedang

12 Nan 5b laki-laki 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 19 baik

13 Has 5a laki-laki 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 17 sedang

14 Fau 5a laki-laki 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 20 baik

15 Sal 5a perempu

an

2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 20 baik

16 Raj 5a laki-laki 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 18 sedang

17 Far 5a laki-laki 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 19 baik

18 Dhi 5a laki-laki 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 17 sedang

19 Fath 4c perempu

an

1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 13 buruk


(5)

21 Nad 4c perempu an

2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 17 sedang

22 Rak 4c laki-laki 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 19 baik

23 Nau 4c laki-laki 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 17 sedang

24 Haf 4c laki-laki 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 20 baik

25 Luth 4a laki-laki 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 17 sedang

26 Arm 4a perempu

an

1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 15 sedang

27 Cut 4a perempu

an

2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 17 sedang

28 Far 4a laki-laki 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 16 sedang

29 Oka 4a laki-laki 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 16 sedang

30 Mau 4a laki-laki 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 15 sedang

31 Zay 4b laki-laki 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 20 baik

32 Mif 4b perempu

an

1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 18 sedang

33

Rei 4b laki-laki 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 14 buruk

34

Riz 4b laki-laki 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 15 sedang

35

Rev 4b laki-laki 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 15 sedang

36

Dyo 4b laki-laki 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 19 baik

37

Aqi 5b

perempu

an 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 16 sedang

38

Riz 5b laki-laki 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 20 baik

39

Nam 5b

perempu

an 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 baik

40

Rif 5b laki-laki 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 20 baik

41

Rid 5b laki-laki 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 17 sedang

42

Say 5b laki-laki 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 19 baik

43

Hal 5c

perempu

an 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 21 baik

44

Rad 5c laki-laki 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 20 baik

45


(6)

46

Nab 5c

perempu

an 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 baik

47

If 5c laki-laki 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 18 sedang

48

Ega 5c laki-laki 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 20 baik

49

Far 5a

perempu

an 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 baik

50

Daf 5a laki-laki 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 18 sedang

51

Awa 5a laki-laki 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 18 sedang

52

Asr 5a

perempu

an 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 20 Baik

53

Izda 5a

perempu

an 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Buruk

54

Ilm 5a laki-laki 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 17 Sedang

55

Ayu 4c

perempu

an 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 20 baik

56

Gan 4c laki-laki 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 17 sedang

57

Riz 4c laki-laki 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 18 sedang

58

Irv 4c laki-laki 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 19 baik

59

Sha 4a

perempu

an 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 16 sedang

60

Ran 4a

perempu

an 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 18 sedang

61

Sab 4a

perempu

an 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 19 baik

62

Haf 4a laki-laki 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 18 sedang

63

Riz 4a laki-laki 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 18 sedang

64

Fad 4a laki-laki 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 15 sedang

65

Haf 4b laki-laki 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 19 baik

66

Ali 4b laki-laki 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 18 sedang

67

Ra 4b laki-laki 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 15 sedang

68

Ali 4b

perempu

an 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 15 sedang

69

Da 4b laki-laki 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 20 baik

70