2 Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan. 3 Berikan dukungan dan pujian setiap kegitan yang dapat dilakukan
pasien. e Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.
1 Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih.
2 Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari. 3 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan. 4 Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telahdilatih.
5 Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah melakukan kegiatan.
4. Konsep kemampuan
4.1. Pengertian kemampuan
Menurut Chaplin 1997, dalam http:www.digilib.petra.ac.id ability kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga
daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan. Sedangkan menurut Robbins 2000, dalam http:www.digilib.petra.ac.id dalam kemampuan bisa
merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek.
Robbin menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu: 1 Kemampuan intelektual Intelectual ability
Merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental.
Universitas Sumatera Utara
2 Kamampuan fisik physical ability Merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina
kekuatan dan karakteristik fisik.
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Skiner 1938 seorang ahli psikolog, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi terhadap suatu stimulus rangsangan dari luar Notoatmodjo, 2007. Notoatmodjo 2007, membagi perilaku manusia ke dalam
tiga domain, ranah dan kawasan, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Selanjutnya ketiga ranah tersebut dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan
kesehatan yang lebih dikenal sebagai pengetahuan, sikap dan praktek atau tindakan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan akan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia melalui mata dan telinga. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan Notoatmodjo, 2007. Sikap atau afektif merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmodjo, 2007 menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Perilaku yang dipelajari oleh pasien untuk meningkatkan harga diri dimulai
dari pengetahuan pasien dalam menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan dan menyusun jadwal pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan pertama yang akan dilatih. Setelah itu, pasien diajarkan latihan kemampuan pertama dan kedua yang telah dipilih, melaksanakan kemampuan
yang telah dilakukan dan melakukan kegiatan sesuai jadwal pelaksanaan kemampuan. Agar pasien mampu meningkatkan harga diri mereka baik secara
kognitif maupun psikomotor secara mandiri maka perlu dilakukan latihan setiap hari secara terjadwal sehingga tindakan yang dilakukan menjadi budaya budaya
pasien untuk meningkatkan harga diri mereka. Jadwal yang telah ditetapkan bersama pasien akan dievaluasi oleh perawat secara terus-menerus hingga pasien
mampu melakukan secara mandiri.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN