Fungsi Telinga Patogenesis Karakteristik Penderita Otitis Media Supuratif Kronik Rawat Jalan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010

Tuba eustachius merupakan saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. Tuba eustachius terdiri dari tulang pada 13 satu pertiga bagian dan tulang rawan pada 23 dua pertiga ke arah nasofaring. Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar, dan kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa. Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm dan pada anak di bawah 9 bulan adalah 17,5 mm.

2.2.3. Telinga dalam

15 Telinga dalam terdiri dari semicircular canalis dan rumah siput cochlea. Semicircular canalis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Cochlea melengkung seperti cangkang siput, pada irisan melintang cochlea tampak vestibuli di sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut membran vestibuli, sedangkan dasar skala media adalah membran basalis, pada membran ini terletak organ corti.

2.3. Fungsi Telinga

Telinga berfungsi sebagai indra pendengaran dan keseimbangan. Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar dan disalurkan ke lubang telinga, dan menuju gendang telinga. Gendang telinga bergetar untuk merespons gelombang suara, getaran ini mengakibatkan tiga tulang pendengaran ossicle di telinga tengah bergerak. Secara mekanis getaran dari gendang telinga ini akan disalurkan, menuju cairan yang berada di rumah siput cochlea . Getaran yang sampai di cochlea ini akan menghasilkan gelombang, sehingga rambut sel yang ada di cochlea akan Universitas Sumatera Utara bergerak. Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf pendengaran auditory nerve dan menuju ke pusat pendengaran di otak. Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang dapat dikenal oleh otak. 15 Dalam fungsi keseimbangan, rangsangan ditransmisikan sepanjang serat saraf nervus cranialis kedelapan auditorius pars vestibularis ke otak tengah, medulla oblongata, cerebelum dan medulla spinalis. Rangsangan ini memulai perubahan refleks pada otot-otot leher, mata, badan, dan ekstremitas untuk mempertahankan keseimbangan dan postur, serta mata dapat difiksasi pada objek yang bergerak. 16

2.4. Tipe OMSK

5 Letak perforasi membran timpani penting untuk menentukan tipe atau jenis otitis media supuratif kronik OMSK, yaitu :

2.4.1. Tipe tubotimpani

Peradangan pada OMSK tipe tubotimpani atau disebut juga tipe benigna jinak terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang, perforasinya terletak di sentral atau di pars tensa, dan umumnya jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

2.4.2. Tipe atikoantral

Perforasi pada tipe atikoantral atau disebut juga tipe maligna ganas letaknya marginal atau atik, lebih sering mengenai pars flaksida, ditemukan adanya kolesteatoma dan sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe ini. Universitas Sumatera Utara

2.5. Patogenesis

17,18 Kejadian OMSK sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas. Peradangan telinga tengah sering diawali dengan infeksi pada saluran napas biasanya berasal dari nasofaring yang menyebar ke telinga tengah melalui tuba eustachius. Infeksi organisme menyebabkan tersumbatnya tuba eustachius. Sel darah putih akan memfagosit organisme sehingga terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Tersumbatnya tuba eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga. Adanya tekanan dari cairan yang terkumpul di dalam telinga tengah akan merobek gendang telinga dan cairan tersebut keluar. OMSK terjadi jika gendang telinga yang robek tidak menutup dan keluar sekret yang terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari dua bulan. Infeksi dari telinga luar dapat masuk ke telinga tengah melalui perforasi membran timpani bersama air sewaktu berenang. 2.6. Gejala Klinis 2.6.1. Telinga berair otore