Diagnosis Kerangka Konsep Definisi Operasional

2.9. Pencegahan 2.9.1. Pencegahan Primer Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat agar tidak sakit. 29 Pencegahan primer OMSK dapat dilakukan dengan cara mencegah terjadinya pencetus OMSK yaitu infeksi saluran pernapasan atas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, meningkatkan hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan, rajin berolahraga, tidak membersihkan telinga dengan benda yang berujung keras, serta tidak terlalu lama berada dalam air ketika berenang jika tidak menggunakan pelindung telinga. 18

2.9.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk membantu orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan. 29 Pencegahan ini dapat dilakukan dengan :

a. Diagnosis

a.1. Anamnesis Anamnesis yang lengkap sangat membantu menegakkan diagnosis OMSK. Biasanya penderita datang dengan riwayat otore menetap atau berulang lebih dari dua bulan. Penurunan pendengaran juga merupakan keluhan yang paling sering. Terkadang penderita juga mengeluh adanya vertigo dan nyeri bila terjadi komplikasi. 30 Universitas Sumatera Utara a.2. Pemeriksaan otoskopi Pemeriksaan otoskopi dapat melihat lebih jelas lokasi perforasi, kondisi sisa membran timpani dan kavum timpani. OMSK ditegakkan jika ditemukan perforasi membran timpani. 30 a.3. Pemeriksaan audiometri Pemeriksaan audiometri penting untuk menilai hantaran tulang dan udara serta untuk mengevaluasi tingkat penurunan pendengaran. Melalui audiogram dapat dilihat jenis ketulian dan derajat ketulian. Berdasarkan ISO International Standard Organization derajat ketulian dibagi atas : 0-25 dB normal , 26-40 dB tuli ringan, 41-60 dB tuli sedang, 61-90 dB tuli berat, 91 dB sangat berat. 31 a.4. Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan radiologi untuk melihat tingkat perkembangan pneumatisasi mastoid, menggambarkan perluasan penyakit dan tulang-tulang pendengaran. Foto polos untuk menunjukkan adanya gambaran kolesteatoma sedangkan CT - Scan lebih efektif untuk menunjukkan anatomi tulang temporal dan kolesteatoma. 31 a.5. Pemeriksaan mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologi sekret telinga penting untuk menentukan organisme penyebab OMSK dan pemberian antibiotika yang tepat. 32

b. Pengobatan

Prinsip pengobatan OMSK tipe benigna adalah konservatif atau medikamentosa. Bila sekret telah kering tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan rekonstruksi membran timpani miringoplasti atau rekonstruksi membran timpani dan tulang pendengaran Universitas Sumatera Utara timpanoplasti. Prinsip pengobatan pada OMSK tipe maligna adalah operasi, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Hal ini dilakukan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran. 5

2.9.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi pada penderita OMSK yaitu dapat dilakukan dengan menggunakan Alat Bantu Dengar ABD yang merupakan suatu perangkat elektronik yang berguna untuk memperkeras suara yang masuk ke dalam telinga, sehingga penderita OMSK dapat mendengar lebih jelas suara yang ada disekitarnya. 5,18 Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita OMSK adalah seseorang yang dinyatakan menderita OMSK berdasarkan hasil diagnosa dokter dan tercatat dalam kartu status. 3.2.2. Sosiodemografi dibedakan atas: a. Umur adalah usia penderita OMSK yang tercatat dalam kartu status yang dikategorikan berdasarkan rumus Sturgest. Untuk analisis statistik umur dikategorikan berdasarkan nilai median : 1. ≤ 28 tahun 2. 28 tahun

1. Sosio Demografi

Umur Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Pekerjaan Sumber Biaya

2. Keluhan Utama

3. Lama Keluhan Rata-Rata

4. Tipe OMSK

5. Komplikasi

6. Jenis Komplikasi

7. Penatalaksanaan Medis

8. Kunjungan Rata-rata

Karakteristik Penderita Otitis Media Supuratif Kronik OMSK Universitas Sumatera Utara b. Jenis kelamin adalah ciri khas organ reproduksi yang dimiliki oleh penderita OMSK yang tercatat di kartu status, yang dikategorikan atas: 1. Laki-laki 2. Perempuan c. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir penderita OMSK yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas: 1. Belum sekolah 2. Belum tamat SD 3. SDSederajat 4. SLTPSederajat 5. SLTASederajat 6. AkademiPT 7. Tidak tercatat d. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita OMSK yang tercatat di kartu status, yang dikategorikan atas: 1. PNSTNIPOLRI 2. Pensiunan PNSTNIPOLRI 3. Pegawai Swasta 4. Wiraswasta 5. Ibu Rumah Tangga IRT 6. Pelajar 7. Mahasiswa 8. Tidak Bekerja 9. Tidak tercatat e. Sumber biaya adalah jenis sumber biaya yang digunakan oleh penderita OMSK selama dirawat di rumah sakit sesuai yang tercatat di kartu status, yang dikategorikan atas: 1. Umum 2. Asuransi Kesehatan Askes 3. Jamkesmas Medan Sehat Universitas Sumatera Utara Untuk analisis statistik, sumber biaya dikategorikan atas: 1. Biaya sendiri 2. Bukan biaya sendiri 3.2.3. Keluhan utama adalah gejala yang dirasakan penderita OMSK pada saat datang berobat ke rumah sakit, yang dikategorikan atas: 18 1. Telinga berair otore 2. Gangguan pendengaran 3. Nyeri telinga otalgia 4. Vertigo 3.2.4. Lama keluhan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita OMSK merasakan keluhan sebelum penderita datang berobat ke rumah sakit seperti yang tercatat pada kartu status. 3.2.5. Tipe OMSK adalah jenis kerusakan pada telinga tengah berdasarkan letak perforasi yang tercatat di kartu status, yang dikategorikan atas: 5 1. Tipe benigna jinak 2. Tipe maligna ganas 3.2.6. Komplikasi adalah penyakit yang baru timbul kemudian dari penyakit OMSK yang dikategorikan atas: 1. Ada 2. Tidak ada 3.2.7. Jenis komplikasi adalah penyakit yang baru timbul kemudian sebagai tambahan atau kelanjutan dari penyakit OMSK yang tercatat di kartu status, yang dikategorikan atas: 5,28 1. Intratemporal tulang temporal 2. Intrakranial tulang tengkorak Universitas Sumatera Utara 3.2.8. Penatalaksanaan medis adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita OMSK sehubungan dengan tindakan penyembuhan yang tercatat di kartu status, yang dikategorikan atas: 5 1. Non - operasi 2. Operasi 3.2.9. Kunjungan rata-rata adalah rata-rata kunjungan penderita OMSK yang mendapat penatalaksanaan OMSK di rumah sakit, dihitung sejak kunjungan pertama sampai dengan kunjungan terakhir yang tercatat di kartu status. Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian