Lintas Damai Hak Lintas di Alur Laut Kepulauan Indonesia

Universitas Indonesia

1. Lintas Damai

Innocent Passage. Lintas damai semula merupakan suatu produk hukum kebiasaan yang kemudian dikukuhkan dalam konvensi Geneva 1958 maupun Konvensi Hukum Laut 1982. Pengertian Lintas damai pada dasarnya adalah hak kapal suatu negara untuk melintasi wilayah territory negara lain dengan kewajiban tidak menimbulkan ancaman terhadap kedaulatan negara yang dilewati, secara rinci pengertian lintas damai adalah sebagai berikut:

a. Batasan

Pasal 18 dan 19 KHL 82. 1 Bernavigasi melalui laut teritorial, tanpa memasuki perairan pedalaman atau singgah di tempat berlabuh di tengah laut roadstead atau fasilitas pelabuhan di luar perairan pedalaman, atau 2 Berlaku ke atau dari perairan pedalaman atau singgah di tempat berlabuh di tengah laut roadstead atau fasilitas pelabuhan tersebut. 3 Lintas harus dilakukan secara terus-menerus, langsung serta secepat mungkin. Berhenti dan buang jangkar hanya apabila berkaitan dengan navigasi yang lazim atau perlu dilakukan karena dalam keadaan terpaksa atau untuk memberi pertolongan kepada orang, kapal, atau pesawat terbang yang dalam keadaan bahaya atau kesulitan. 4 Tidak merugikan kedamaian, ketertiban atau keamanan negara pantai, dilakukan sesuai dengan ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 dan peraturan laut lainnya.

b. Kewajiban Pelintas

1 Di laut teritorial kapal selam atau kendaraan bawah air lainnya diharuskan bernavigasi di permukaan air dan menunjukkan benderanya pasal 20 Konvensi Hukum Laut 1982. 2 Berkewajiban mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang dibuat negara pantai di laut teritorialnya dan semua peraturan Internasional bertalian dengan pencegahan tubrukan di laut yang diterima secara umum Pasal 21 ayat 4 KHL 82. Potensi ancaman di....., Syarif Thoyib, Program Pascasarjana, 2009 Universitas Indonesia

c. Kewajiban Negara Pantai

1 Membuat peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 dan peraturan hukum internasional lainnya yang berkaitan dengan lintas damai melalui laut teritorial mengenai aspek- aspek : a Keselamatan navigasi dan pengaturan lintas maritim. b Perlindungan alat-alat bantu dan fasilitas navigasi dan fasilitas atau instalasi lainnya. c Perlindungan kabel dan pipa laut. d Konservasi kekayaan hayati laut. e Pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan perikanan negara pantai. f Pelestarian lingkungan negara pantai dan pencegahan, pengurangan dan pengendalian pencemarannya. g Penelitian ilmiah kelautan dan survey hidrografi. h Pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal, imigrasi atau saniter negara pantai. 2 Mengumumkan semua peraturan perundang-undangan tersebut sebagaimana mestinya. 3 Dapat mewajibkan kapal asing yang melaksanakan hak lintas damai melalui laut teritorialnya untuk menggunakan alur laut dan skema pemisah lalu lintas, demi keselamatan navigasi dan sebagainya Pasal 22 ayat 1, 2, 3 KHL 82. 4 Tidak menghalangi lintas damai di laut teritorial Pasal 24 ayat 1 KHL 82. 5 Tidak menetapkan syarat-syarat yang mengurangi hak lintas damai kapal asing Pasal 24 ayat 1 a. 6 Tidak mengadakan diskriminasi terhadap kapal pelintas Pasal 24 ayat 1 b. 7 Mengumumkan secara tepat bahaya apapun bagi navigasi dalam laut teritorialnya yang diketahui Pasal 24 ayat 2. Potensi ancaman di....., Syarif Thoyib, Program Pascasarjana, 2009 Universitas Indonesia 8 Mencegah lintas yang tidak damai Pasal 25 ayat 1. 9 Tidak menetapkan pungutan apapun, kecuali biaya pelayanan khusus yang diberikan kepada kapal pelintas.

2. Lintas Transit