Universitas Indonesia
8 Mencegah lintas yang tidak damai Pasal 25 ayat 1. 9 Tidak menetapkan pungutan apapun, kecuali biaya pelayanan khusus yang
diberikan kepada kapal pelintas.
2. Lintas Transit
Transit Passage. Bagi Indonesia, lintas transit hanya berlaku di Selat Malaka, di mana
terdapat perbatasan tiga negara. Pengertian lintas transit secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Batasan
1 Melintas di selat yang digunakan untuk pelayaran internasional antara satu
bagian laut lepas atau ZEE ke bagian laut lepas atau ZEE lainnya Pasal 37 KHL 82.
2 Kebebasan pelayaran dan penerbangan didasarkan semata-mata untuk
tujuan transit yang terus-menerus, langsung dan secepat mungkin antara salah satu bagian laut lepas atau ZEE dan bagian laut lepas ZEE lain
Pasal 38 ayat 2 KHL 82. 3
Persyaratan di atas tidak menutup kemungkinan bagi lintas melalui selat untuk memasuki, meninggalkan atau kembali dari suatu negara yang
berbatasan dengan selat itu dengan tunduk pada syarat-syarat masuk negara itu Pasal 38 ayat 2 KHL 82.
b. Kewajiban Pelintas
Pasal 39 KHL 82 1
Lewat dengan cepat melalui atau di atas selat. 2
Menghindarkan diri dari perbuatan yang mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, atau kemerdekaan
politik negara yang berbatasan dengan selat yang bersangkutan. 3
Menghindarkan diri dari kegiatan apapun selain transit secara terus menerus, langsung dan secepat mungkin dalam cara normal kecuali bila
diperlukan karena force majeure atau karena keadaan darurat.
Potensi ancaman di....., Syarif Thoyib, Program Pascasarjana, 2009
Universitas Indonesia
4 Memenuhi ketentuan hukum internasional yang diterima secara umum,
prosedur dan praktek tentang keselamatan di laut termasuk Peraturan Internasional tentang Pencegahan Tubrukan di Laut dan tentang
Pencegahan, Pengurangan dan Pengendalian Pencemaran. 5
Pesawat udara harus mentaati semua ketentuan internasional yang berlaku. 6
Kapal riset dan survey tidak dapat melakukan kegiatan riset dan survey apapun tanpa izin dari negara yang berbatasan dengan selat tersebut.
c. Kewajiban Negara Pantai
Pasal 41 dan 42 KHL 82. 1
Menentukan alur laut dan dapat menetapkan skema pemisah lalu lintas untuk pelayaran di selat, dan harus mengumumkan hal tersebut.
2 Mengganti alur laut dan skema pemisah di selat, sesuai dengan peraturan
internasional yang diterima secara umum dengan mengajukan usul kepada organisasi internasional terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan.
3 Dapat membuat peraturan-peraturan yang bertalian dengan lintas transit
melalui selat tentang hal-hal sebagai berikut : a Keselamatan pelayaran dan pengaturan lalu lintas di lautdi selat
tersebut. b Mencegah, mengurangi dan mengendalikan pencemaran dengan
melaksanakan peraturan internasional yang berlaku tentang pembuangan minyak, limbah berminyak dan bahan beracun lainnya di
selat. c Tentang kapal penangkap ikan
d Bongkar muat setiap komoditi yang ada hubungannya dengan perundang-undangan bea cukai, fiskal dan imigrasi atau saniter negara
yang berbatasan dengan selat. 4
Tidak mengadakan diskriminasi di antara kapal-kapal asing dalam melaksanakan hak lintasnya.
5 Harus mengumumkan peraturan perundang-undangan yang dibuatnya.
Potensi ancaman di....., Syarif Thoyib, Program Pascasarjana, 2009
Universitas Indonesia
3. Lintas Alur Laut Kepulauan