Universitas Indonesia
karena letaknya yang strategis sebagai jalur penghubung Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menjadikan ALKI memiliki sejumlah permasalahan yang
berpotensi menjadi ancaman terhadap wilayah perairan Indonesia. Beberapa permasalahan tersebut adalah :
1. Masalah Pelanggaran Wilayah
Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia memiliki batas maritim potensial dengan 10 negara tetangga, yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura,
Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Perbatasan maritim, karena letaknya di posisi terdepan wilayah NKRI sangat rawan terhadap
tindakan pelanggaran kedaulatan oleh negara lain. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Menko
Polhukam Widodo Adi Sutjipto mengungkapkan, selama tahun 2008 tercatat pelanggaran wilayah laut Indonesia sebanyak 21 kali oleh kapal perang Malaysia
dan enam kali oleh kapal patroli Maritim Malaysia yang terjadi di perairan Kalimantan Timur Laut Sulawesi.
99
Di sekitar wilayah tersebut terdapat perairan Blok Ambalat yang diklaim secara tidak sah oleh Malaysia.
Wilayah ini meskipun bukan merupakan garis sumbu ALKI II, tetapi terletak di Laut Sulawesi yang merupakan pintu masuk dan keluar untuk
pelayaran melalui ALKI II, sehingga setiap bentuk ancaman di sekitar wilayah tersebut dipastikan akan memberikan dampak besar terhadap keamanan di
wilayah sekitar ALKI II. Meningkatnya eskalasi ancaman di perairan perbatasan RI-Malaysia ini
trutama setelah Malaysia pada tanggal 16 Februari 2005 mengumumkan bahwa Blok ND 6 dan ND 7 merupakan konsesi perminyakan baru yang akan
dioperasikan oleh Shell dan Petronas Carigali Malaysia dimana blok tersebut tumpang tindih dengan Blok Ambalat yang dioperasikan oleh Eni Ambalat Ltd
dan Blok Ambalat Timur oleh Unocal Ventures Indonesia yang penandatanganan kontraknya telah dilaksanakan pada tanggal 27 September
1999.
100
Di wilayah Blok Ambalat 10.750 km² dan Blok Ambalat Timur 4.739
99
http:www.Antaranews.com, diakses tanggal 2 Maret 2009.
100
Marsetio, “Mempertahankan Ambalat Dari Caplokan Negeri Jiran Malaysia”, Dharma Wiratama
, No. DW1272005.
Potensi ancaman di....., Syarif Thoyib, Program Pascasarjana, 2009
Universitas Indonesia
km² menurut perhitungan mengandung cadangan minyak bumi 421,61 juta barrel dan gas bumi 3,3 trilyun kaki kubik.
101
Oleh karena itu para pengamat melihat, isu yang berkembang di Ambalat bukan hanya sebatas klaim batas wilayah, tetapi ada
aroma persaingan energi didalamnya.
Gambar 2 Gelar Pangkalan TNI AL dan Pangkalan TLDM
di sekitar ALKI II dan Blok Ambalat
{{}}}}
Sumber : Diolah dari data Mabes TNI AL
Malaysia telah mengklaim sebagian wilayah di laut Sulawesi tersebut berdasarkan peta yang dibuat secara sepihak oleh Malaysia pada tahun 1979. Peta
tersebut merupakan upaya mencaplok wilayah kedaulatan Indonesia secara semena-mena. Oleh karena itu peta tersebut tidak hanya diprotes oleh Indonesia,
tetapi juga oleh negara-negara tetangga di ASEAN antara lain Singapura, Filiphina, Vietnam, Cina termasuk Inggris yang melayangkan protes atas nama
Brunei Darussalam.
102
Dari aspek geografi pun, posisi Ambalat tidak realistis untuk dianggap sebagai kelanjutan alamiah dari Pulau Sipadan dan Ligitan. Blok Ambalat terletak
di wilayah Muara Sungai Kayan yang membentuk delta pada bagian lepas pantai berkedalaman antara 1.000 sampai 2.375 meter di bawah permukaan laut pada
101
Eky Syachrudin, “Ambalat Ada Perusahaan Minyak di Baliknya”, Republika, Maret 2005.
102
Yuri Thamrin, “Sejak 1960 Ambalat Memang Dompet Kita”, Rakyat Merdeka, Maret 2005.
Pangkalan Tentara Laut Diraja Malaysia TLDM
Blok Ambalat
Potensi ancaman di....., Syarif Thoyib, Program Pascasarjana, 2009
Universitas Indonesia
landas kontinen Kalimantan. Wilayah sampai kedalaman tersebut merupakan kelanjutan daratan Kalimantan wilayah Indonesia, yang merupakan cekungan
sedimentasi bagi pengendapan sediment terrigeneous asal daratan.
103
Pelanggaran wilayah kedaulatan Indonesia lainnya yang secara nyata dilakukan oleh Negara lain adalah ketika terjadinya manuver pesawat Hornet F-
18 milik Angkatan Laut Amerika Serikat di atas Laut Jawa atau di sebelah Barat Pulau Bawean Jawa Timur tanggal 3 Juli 2001 dengan alasan untuk mengawal
armada kapal perangnya. Kasus tersebut diperkirakan terjadi antara lain karena masih adanya perbedaan persepsi antara Indonesia dan Amerika mengenai
ALKI
104
dimana sejak awal diusulkan ALKI Utara-Selatan oleh Indonesia ke International Maritime Organ
ization IMO, Amerika tidak pernah berhenti menuntut diakomodasikannya ALKI Timur-Barat di perairan kepulauan
Indonesia. ALKI sudah menjadi bagian dari hukum internasional sehingga AS harus
pula mengikuti ALKI yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu tindakan Amerika sesungguhnya sudah merupakan tindakan Intuisi, yaitu tindakan penggangguan,
pengacauan lalu lintas dan campur tangan terhadap Negara lain. Tindakan AS sudah merupakan ancaman terhadap stabilitas nasional.
105
Menurut Hasjim Djalal, tindakan AS adalah salah dan karena itu Indonesia perlu memperingatkannya,
kecuali kalau penerbangan ini telah mendapat izin dari Indonesia.
106
Dalam penerbangannya tersebut seharusnya pesawat AS melalui ALKI yang sudah
ditetapkan, tetapi hanya memotong ALKI Utara-Selatan terutama ALKI II di garis sumbu Laut Flores.
2. Masalah Penangkapan Ikan Secara Ilegal Illegal Fishing