II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1
Gambaran Umum Labu Zucchini
Zucchini Curcubita pepo L tergolong ke dalam keluarga labu namun bentuknya sepintas serupa dengan mentimun. Sayuran yang terkenal dengan
“Summer Squash” ini memiliki permukaan halus, berwarna hijau atau kuning,bahkan ada yang bergaris ataupun berbintik. Tanaman zucchini tumbuh
tegak seperti tanaman labu pada umumnya. Tanaman yang memiliki tinggi antara 25 sampai 40 cm ini memiliki
tangkai daun panjang, berbentuk hampir silindris dengan pangkal membesar, dan helai daun bulat yang menjari. Bunga labu zucchini yang berwarna kuning keluar
dari daerah antara batang utama dengan tangkai daun. Labu zucchini ini mengandung vitamin C, mangan, magnesium, vitamin
A, kalium, kalsium, besi, folat, tembaga, riboflavin, niasin, dan fosfor. Dalam 100 gram labu zucchini terkandung 1,6 gram serat; protein 0,9 gram; lemak 0,3 gram,
karbohidrat 4,3 gram; dan kalori sebanyak 20 kalori. Labu zucchini sangat baik dikonsumsi ketika menjalani program diet karena labu zucchini rendah kalori dan
lemak. Serat yang terkandung dalam labu zucchini mampu mengikat zat karsinogen yang dapat menyebabkan penyakit kanker di dalam tubuh.
Tabel 5. Beberapa Varietas dan Ciri-ciri Labu Zucchini
Varietas Bentuk Kanopi
Ukuran Buah
cm Warna Buah
Bentuk Buah
Vignet F1 Menutup kompak
12-16 Hijau bertotol
Lonjong pendek
Grey zucchini Sedikit membuka
14-18 Hijau abu-abu
lurik Sedikit
lonjong Starr’s green
Sedikit membuka 16-22
Hijau menarik Silinder
Black jack F1 Sedikit membuka
18-24 Hijau gelap
Silinder panjang
Golden zucchini
Sedikit membuka 16-22
Kuning emas Langsing
TS 105 f1 Sedikit membuka
14-18 Hijau terang
Lonjong Tender finger
Sedikit membuka 16-20
Hijau terang Lonjong
Jemmy Sedikit membuka
16-22 Kuning
mengilap Langsing
Sumber : Sayuran Jepang Imdad dan Nawangsih 2001
Click to buy NOW PD
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
11 Terdapat beberapa varietas dari labu zucchini dan kebanyakan merupakan
hasil perkawinan silang. Varietas yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tender finger dan jemmy.
Teknis penanaman dan pembibitan sama dengan sayuran semusim seperti mentimun. Pertumbuhan labu zucchini sangat cepat sehingga dapat dipanen
dengan cepat hasilnya. Pada kegiatan budidaya labu zucchini yang terpenting adalah pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan.
Labu zucchini merupakan salah satu jenis sayuran baru di Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan karena belum banyak petani yang
mengembangkan labu zucchini, hanya di beberapa daerah saja seperti Cikole, Cipanas, dan Cianjur. Pada awalnya labu zucchini ini hanya ditanam di daerah
subtropis, namun setelah adanya berbagai inovasi labu zucchini bisa dikembangkan di daerah beriklim tropis salah satunya Indonesia, dengan kualitas
produk yang lebih baik. Selain dapat dikonsumsi dalam masakan segar, labu zucchini dapat dijadikan asinan yang dikemas dalam kemasan kalengan atau
botol. Hal ini merupakan peluang baru di bisnis makanan olahan yang dikembangkan secara agroindustri.
2. 2. Tinjauan Empiris Labu Zucchini
Labu zucchini belum banyak diteliti dari berbagai disiplin ilmu, namun penelitian mengenai efisiensi teknis usahatani zucchini secara khusus belum
pernah dilakukan. Berikut adalah penelitian mengenai analisis usahatani labu zucchini.
Totok 2004 meneliti mengenai usahatani labu zucchini dengan studi kasus di Desa Nongko Sewu Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
Perhitungan efisiensi yang diperoleh dari penelitian ini yaitu 1,65 yang menunjukkan bahwa segi efisiensi labu zucchini di Desa Nongko sewu kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang efisien. Dengan menggunakan uji t, maka diperoleh hasil t hitung 14,50 yang
lebih besar dari tabel t tabel sebesar 1,75. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa usahatani labu zucchini di Desa Nongko Sewu kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang efisien untuk dikembangkan. Adanya iklim
Click to buy NOW PD
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
12 yang sesuai, pengalaman para petani dalam menanam labu zucchini, solidaritas
yang tinggi dalam pengambilalihan usahatani, pola pemanenean yg bergilir guna memperoleh hasil yang maksimal, serta permintaan akan labu zucchini yang baik
sehingga usahatani labu zucchini ini dapat meningkatkan pendapatan dan produksi.
2. 3 Tinjauan Empiris Fungsi Produksi Cobb Douglass
Fungsi produksi merupakan bentuk hubungan antara input dan output
produksi. Faktor produksi merupakan input yang dibutuhkan dalam kegiatan
produksi tersbut yang terdiri dari tanah, modal, tenaga kerja, manajemen, iklim, dan faktor sosial ekonomi produsen Septiana, 2005. Berikut ini adalah beberapa
penelitian yang meneliti faktor-faktor produksi. Suciaty 2004 melakukan penelitian untuk mengetahui efisiensi
penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani bawang merah. penelitian dilakukan di Desa Pabuaran Lor Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon. Faktor-
faktor produksi yang berpengaruh terhadap usahatani bawang merah ini adalah lahan X
1
, bibit X
2
, pestisida X
3
, tenaga kerja X
4
, dan pupuk buatan X
5
. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan model fungsi Cobb-
Douglas. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa lahan merupakan faktor produksi paling berpengaruh dalam tingkat produksi pada usahatani bawang
merah karena memiliki koefisien terbesar dibandingkan faktor-faktor produksi yang lain. Koefisien determinasi R
2
sebesar 99,3 persen. Diperoleh nila F sebesar 1.303,127 dengan signifikasi sebesar 0,000 berarti seluruh faktor produksi
berpengaruh terhadap tingkat produksi yang dicapai. Besar pemakaian faktor produksi yang efisien adalah 5,2 ha untuk lahan, 259 kgha untuk bibit, 495 kgha
untuk pupuk buatan, 16,5 literha untuk pestisida, dan 56 HKSPha untuk tenaga kerja sehingga petani akan memperoleh produksi yang optimum. Pergerakan
usahatani yang dijalankan di daerah penelitian berada pada skala usahatani yan g menguntungkan dengan jumlah koefisien regresi sebesar 1,903.
Hutauruk 2008 mengenai analisis efisiensi padi benih bersubsidi di Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang Jawa Barat menggunakan
pendekatan Cobb-Douglas Stochastic Production Frontier. Berdasarkan hasil
Click to buy NOW PD
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
13 penelitian, faktor-faktor yang berpengaruh dalam musim tanam dengan
menggunakan benih sendiri adalah lahan, benihlahan, pupuk KCLlahan, pupuk NPKlahan, tenaga kerja luar keluargalahan dan tenaga kerja dalam
keluargalahan sedangkan musim tanam dengan benih bantuan pemerintah adalah lahan, pupuk KCLlahan dan tenaga kerja luar keluargalahan.
Wijayanti 2008 meneliti mengenai analisis pendapatan dan efisiensi faktor produksi usahatani benih mentimun lokal pada program kemitraan dengan
PT. East West Seed Indonesia dengan studi kasus di Kecamatan Sukowono Kabupatem Jember Musim Tanam 2005. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif dan korelasional. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis fungsi produksi cobb-douglas, dan analisis efisiensi
penggunaan input. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani mentimun
lokal berada dalam kondisi yang menguntungkan. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata secara fisik terhadap usahatani benih mentimun lokal ini
adalah pupuk KCl, pupuk lain, obat-obatan, dan tenaga kerja. Sedangkan faktor- faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata secara fisik terhadap produksi
benih mentimun lokal adalah luas lahan, pupuk SP36, pupuk Za, dan benih. Apabila dilihat dari segi efisiensi ekonomis, faktor produksi pupuk SP36, pupuk
Za, obat-obatan, dan tenaga kerja ekonomis belum efisien. Sedangkan faktor produksi luas lahan, pupuk KCl, dan pupuk lain secara ekonomis tidak efisien.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, faktor-faktor yang diduga berpengaruh pada tingkat produksi labu zucchini pada penelitian ini adalah luas
lahan ha, lebar bedeng m, jumlah benih kg, jumlah pupuk kandang kg, jumlah pupuk kimia kg, jumlah obat cair liter, dan tenaga kerja HOK.
2. 4 Tinjauan Empiris Efisiensi Teknis
Sampai saat ini penulis belum menemukan pen eltian yang secara spesifik menganalisis tentang efisiensi teknis labu zucchini, namun ada beberapa
penelitian yang melakukan penelitian mengenai analisis efisiensi produksi dengan komoditas dan lokasi penelitian yang berbeda.
Click to buy NOW PD
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
14 Sukiyono 2004 melakukan penelitian mengenai analisa fungsi produksi
dan efisiensi teknis dengan aplikasi fungsi produksi frontier pada usahatani cabai . lokasi penelitian di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong.
Berdasarkan hasil perhitungan produksi stochastic frontier dengan menggunakan metode MaksimumLikelihood
MLE yang diestimasi menggunakan metode Ordinary Least Square OLS. Parameter fungsi yang
berpengaruh nyata dan positif terhadap jumlah produksi adalah benih, pupuk TSP, dan pupuk kandang. Variabel Urea, KCl, dan pestisida tidak berpengaruh
nyata terhadap produksi. Variabel tenaga kerja berpengaruh nyata namun berpengaruh negative terhadap jumlah produksi. Hasil uji hipotesa dengan
menggunakan Likelihood Ratio Test usahatani cabai di lokasi penelitian sebesar 29,2859 yang lebih besar dibandingkan dengan X
2 1
3,84146 dapat disimpulkan bahwa tidak ada bukti usahatani cabai yang dilakukan oleh petani di Kecamatan
Selupu Rejang adalah 100 persen efisien. Tingkat efisiensi yang dicapai oleh petani cukup bervariasi dari Sembilan persen sampai dengan sembilan puluh
sembilan persen. Rata-rata tingkat efisiensi teknis di tingkat petani responden adalah enam puluh dua persen.
Maryono 2008 melakukan penelitian mengenai analisis efisiensi dan pendapatan usahatani program benih bersertifikat dengan pendekatan stochastic
production frontier. Lokasi penelitian di Desa Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang.
Berdasarkan hasil perhitungan produksi stochastic frontier dengan metode MLE, pada masa tanam I diperoleh faktor-faktor produksi urea, dan tenaga kerja
bernilai positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi. Koefisien jumlah benih bernilai negatif serta memiliki pengaruh nyata terhadap produksi. Sedangkan pada
masa tanam II, urea, obat-obatan, dan tenaga kerja bernilai positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi. Sebaliknya koefisien jumlah benih TSP
bernilai negatif serta berpengaruh nyata terhadap produksi. Pada masa tanam II terjadi penurunan tingkat efisiensi teknis petani
responden dengan angka rata-rata tingkat efisiensi teknis pada masa tanam I sebesar 0,966 dengan nilai terendah 0,805 dan nilai tertinggi adalah 0,994. Pada
masa tanam II nilai rata-rata efisiensi teknis 0,899 dengan nilai terendah 0,732 dan
Click to buy NOW PD
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
15 tertinggi 0,990. Artinya dengan adanya program benih bersertifikat ini justru
menurunkan efisiensi teknis rata-rata sebesar 6,935 persen. Berdasarkan uji statistik berbeda nyata signifikan pada selang kepercayaan 99 persen.
Hasil pendugaan efisiensi teknis menunjukkan pada masa tanam I variabel yang berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis adalah dummy bahan organic
dan dummy bahan legowo. Pada masa tanam II faktor-faktor yang nyata berpengaruh dalam menjelaskan inefisiensi teknis di dalam proses produksi petani
responden adalah pengalaman, pendidikan dan rasio urea TSP. Biaya total yang dikeluarkan oleh petani setelah program lebih besar
dibandingkan biaya sebelum program, yaitu Rp 2.271.919,71 sebelum program dan RP 2.536.338,32 setelah program. Namun pada masa tanam II petani lebih
hemat dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Pendapatan nominal atas biaya tunai sebelum program adalah Rp 10.840.285,08 dan setelah program Rp
13.830.289,43.sedangkan pendapatan atas biaya total sebelum program Rp 5.275.576,64 dan setelah program sebesar RP 7.653.601,38. Pendapatan riil atas
biaya tunai masa tanam II lebih rendah dibandingkan masa tanam I, yaitu Rp 10.334.768,46 pada musim tanam II, sedangkan pada masa tanam I Rp
10.840.285,08. Pendapatan riil atas biaya total masa tanam II lebih kecil dibandingkan masa tanam I yaitu Rp 4.800.566,74 pada masa tanam II dan Rp
5.275.576,64 pada masa tanam I. artinya peningkatan pendapatn terjadi karena adanya peningkatan harga, bukan karena adanya peningkatan produktivitas. RC
rasio atas biaya tunai sebelum program sebesar 4,97 sedangkan setelah program nilai nominalnya sebesar 7,09 dan nilai riilnya sebesar 5,74. RC atas biaya total
setelah program secara nominal mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum program, namun secara riil mengalami penurunan, yaitu RC atas biaya
total sebelum program sebesar 1,64 sedangkan setelah program nilai nominalnya sebesar 1,91 dan nilai riilnya sebesar 1,62.
Podesta 2009 melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan benih bersertifikat terhadap efisiensi dan pandapatan usahatani padi pandan wangi
di Kabupaten Cianjur menggunakan pendekatan Cobb-Douglas Stochastic Frontier. Hasil fungsi produksi Stochastic Frontier menunjukan pada usahatani
Click to buy NOW PD
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
16 benih bersertifikat faktor produksi yang berpengaruh hanya pupuk P, sedangkan
pada usahatani non sertifikat hanya variabel tenaga kerja yang berpengaruh nyata. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi teknis
petani pandan wangi benih sertifikat adalah 0,96 sedangkan petani pandan wangi benih non sertifikat adalah 0,71 dengan frekuensi tersebar. Berdasarkan hasil
penelitiannya ternyata hanya faktor dummy pendidikan non formal saja yang berpengaruh nyata bagi usahatani padi pandan wangi benih non sertifikat dan
tidak ada faktor yang nyata berpengaruh bagi usahatani padi pandan wangi benih bersertifikat. Hasil analisis pendapatan usahatani beras pandan wangi di
Kabupaten Cianjur menunjukan bahwa pendapatan atas biaya tunai dan biaya total usahatani padi pandan wangi baik benih sertifikat maupun non sertifikat pada
musim tanam II mengalami peningkatan jika dibandingkan pada saat musim tanam I. Bahkan nilai RC rasio atas biaya tunai usahatani padi pandan wangi
benih non sertifikat musim tanam II lebih besar dibandingkan RC rasio yang lain yakni sebesar 7,54. Hal ini dikarenakan komponen biaya tunai terbesar berasal
dari biaya benih dan benih yang digunakan merupakan benih non sertifikat sehingga harganya lebih murah dibandingkan benih sertifikat. Hal ini
mengakibatkan petani lebih memilih benih non sertifikat dibandingkan benih
sertifikat.
Tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan antara penelitian analisis efisiensi teknis yang telah dijabarkan sebelumnya dengan penelitian analisis
efisiensi teknis usahatani labu zucchini dengan studi kasus petani mitra CV. Agro Segar Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Perbedaannya terletak pada komoditi yang diteliti dan lokasi penelitian.
Click to buy NOW PD
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .tr
ack er-softw
ar e.
c o
m Click to buy NOW
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW P
w w
w .docu-track.
co m
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3. 1. Kerangka Pemikiran Teoritis