Analisis Penentuan Lokasi Site

lxix Gambar 6.2: Kecamatan Srandakan sebagai wilayah terpilih

2. Analisis Penentuan Lokasi Site

a. Dasar Pertimbangan § Luasan site yang cukup untuk memenuhi kebutuhan § Kemudahan pencapaian dari jalur utama § Kemudahan pendaratan kapal § Karakteristik tanah yang memenuhi persyaratan berdirinya bangunan dermaga dan TPI b. Kriteria Penentuan § Kesesuaian dengan peraturan peruntukan lahan § Peryaratan kondisi perairan, meliputi : 1 Perbedaan air pasang dan air surut kecil 2 Kedalaman perairan mencukupi untuk perapatan kapal 3 Sedimentasi kecil 4 Tersedianya area buang sauh yang aman dan mencukupi. § Dukungan jalur transportasi dan kemudahan pencapaian bagi pedagang dan konsumen. c. Alternatif Lokasi Site Berdasarkan dasar pertimbangan di atas, maka ditetapkan 3 alternatif wilayah untuk lokasi Dermaga dan TPI, yaitu : § Alternatif 1 : Lokasi TPI Kwaru § Alternatif 2 : Lokasi TPI Pandansimo lxx Gambar 6.3: Alternatif lokasi site d. Analisis Penentuan Lokasi Site 1 Alternatif 1 Lokasi TPI Kwaru § Sesuai dengan peraturan peruntukan lahan. § Dilalui jalan kolektor tertier yang dapat menghubungkan dengan TPI Pandansimo ± 5 km ke arah barat dan dengan TPI Samas di Kecamatan Sanden ± 7 km ke arah timur. § Lokasi TPI ini sebagian masih berupa lahan kosong, berbatasan dengan lahan pertanian di sebelah barat dan timur. Jarak terdekat ke permukiman penduduk ± 300 m ke arah utara site. § Kondisi fisik TPI masih berupa bangunan seadanya darurat, dapat dikatakan sangat kurang memadai untuk fasilitas yang harus mengakomodasi sektor perikanan laut yang menjadi prioritas pengembangan wilayah. § Kedalaman perairan memenuhi syarat untuk perapatan kapal. § Keadaan gelombang air laut dan proses sedimentasi besar. Tingkat abrasi pantai cukup besar. § Karakteristik tanah terdiri dari lapisan aluviall dan pasir cukup mendukung berdirinya bangunan dermaga dan TPI. § Dilengkapi dengan jaringan listrik dan jaringan air bersih. Jaringan telepon belum ada. § Luas site mencukupi tanpa memotong jalan. § Kemungkinan pembebasan tanah mudah. 2 Alternatif 2 Lokasi TPI Pandansimo § Sesuai dengan peraturan peruntukan lahan. § Pencapaian utama ke dalam lokasi berupa jalan kolektor sekunder Jalan Pandansimo yang merupakan percabangan dari jalan kolektor primer Jalan Srandakan, menghubungkan lokasi site dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo. Selain itu, lokasi site juga dilalui jalan kolektor tertier yang merupakan percabangan dari Jalan Pandansimo, menghubungkan dengan TPI Kwaru ± 5 km ke arah timur. lxxi § Keberadaan terminal bus Pandansimo di sebelah utara site menjadi nilai tambah bagi lokasi terutama dalam hal aksesibilitas. § Lokasi TPI ini sebagian besar masih berupa lahan kosong fungsional dengan jarak terdekat ke permukiman penduduk ± 300 m ke arah utara site. § Kondisi fisik TPI masih berupa bangunan seadanya darurat, dapat dikatakan sangat kurang memadai untuk fasilitas yang harus mengakomodasi sektor perikanan laut yang menjadi prioritas pengembangan wilayah. § Kedalaman perairan memenuhi syarat untuk perapatan kapal. § Keadaan gelombang air laut dan proses sedimentasi besar. Tingkat abrasi pantai cukup besar. § Karakteristik tanah terdiri dari lapisan aluviall dan pasir cukup mendukung berdirinya bangunan dermaga dan TPI. § Dilengkapi dengan jaringan listrik, jaringan air bersih, dan jaringan telepon. § Luas site mencukupi tanpa memotong jalan. § Kemungkinan pembebasan tanah mudah. e. Penentuan Lokasi Berdasarkan dasar pertimbangan dan kriteria-kriteria penentuan wilayah tersebut di atas maka dipilih okasi TPI Pandansimo sebagai lokasi perencanaan, dengan pertimbangan : § Karakteristik tanah dan kondisi perairan lokasi site memenuhi persyaratan tapak dibangunnya Dermaga dan TPI. § Tingkat aksesibilitas lokasi relatif mudah. Hal ini ditunjang dengan adanya sarana transportasi yang cukup memadai berupa jalan kolektor sekunder Jalan Pandansimo, yang menghubungkan lokasi dengan jalan kolektor primer. Disamping itu, keberadaan Terminal Pandansimo menjadi nilai tambah lokasi. § Kawasan permukiman di sekitar lokasi site sudah hidup. § Fasilitas utilitas sarana dan prasarana yang diperlukan dalam perencanaan telah tersedia. § Kesiapan lahan untuk pembangunana dan kemungkinan pengembangan.

3. Situasi dan Kondisi Site