29 2013
b. Juara III Kejurcab PBSI Klaten Tahun 2013 c. Juara III Kejurcab PBSI Klaten Tahun 2014
d. Juara I Kejuaraan Thokewoh Cup 2013
Nama sekolahklub : PB. Santosa Jaya Alamat
: Mayungan Klaten Utara Ketua Klub
: Wahyu Widodo Jumlah Pelatih
: 1 Jumlah Atlet
: 22 Prestasi
: a. Juara I Putri POPDA Kabupaten Klaten Tahun 2013
b. Juara II Kejurcab PBSI Klaten Tahun 2013 c. Juara I Kejurcab PBSI Klaten Tahun 2014
d. Juara III Kejuaraan Thokewoh Cup 2013
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sudah dibuktikan kebenarannya, validitasnya, dan reliabilitasnya untuk membandingkan skripsi
yang ditulis oleh penulis. Penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh:
1. Fikri Dias Kurniawan 2013 yang berjudul “hubungan antara
kemampuan komponen biomotor dengan kemampuan bermain bulutangkis pemain bulutangkis usia 14-16 tahun di Kabupaten
Sleman ”. Metode yang digunakan adalah survei, dengan teknik
pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran.populasi yang digunakan adalah klub yang ada di Pengkab di PBSI Sleman dengan
jumlah subjek penelitian sebanyak 15 atlet. Instrumen yang digunakan untuk tes kekuatan otot tungkai menggunakan tes vertical
jump, daya tahan anaerobik menggunakan tes lari 300 meter, tes kecepatan menggunakan tes lari 30 meter, koordinasi menggunakan
tes lempar tangkap bola tenis, kelentukan menggunakan tes sit and reach. Analisis data menggunakan uji regresi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemampuan biomotor kekuatan otot tungkai, daya tahan anaerobik, kecepatan, koordinasi,
dan kelentukan dengan kemampuan bermain bulutangkis pemain bulutangkis usia 14-16 tahun di Kabupaten Sleman. Hasil penelitian
menunjukkan nilai F hitung 7.210 F tabel sebesar 3.354 pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan 5;9, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara kemampuan biomotor kekuatan otot tungkai, daya tahan anaerobik, kecepatan,
30 koordinasi, dan kelenturan dengan kemampuan bermain bulutangkis
pemain bulutangkis usia 14-16 tahun di Kabupaten Sleman. 2.
Anjas Dwi Pranata 2014 dengan judul “sumbangan antara tinggi badan dan fleksibilitas pergelangan tangan dengan keterampilan
dropshot forehand siswa putri peserta ekstrakurikuler bulutangkis di
MTS Negeri Watukarung Seyegan”. Jenis penelitian ini adalah korelasional. Metode yang digunakan adalah survei, dengan teknik
pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri peserta ekstrakurikuler
bulutangkis di MTS Negeri Watukarung Seyegan yang berjumlah 16 siswa. Instrumen untuk mengukur tinggi badan yang diukur
menggunakan stadiometer dengan satuan centimeter, fleksibilitas pergelangan tangan dengan menggunakan alat busur derajat dengan
validitas sebesar 0,68 dan reliabilitas 0,92, dan kemampuan dropshot yang diukur menggunakan tes kemampuan dropshot forehand
sebanyak 10 kali pukulan dengan validitas sebesar 0,51 dan reliabilitas 0,97. Analisis data menggunakan korelasi pearson
product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1 Ada sumbangan tinggi badan dengan keterampilan dropshot forehand
siswa putri peserta ekstrakurikuler bulutangkis di MTS Negeri Watukarung Seyegan, yaitu sebesar 16,39. 2 Ada sumbangan
fleksibilitas pergelangan tangan dengan keterampilan dropshot forehand siswa putri peserta ekstrakurikuler bulutangkis di MTS
Negeri Watukarung Seyegan, yaitu sebesar 68,52. 3 Ada sumbangan yang signifikan antara tinggi badan dan fleksibilitas
pergelangan tangan dengan keterampilan dropshot forehand siswa putri peserta ekstrakurikuler bulutangkis di MTS Negeri Watukarung
Seyegan, yaitu sebesar 84,9.
C. Kerangka Berpikir
Dalam permainan
cabang olahraga
bulutangkis memerlukan
kemampuan kualitas yang baik. Kemampuan kualitas komponen biomotor bagi setiap pemain bulutangkis digunakan sebagai dasar latihan penguasan teknik,
taktik, pola bermain, pemantapan mental bertanding serta pengaturan tempoirama saat dalam pertandingan. Dalam kenyataannya di lapangan
terkadang pelatih kurang kreatif dan inovatif dalam menentukan metode dan bentuk-bentuk latihan yang digunakan dalam proses peningkatan kualitas bagi
setiap pemain. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih sedikitnya ditemukan
31 data-data secara ilmiah tentang tingkat ataupun status kualitas komponen
biomotor setiap pemain bulutangkis di klub. Komponen biomotor dapat mempengaruhi kualitas seorang pemain
bulutangkis dalam sebuah pertandingan. Seorang pemain bulutangkis yang memiliki tingkat kemampuan komponen biomotor yang tidak akan dapat
menampilkan kemampuan bermain bulutangkis yang baik. Kebutuhan komponen biomotor setiap cabang olahraga pasti berbeda, begitu juga dengan
cabang olahraga bulutangkis. Pada cabang olahraga bulutangkis yang merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dimainkan secara
tunggal dan bereguganda sangat membutuhkan kemampuan komponen biomotor yang baik.
Tidak dipungkiri bahwa permainan bulutangkis memerlukan kecepatan dan mobilitas bergerak yang dikombinasikan dengan agilitas yang biasanya
dimanfaatkan untuk menutup lapangan atau untuk mengejar shuttlecock ke segala arah. Pergerakannya cepat dan disusul dengan perubahan arah, baik ke
depan, ke belakang, ke samping kiri atau ke samping kanan. Power juga dibutuhkan, terutama untuk melakukan pukulan terutama pukulan smash.
Demikian pula fleksibilitas atau kelentukan dibutuhkan dalam permainan bulutangkis terutama untuk mengambil bola yang jauh yang memerlukan
langkah lebar, sehingga pemain harus mampu melakukan gerakan split. Berdasarkan komponen biomotor lainnya, cabang olahraga bulutangkis
membutuhkan komponen biomotor seperti kecepatan, kekuatan, kelentukan dan power. Hal ini ditinjau dari pola gerak dan taktik dalam permainan