c. Klarifikasi Dalam suatu aktivitas membaca mungkin saja seorang pembelajar
menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut.
Pembelajar diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat memaknai maksud dari suatu paragraph.
d. Membuat Rangkuman Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat
membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut.
Strategi reciprocal teaching hampir sama dengan strategi peer teaching. Persamaan kedua strategi tersebut yakni kegiatan pembelajarannya melalui rekan
atau bantuan teman sendiri dan guru sebagai fasilator. Namun kedua strategi tersebut juga memiliki perbedaan dalam tahapannya pada strategi peer teaching
dilaksanakan bersamaan dengan metode diskusi. Sementara strategi reciprocal teaching dapat dilakukan tanpa metode diskusi tetapi siswa dituntut lebih aktif
dalam pembelajaran melalui kegiatan membuat prediksi, bertanya, melakukan klarifikasi dan membuat kesimpulan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Titis Kusumaningrum Witdaryadi Putri, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia UNY pada tahun 2013, dengan judul penelitian Keefektifan Strategi Pengajaran Resiprokal dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman
pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode kuasi
eksperimen. Teknik penentuan sampel dengan simple random sampling untuk menentukan sampel sekolah dan cluster random sampling untuk menentukan
sampel kelas. Berdasarkan teknik tersebut ditetapkan SMP Negeri 1 Alian sebagai sampel sekolah, serta kelas VIIIH sebagai kelompok kontrol dan kelas VIIIG
sebagai kelompok eksperimen.. Hasil penelitian tersebut terdapat perbedaan prestasi dalam pembelajaran
membaca pemahaman antara siswa yang menggunakan strategi pengajaran resiprokal dan tanpa menggunakan strategi pengajaran resiprokal. Pada analisis
uji-t kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh t-hitung sebesar 2,613, dan p sebesar 0,021 p0,05. Nilai rata-rata akhir kelas eksperimen
sebesar 2,06 lebih besar dari kelas control yaitu 0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
strategi pengajaran resiprokal lebih efektif dalam
pembelajaran membaca pemahaman bahasa Indonesia. Berbeda dengan penelitian milik Kusumaningrum diatas, jenis penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif dimana penelitian ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis pendekatan induktif. Selain itu, Teknik
penentuan sampel pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu dan
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca teks berbahasa Prancis dengan menggunakan strategi reciprocal teaching.
C. Kerangka Berpikir