Kebijakan Pemerintah Lokal Kabupaten Sleman
Gambar 2.3. Model Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia
U R
U S
A N
P E
M E
R I
N T
A H
A N
Pemerintah Pusat
Sebagian Bersifat
Concurent
Pemerintah Daerah
Sebagian dapat diselenggarakan
sendiri oleh pemerintah
Sebagian dapat diselenggarakan
melalui asas Dekonsentrasi
Sebagian dapat diselenggarakan
melalui asas tugas pembantuan
Di luar 6 Urusan
Urusan Wajib di Prov dan KabKota Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan
Perencanaan, Pemanfaatan Pengawasan Tata Ruang
Penyelenggaraan Ketertiban Umum Ketentraman Masyarakat
Penyediaan sarana dan Prasarana Umum Penanganan Bidang Kesehatan
Penyelenggaraan Pendidikan Alokasi SDM Potensial
Penanggulangan masalah sosial termasuk lintas kabkota
Pelayanan bid.ketenagakerjaan termasuk lintas kabkota
Fasilitas pengembangan koperasi UKM termasuk lintas kabkota
Pengendalian Lingkungan Hidup Pelayanan Pertahanan termasuk lintas kabkota
Pelayanan Kependudukan catatan Sipil Pelayanan Adm Umum Pemerintahan
Pelayanan Adm Penanaman Modal Pelayanan Dasar lainnya
Urusan Wajib sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
Urusan Pilihan Di Prov KabKota Terkait dengan kekhasan dan potensi unggulan
daerahpertambangan,perikanan,pertanian,perk ebunan,kehutanan, pariwisata
Diselenggarakan melalui asas
Desentralisasi
6 Urusan Absolut Politik Luar Negeri
Pertahanan Keamanan
Agama Yustisi
Moneter dan Fiskal Nasional
Kebijakan perencanaan penataan atau pembatasan toko modern berjaringan nasional melibatkan peran pemerintah lokal Kabupaten dalam
Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan, Perencanaan, Pemanfaatan Pengawasan Tata Ruang, Penyelenggaraan Ketertiban Umum Ketentraman
Masyarakat, Penyediaan sarana dan Prasarana Umum. Kebijakan untuk membatasi toko modern berjaringan nasional di Kabupaten Sleman sebenarnya
sudah berjalan cukup lama, diawali kebijakan Kemitraan antara Pasar Modern dan Toko Modern dengan UKM sesuai Perda No. 72006. Selanjutnya muncul
kebijakan zonasi yang dituangkan dalam Perbup Sleman No.132010 tentang Penataan Lokasi Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan, kebijakan perizinan dalam
Perbup Sleman No. 452010 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan yang terbaru kebijakan zonasi, perizinan dan jam buka dalam Perda
Sleman No. 182012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.Implementasi kebijakan pembatasan toko modern di Kabupaten Sleman
dapat dikatakan berjalan kurang efektif.
Implementasi Perda Nomor 7 Tahun 2006 dinilai anggota pansus Raperda
Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, masih jauh dari harapan. Biasanya produk lokal usaha kecil terkendala masalah standar kualitas dan sistem
pembayaran yang diterapkan toko modern atau pasar modern, sehingga daya tawar mereka sangat rendah. Sangat sedikit produk lokal yang bisa ditampung di
toko modern dan pasar modern. Pada sisi lain, keberadaan toko modern waralaba yang menjamur hampir di setiap pelosok kecamatan dinilai sangat mengurangi
pangsa para pedagang di pasar maupun toko tradisional. Tempo.co, 2012.
Dalam kurun waktu 2010 tercatat sekitar 64 kasus pelanggaran perizinan dan zonasi, sedangkan 2013 ini berkembang menjadi 82 kasus zonasi dan 7 kasus
perizinan. Hal ini menunjukkan ketidakefektifan Perbup No.13 dan 452010 tentang zonasi, perizinan dan jam bukaoperasional toko modern. Kebijakan
sesuai perda No.182012 pun tergolong lunak dengan tidak menutup langsung toko yang melanggar zonasi namun menunggu sampai batas waktu izin
operasinya habis. Ketua Komisi A DPRD Sleman berpendapat ketika menemui 4 kasus toko
modern berjaringan nasional yang tidak berizin bahwa menunjukkan kontrol hukum yang lemah. Bila melanggar perda baru, mungkin masih bisa mendapatkan
toleransi, namun ada dua peraturan lama yang sudah ada namun tetap tidak diindahkan harianjogja.com, 2013.