dilayani, maka tidak usah ragu untuk menyatakan bahwa pelayanan telah diberikan secara profesional. Sebaliknya, apabila masyarakat pada umumnya masih
mengeluhkan pelayanan yang diberikan berarti perlu dilakukan peningkatkan profesionalitas. Oleh karena itu, akan sangat wajar apabila masyarakatlah yang paling
berhak untuk memberikan penilaian. Profesional bukanlah label yang anda berikan kepada diri sendiri, ini adalah suatu diskripsi yang anda harapkan akan diberikan oleh
orang lain kepada anda.
1.5.1.2 Ciri-ciri Sikap Profesionalisme Kerja
Ada empat ciri-ciri yang bisa ditengarai sebagai petunjuk atau indikator untuk melihat tingkat profesionalitas seseorang, yaitu :
1. Penguasaan ilmu pengetahuan seseorang dibidang tertentu, dan ketekunan
mengikuti perkembangan ilmu yang dikuasai 2.
Kemampuan seseorang dalam menerapkan ilmu yang dikuasai, khususnya yang berguna bagi kepentingan sesama
3. Ketaatan dalam melaksanakan dan menjunjung tinggi etika keilmuan, serta
kemampuannya untuk memahami dan menghormati nilai-nilai sosial yang berlaku dilingkungannya
4. Besarnya rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, bangsa dan negara,
masyarakat, keluarga, serta diri sendiri atas segala tindak lanjut dan perilaku
Universitas Sumatera Utara
dalam mengemban tugas berkaitan dengan penugasan dan penerapan bidang ilmu yang dimiliki.
1.5.1.3 Karakteristik Profesionalisme Kerja
Menurut Mertin Jr dalam Kurniawan, 2005:75 karakteristk profesionalisme aparatur sesuai dengan tuntutan good governance, diantaranya :
1. Equality
Perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini didasarkan atas tipe prilaku birokrasi rasional yang secara konsisten
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada semua pihak tanpa memandang afilisasi politik, status sosial dan sebagainya.
2. Equity
Perlakuan yang sama kepada masyarakat tidak cukup, selain itu perlakuan yang adil. Untuk masyarakat yang pluralistik diperlukan
perlakuan yang adil dan perlakuan yang sama.
3. Loyality
Kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan kerja. Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama
Universitas Sumatera Utara
lain dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu dengan mengabaikan yang lainnya.
4. Accountability
Setiap aparatur pemerintah harus siap menerima tanggung jawab atas apapun yang ia kerjakan.
1.5.1.4 Faktor-faktor yang mendukung profesionalisme kerja
Faktor-faktor yang mendukung profesionalisme kerja pegawai yaitu sebagai berikut :
1. Kompetensi Aparatur
Atmosoeprapto dalam Kurniawan, 2005:74 menyebutkan bahwa profesionalisme merupakan cermin dari kemampuan competency yaitu
memiliki pengetahuanknowledge, keterampilan skill, bisa melakukan ability, ditunjang dengan pengalaman experience yang tidak mungkin
muncul tiba-tiba tanpa melalui perjalanan waktu.
a. Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Siagian 2000:126 pendidikan sebagai usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur hidup dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
mengalihkan pengetahuan seseorang kepada orang lain, baik yang bersifat formal dan non formal. Pelatihan menurut Sedarmayanti
2004:143 adalah salah satu bentuk peningkatan produktivitas kerja, yang dapat dilakukan didalam maupun diluar organisasi, yang
dilakukan umumnya bersifat khusus, atau pendidikan formal.
Secara umum pendidikan dan pelatihan sangat mempengaruhi personel dalam meningkatkan kecakapan dan ketrampilan, terutama
dalam bidang yang berhubungan dengan kepemimpinan, pengelolaan, pengawasan dan teknis yang sangat diperlukan guna menciptakan
pelayanan yang lebih professional.
b. Keterampilan
Menurut Moenir 2002:117 keterampilan ialah kemampuan melaksanakan tugaspekerjaan dengan menggunakan anggota badan dan
peralatan kerja yang tersedia. Dengan pengertian ini dapat dijelaskan bahwa keterampilan lebih banyak menggunakan unsur anggota badan
daripada unsur lain, seperti otot, saraf, perasaan, dan pikiran.
Dalam hal pengangkatan pegawai menurut kompetensi merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam menempatkan
Universitas Sumatera Utara
pegawai berdasarkan kemampuannya. Menurut UU No.43 Tahun 1999 pasal 17 ayat 2, pengangkatan Pegawai Negri Sipil dalam suatu jabatan
dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kopetensi, prestasi kerja dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk
jabatan itu serta objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, dan golongan.
c. Pengalaman
Menurut Siagian 2000:128 pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang
dijalani dalam perjalanan hidupnya.
Pengalaman kerja berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan orang yang mempunyai kematangan dan pengalaman pekerjaan yang
tinggi dalam bidang tertentu untuk melakukan tugas-tugas tertentu tanpa arahan dari orang lain, secara kejiwaan pengalaman kerja yang matang
dalam suatu bidang tugas aka dapat menimbulkan rasa tanggung jawab dan percaya diri.
2. Loyalitas
Secara teoritis loyalitas berhubungan dengan tingkat kedisiplinan, terutama dalam hal ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Kedisiplinan akan terwujud dengan baik jika pegawai mampu mentaati peraturan-peraturan yang ada. Loyalitas juga berkaitan erat dengan
kemampuan pertanggungjawaban tugas pekerjaan dan daya tanggap. Selain itu loyalitas tidak membeda-bedakan pemberian pelayanan atas
dasar golongan tertentu Hasibuan, 2002:178.
3. Budaya Organisasi
Kultur organisasi adalah kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan
mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai organisasi Stoner, 1996:186. Budaya harus sejalan dengan tindakan organisasi pada bagian
lain. Seperti merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan bahkan sebenarnya bila budaya tidak sejalan dengan
tugas-tugas ini, maka organisasi menghadapi masa sulit.
4. Performansi performance
Performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja LAN, 1992. Performansi atau
prestasi kehandalan dan kecakaan adalah hasil yang diinginkan dari prilaku. Performansi mempunyai hubungan erat dengan produktivitas
karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk
Universitas Sumatera Utara
mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam oganisasi Kurniawan, 2005:75.
1.5.2 Pelayanan Publik 1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik