Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai ( Studi Pada Kantor Bappeda Toba Samosir )

(1)

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP

EFISIENSI KERJA PEGAWAI

( Studi Pada Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir )

SKRIPSI

Oleh :

ROI GOMGOM PARULIAN TAMBUNAN NIM : 020903045

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI ( STUDI PADA KANTOR BAPPEDA KABUPATEN TOBA SAMOSIR )

Nama : Roi G P Tambunan NIM : 020903045

Departemen : Administrasi Negara

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada pengaruh Pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor BAPPEDA Kabupaten Toba Samosir.

Variabel-variabel yang diteliti adalah pengawasan (sebagai variabel bebas) dan efisiensi kerja (sebagai variabel terikat). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:

Ha : Ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai.

Ho : Tidak ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja

pegawai.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun sumber datanya meliputi data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data di lapangan, diperoleh dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir, penulis menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dengan hasil r = 0,72 berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan kepada responden, sedangkan koefisien determinasi (Kd) yang didapat sebesar 51,84%. Hasil tersebut menunjukkan pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir signifikan dan tergolong kuat. Untuk pengujian hipotesis penulis menggunakan thitung dan ttabel dengan thitung

= 5,521 dan ttabel = 2,04

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pengawasan terhadap efisensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan saran yang

ditawarkan penulis adalah bahwa walaupun pengawasan memiliki pengaruh terhadap efisiensi kerja pegawai namun tidak berarti pengaruh tersebut hanya berhenti sampai di situ saja. Pengaruh tersebut harus bisa dan terus memberikan dorongan serta motivasi kepada para pegawai agar lebih giat dan sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan sehingga dapat menghasilkan suatu prestasi kerja yang lebih baik lagi.


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dengan judul:

“PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI” (Studi pada Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir).

Karya ini merupakan simbol dari sebuah episode dalam satu cerita yang terangkai menjadi perjalanan hidup. Episode yang cukup panjang menyita waktu kurang lebih 6 tahun. Lazimnya sebuah perjalanan selalu diwarnai dengan proses interaksi dengan alam semesta beserta isinya yang diterima atau tidak, pasti memberikan inspirasi dan membentuk karakter penulis. Untuk proses yang telah memberikan inspirasi dan membantu pembentukan karakter penulis tersebut penulis dengan segala kerendahan hati berterima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.

2. Bapak Drs. Marlon Sihombing, MA, Ketua Departement Ilmu Administrasi Negara. 3. Ibu Dra. Februati Trimurni. Msi, selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan serta petunjuk kepada penulis baik dalam kegiatan selama perkuliahan maupun dalam proses penyusunan skripsi.


(4)

4. Pegawai FISIP USU, Kak Emi, Kak Mega, serta seluruh pegawai FISIP yang telah banyak membantu memberikan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan dan segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bahan ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Bapak Drs Tonny Sitorus. MPM, selaku Kepala Bappeda Kabupaten Toba

Samosir beserta seluruh staf pegawai Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir yang telah memberikan izin dan fasilitas penelitian selama penulis melakukan penelitian di Kabupaten Toba Samosir.

6. Sembah sujud ananda kepada ayahanda P. Tambunan dan ibundaku tercinta H. Br Sitorus, yang dengan sangat sangat sangat dan sangat tabah dan sabar menantikan keberhasilan penulis setelah sekian lama dalam menyelesaikan studi pada Universitas Sumatera Utara ini. Terima kasih atas doanya, trima kasih atas dukunganya dan trimakasih untuk semua kasih sayangMu. ( Air mata penantian panjang ini nggak akan kusia-siakan ).

7. My lovely Sister (Keluarga Mama Tiur dan Keluarga Mama Johan) n Brother (abangda Jackson dan Adinda Ronald Tambunan) maaf untuk semua keterlambatan ini, yang telah membantu penulis memberikan dorongan materiil maupun siprituiil untuk tetap berjuang dalam penuntutan ilmu ini, buat keponakan-keponakanku, untuk Oppungku tercinta dan untuk Tulang dan Nantulang yang sangat aku hormati, segenap keluarga besar Tambunan-Sitorus dan untuk semua saudara-saudara yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih untuk semua bantuan Moral yang kalian berikan buat penulis.


(5)

8. Terkhusus buat Budak AN-02 yang tak akan mungkin buat dilupakan. Rekan-rekan ku yang mengalami eksekusi dini Bernard & Jenri anto ( DO bukan Berarti bodoh, Gaskan terus masa mudamu bes), Para Gegendok penghuni An-02 yang masih mendayung kapal buat cari tempat berlabuh (lae Freddy-Yhonatan Flakram), masih ada harapan di depan maka Berjuanglah. Rekan-rekan Sarjana An-02 yang ntah dimana klian tak ada kabar bah. Buat dewa-dewa (Armauliza, Dian, Yohannes, Raymond, faisal, Fandi, Firman, Rajab polpoke, dll) serta cewek-cewek Sexy AN yang baik hati (Tria, Dilli, destrina, Tika, marina, mariana, Fitrihayati, Aprina, Evi, Henna, dll) Dan yang pastinya buat teman-teman 1 gubuk penderitaan di Huta Namora (Pandapotan, Sahdor, Jhon everlin, charles, daniel).Walaupun di dunia ini tidak ada yang abadi, tapi aku berharap kisah-kisah kuliah kita semua dulu kita tetap abadi selamanya...amiin. Buat anak-anak AN 03 yang dapat merasakan kepedihan dan kesedihan yang kurasakan, Lae Saor (thanks buat pinjaman barang-barang mu lae makasih juga buat bantuanmu selama ini lae), thombak (gaskan terus Bola itu ), Andi, doni, ezra, Bastian (duet harangan masih ada untuk kita ??), dll. Dan tentunya spesial thanks to Seluruh rekan-rekan AN bersatu (“ANTU”)

9. Gamers Comunity of DOTA ALL STAR (Hiburan pembawa bencana dan

penghancur masa depanku), Berdikari Comunity (Neraka Dunia, thanks buat kerjasamanya selama ini), TuaKz n Sayur Comunity (Kebas Sikit Muntahkan sajalah), intinya Hancurkan Masa Depan dan wellcome to room Have Fun GPL. 10. Spesial thanksku buat Somebody Spesial cc Fitri Lubis, Thanks dah dukung aku

biarpun hanya sekedar kata-kata tapi itu dah memacu semangatku buat ngerjainya, selow lah takkan makan batu dirimu kubuat.. ^_^


(6)

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tulisan ini dirasakan masih banyak sekali kekurangan dan kelemahannya, mengingat keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amiin.

Medan, Juni 2008


(7)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... i

Daftar Grafik ... iii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Tabel ... v

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Kerangka Teori ... 8

1.5.1. Pengawasan ... 8

1.5.2. Metode Pengawasan... 11

1.5.3. Tipe-tipe Pengawasan ... 13

1.5.4. Efisiensi Kerja ... 14

1.5.5. Prinsip-prinsip Efisiensi Kerja ... 17

1.5.6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Efisiensi ... 18

1.5.7. Hubungan Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja ... 19

1.5.8. Kerangka Konsep... 23

1.5.9. Defenisi Operasional ... 24

1.5.10. Hipotesa ... 26

1.5.11. Kerangka Pemikiran ... 27


(8)

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian ... 28

2.2. Lokasi Penelitian ... 28

2.3. Populasi dan Sampel ... 28

2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 29

2.5. Teknik Penentuan Skor ... 30

2.6. Teknik Analisa Data ... 31

BAB III. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum ... 34

3.1.1. Visi, Misi, Sasaran ... 34

3.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi ... 37

3.1.3 Tupoksi Kepala Bappeda ... 39

3.2. Susunan Organisasi ... 41

3.3. Pelaksanaan pengawasan dilingkungan Bappeda Toba Samosir .. 43

3.4 Efisiensi kerja pegawai dilingkungan Bappeda Toba Samosir ... 44

BAB IV. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... 46

4.1.1. Data Identitas Responden ... 46

4.1.2. Variabel Bebas ... 50

4.1.3. Variabel Terikat ... 60

4.2. Analisis Data ... 70

4.2.1. Analisis Variabel Pengawasan ... 70

4.2.2. Analisis Variabel Efisiensi ... 72

4.2.3. Analisis Korelasi ... 73

4.2.4. Analisis Uji Signifikansi ... 75

4.2.5. Analisis Koefisien Determinasi ... 76

BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 78


(9)

5.2. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 81


(10)

Daftar Grafik

Grafik 5.1. Capaian Skor Rata-rata jawaban Variabel X ... 70 Grafik 5.2. Capaian Skor Rata-rata jawaban Variabel Y ... 72


(11)

Daftar Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 27 Gambar 3.1. Bagan Struktur Organisasi Bappeda Kab. Tobasa ... 42


(12)

Daftar Tabel

Tabel 2.1. Teknik Penentuan/ Pengambilan Sampel Penelitian ... 29

Tabel 2.2. Klasifikasi Kooefisien Korelasi berdasarkan Interpretasinya .. 32

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 46

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir. ... 47

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Golongan ... 48

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ... 49

Tabel 4.6. Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan /Pengawas Sering Melakukan Pemantauan Terhadap Pekerjaan Yang Dilakukan Oleh Pegawai. ... 50

Tabel 4.7. Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan Melakukan Pemeriksaan Melalui Pencatatan, Pengamatan Secara Langsung. ... 51

Tabel 4.8. Tanggapan Responden Mengenai Sebelum Pelaksanaan Kerja Dilakukan Pimpinan Terlebih Dahulu Memberikan Penjelasan Pelaksanaan Kegiatan. ... 51

Tabel 4.9. Tanggapan Responden mengenai pengawas senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan untuk suksesnya pelaksanaan kegiatan. ... 52

Tabel 4.10. Tanggapan Responden mengenai pengawas melakukan Inspeksi secara langsung terhadap pekerjaan tertentu daripada pegawai. ... 53

Tabel 4.11. Tanggapan Responden mengenai di dalam memberikan sanksi terhadap kesalahan pegawai, sanksi yang diberikan sudah sesuai dengan kesalahan yang dilakukan pegawai ... 54

Tabel 4.12. Tanggapan Responden mengenai pengawas memberikan tindakan disiplin kepada pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kerja ... 54


(13)

Tabel 4.13. Tanggapan Responden mengenai pengawas pernah memeriksa atau mengecek tindakan-tindakan disiplin

yang dilakukan terhadap bawahan. ... 55 Tabel 4.14. Tanggapan Responden mengenai pemeriksaan yang dilakukan

oleh pimpinan dilakukan secara rutin atau berkala. ... 56 Tabel 4.15. Tanggapan Responden mengenai pimpinan melakukan

Rencana Tindak Lanjut terhadap hasil pengawasan. ... 56 Tabel 4.16. Tanggapan Responden mengenai pengarahan

yang diberikan oleh pimpinan dapat dipahami

dan dimengerti oleh para pegawai. ... 57 Tabel 4.17. Tanggapan Responden mengenai pengawas di kantor

Dilaksanakan berdasarkan pengendalian pedoman kerja, waktu, biaya yang dikeluarkan demi tercapainya

tujuan organisasi. ... 57 Tabel 4.18. Tanggapan Responden mengenai pimpinan mencocokkan

dan mengendalikan arus informasi tentang apa yang harus dilakukan yang disesuaikan dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi oleh Bappeda... 58 Tabel 4.19. Tanggapan Responden mengenai pengawasan yang dilakukan

terhadap cara kerja atau proses kerja bawahan. ... 59 Tabel 4.20. Tanggapan Responden mengenai ada evaluasi kerja

yang dilakukan oleh pengawas terhadap kerja pegawai.

dilakukan secara terus-menerus... 59 Tabel 4.21. Tanggapan responden mengenai. Pemberian sanksi terhadap

pegawai yang tidak konsisten terhadap pekerjaanya ... 60 Tabel 4.22. Tanggapan responden mengenai Pemberian penghargaan dan


(14)

Tabel 4.23. Tanggapan responden mengenai Pekerjaan selalu mencapai target sesuai dengan jangka waktu ... 61 Tabel 4.24. Tanggapan responden mengenai Jangka waktu pelaksaan

pekerjaan yang terbatas berpengaruh terhadap efisiensi kerja pegawai ... 62 Tabel 4.25. Tanggapan responden mengenai Ruang kerja atau lingkungan

kerja mendukung terhadap cara kerja dan proses kerja ... 62 Tabel 4.26. Tanggapan responden mengenai Pemanfaatan biaya yang

seefektif dan seefisien mungkin dengan hasil yang maksimal .. 63 Tabel 4.27. Tanggapan responden mengenai Kemampuan menyelesaikan

pekerjaan semaksimal mungkin dengan materi yang terbatas .. 64 Tabel 4.28. Tanggapan responden mengenai. Pelaksanaan pekerjaan

dengan tanpa adanya unsur paksaan mampu menciptakan

efisiensi kerja yang lebih baik ... 64 Tabel 4.29. Tanggapan responden mengenai Pengawasan yang dilakukan

secara lansung lebih efektif dalam mengontrol proses kerja pegawai ... 65 Tabel 4.30. Tanggapan responden mengenai Inspeksi yang dilakukan

secara tiba-tiba mempengaruhi kinerja pegawai ... 65 Tabel 4.31. Tanggapan responden mengenai Pemberian penduan kerja

agar pelaksanaan lebih cepat atau lebih efisien dengan hasil yang lebih baik ... 66 Tabel 4.32. Tanggapan responden mengenai Pengawasan terhadap


(15)

Tabel 4.33. Tanggapan responden mengenai Hubungan emosional yang

baik antar sesama pegawai dapat meningkatkan efisiensi kerja. 67 Tabel 4.34. Tanggapan responden mengenai Penempatan pegawai sesuai

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki ... 68 Tabel 4.35. Tanggapan responden mengenai Pelaksanaan pekerjaan tidak

boleh menyimpang dari tujuan yang sebelumnya yang telah ditetapkan ... 69


(16)

ABSTRAK SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI ( STUDI PADA KANTOR BAPPEDA KABUPATEN TOBA SAMOSIR )

Nama : Roi G P Tambunan NIM : 020903045

Departemen : Administrasi Negara

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada pengaruh Pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor BAPPEDA Kabupaten Toba Samosir.

Variabel-variabel yang diteliti adalah pengawasan (sebagai variabel bebas) dan efisiensi kerja (sebagai variabel terikat). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:

Ha : Ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai.

Ho : Tidak ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja

pegawai.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun sumber datanya meliputi data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data di lapangan, diperoleh dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir, penulis menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dengan hasil r = 0,72 berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan kepada responden, sedangkan koefisien determinasi (Kd) yang didapat sebesar 51,84%. Hasil tersebut menunjukkan pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir signifikan dan tergolong kuat. Untuk pengujian hipotesis penulis menggunakan thitung dan ttabel dengan thitung

= 5,521 dan ttabel = 2,04

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pengawasan terhadap efisensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan saran yang

ditawarkan penulis adalah bahwa walaupun pengawasan memiliki pengaruh terhadap efisiensi kerja pegawai namun tidak berarti pengaruh tersebut hanya berhenti sampai di situ saja. Pengaruh tersebut harus bisa dan terus memberikan dorongan serta motivasi kepada para pegawai agar lebih giat dan sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan sehingga dapat menghasilkan suatu prestasi kerja yang lebih baik lagi.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Beberapa pakar dan teoritisi administrasi berpendapat bahwa peranan pemerintah harus terfokuskan pada upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat selain pemberdayaan dan pembangunan. Tugas pokok pemerintahan modern menurut Rasyid (1997; 11) pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, dengan kata lain, ia tidak diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi tercapainya tujuan bersama.

Otonomi Daerah sebagai wujud pelaksanaan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang digulirkan oleh Pemerintah sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat, pada hakekatnya merupakan penerapan konsep teori areal division of power yang membagi kekuasaan negara secara vertikal. Dalam konteks ini, kekuasaan akan terbagi antara pemerintah pusat di satu pihak dan pemerintah daerah di lain pihak, yang secara legal konstitusional tetap dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia. Kondisi ini membawa implikasi terhadap perubahan paradigma pembangunan yang dewasa ini diwarnai dengan isyarat globalisasi. Konsekuensinya, berbagai kebijakan publik dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik menjadi


(18)

bagian dari dinamika yang harus direspons dalam kerangka proses demokratisasi, pemberdayaan masyarakat dan kemandirian lokal.

Melalui pemerintahan yang desentralistik, akan terbuka wadah demokrasi bagi masyarakat lokal untuk berperan serta dalam menentukan nasibnya, serta berorientasi kepada kepentingan rakyat melalui pemerintahan daerah yang terpercaya, terbuka dan jujur serta bersikap tidak mengelak tanggung jawab (passing the buck) sebagai prasyarat terwujudnya pemerintahan yang akuntabel dan mampu memenuhi asas-asas kepatutan dalam pemerintahan (good governance).

Kehadiran Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan kemudian diperbaharui kembali menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, telah dan akan mengubah secara mendasar hubungan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Karena Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dapat dikatakan sebagai sebuah kontra konsep dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 yang masih memiliki warna penerapan asas sentralisasi. Hal ini dapat dilihat dengan diberikannya otonomi yang luas kepada daerah, untuk dapat menentukan sendiri seluruh urusan pemerintahan di daerah kecuali beberapa kewenangan yang menjadi domain pusat. Banyak tugas-tugas pembangunan yang didesentralisasikan terutama berkaitan dengan penyediaan pelayanan masyarakat, pembangunan prasarana perkotaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang merupakan alat pemerintah untuk menciptakan integrasi


(19)

masyarakat dalam proses menjalankan program-program nasional di tingkat daerah.

Kondisi tersebut di atas memberikan peluang bagi pemerintah Kabupaten Toba Samosir untuk menciptakan kemandirian dalam rangka membangun daerahnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip demokrasi, partisipasi dan peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal. Penjabaran prinsip-prinsip hal tersebut sangat menunjang untuk terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan pada prinsipnya adalah mempertemukan kebutuhan generasi tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Prinsip-prinsip dasar untuk pedoman pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar tercapai hasil pembangunan yang optimal dan berkeadilan dengan melibatkan semua pelaku pembangunan, mengoptimalkan sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk memaksimumkan pembangunan sumber daya lokal dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal .

Berbicara mengenai konteks Pembangunan Kabupaten Toba Samosir, keberadaan Bappeda di tuntut untuk mampu secara optimal membangun sinergi perencanaan daerah guna mengakomodasi berbagai kepentingan pelaku pembangunan serta mampu merumuskan dokumen perencanaan daerah yang opersional, informatif, aspiratif dan sistematis guna mendorong perkembangan dan kemajuan daerah dan masyarakat Kabupaten Toba Samosir.


(20)

Potensi para pelaku pembangunan yang merupakan representasi dari seluruh warga masyarakat harus betul-betul didayagunakan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, sehingga aspirasi masyarakat dapat terakomodasikan dalam kebijakan pemerintah provinsi. Mengacu pada pola pikir tersebut di atas, perlu disusun Rencana Stratejik Daerah (Renstrada) yang berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program unggulan dan kegiatan yang diperlukan dengan memperhatikan kondisi obyektif daerah.Toba Samosir.

Disamping hal tersebut di atas, sistem pengawasan merupakan icon penting yang tidak dapat dikesampingkan dalam pencapaian target dan tujuan yang dikehendaki. Tujuan pokok dan fungsi pengawasan adalah agar kegiatan-kegiatan dan orang-orang yang melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang kemungkinan tidak akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini mengacu kepada defenisi pengawasan yang dikemukakan oleh S.P. Siagian (1992:169) yang mengatakan bahwa : ”Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetukan sebelumnya.”

Disamping itu Kabupaten Toba Samosir yang merupakan wilayah dengan tingkat keragaman yang tidak terlalu beragam justru mewarnai pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan. Hal ini dapat dijelaskan dengan sangat kuatnya eksistensi sukuisme di wilayah ini sehingga pengawasan efektif seperti yang diamanatkan para pendahulu secara intens khususnya dalam aspek


(21)

ilmu Administrasi dan manajemen. Dengan kata lain toleransi yang ada antara pimpinan dan bawahan masih terasa belum sesuai meski arus komunikasi yang terbina cukup baik di wilayah ini.

Didasari oleh, fakta pentingnya pengaruh pengawasan dalam peningkatan efisiensi kerja pegawai seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dalam hal ini Bappeda Kabupaten Toba Samosir perlu menerapkan sistem pengawasan dalam proses pencapaian tujuan. Adapun elemen yang paling utama untuk dijadikan fokus pengawasan adalah faktor faktor sumber daya manusia, dimana dalam hal ini adalah para aparatur Bappeda Toba Samosir .

Adapun fokus penelitian ini lebih menekankan kepada pengawasan yang dilaksnakan oleh seorang pimpinan kepada bawahan yang dalam penelitian ini berarti pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Bappeda kepada para bawahannya (sesuai dengan uraian Tupoksi kepala Bappeda yakni; melaksanakan pengawasan melekat dalam rangka pembinaan dan penilaian terhadap bawahan guna peningkatan efisiensi kinerja, menyusun deskripsi tugas dari bawahan serta memberikan petunjuk arahan dan mendistribusikan tugas pada bawahan) . Dengan adanya sistem pengawasan ini diharapkan aparat mau dan mampu melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan tanggung jawab dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja di lingkungan Bappeda Kabupaten Samosir.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Pengawasan Terhadap


(22)

1. 2. Perumusan Masalah

Dalam mengadakan pembahasan terhadap objek tertentu maka selalu terdapat masalah yang menyebabkan perlunya diadakan pembahasan, demikian juga halnya dengan pelaksanaan pengawasan pegawai. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Hubungan antara Pengawasan dengan efisiensi kerja

Pegawai di Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir ?

2. Bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir ?

1. 3. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pada dasarnya memiliki tujuan penelitian, dalam maksud untuk memberikan arahan ataupun jalur tertentu terhadap penelitian itu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pengawasan dengan efisiensi kerja pada kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja.


(23)

1. 4. Manfaat Penelitian

Dari kegiatan penelitian tentunya akan diperoleh hasil yang diharapkan yang akan memberikan manfaat antara lain:

1. Secara Subyektif adalah Sebagai suatu tahap untuk melatih dan

mengembangkan kemampuan berpikir secara ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmuah beerdasarkan kajian dan teori serta aplikasi yang diperoleh dari ilmu administrasi negara. 2. Secara Objektif adalah sebagai kontribusi atau masukan bagi Bappeda

Toba-samosir khususnya dalam merencanakan dan mengembangkan kegiatan pengawasan terhadap peningkatan efisiensi kerja pegawai.

3. Secara Akademis, Sebagai bahan referensi atau bacaan bagi

kepustakaan ilmu administrasi negara juga bagi pihak-pihak yang membutuhkan yang tertarik dalam masalah ini.

1. 5. Kerangka Teori

Sebagai suatu anilisa ilmiah, tulisan ini juga menggunakan beberapa pendekatan secara khusus untuk memahami permasalan penelitian yang dikemukakan. Hal ini dilakukan agar penulis mendapatkan pedoman dalam upaya menemukan jawaban dari permasalahan tersebut. Oleh karena hal demikian tersebut penulis bermaksud memaparkan pendekatan-pendekatan ataupun teori yang ada sebagai berikut.


(24)

1.5.1. Pengawasan

Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang harus dimiliki oleh setiap organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun swasta. Dalam setiap organisasi terutama organisasi pemerintah, fungsi pengawasan sangat penting karena pengawasan merupakan suatu usaha untuk menjamin adanya keserasian antara penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dengan rencana-rencana mereka secara berdaya guna dan berhasil guna. Pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.

Secara sederhana pengawasan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan mulus tanpa penyimpangan. Pengawasan merupakan usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional yang diambil oleh organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan mempunyai kaitan lansung dengan seluruh proses administrasi dan manajemen. Pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, dilaksanakan berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan sehingga menjadi program rencana kerja.

Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauhmana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam proses pencapaian tujuan tersebutlah sangat dibutuhkan sebuah mekanisme kontrol terhadap berbagai aktivitas-aktivitas yang dijalankan atau


(25)

yang ada dalam organisasi tersebut sehingga aktivitas yang dilaksanakan terarah dan mengacu kepada target atau sasaran yang ditentukan . S.P. Siagian (2002:169) yang mengatakan bahwa : ”Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetukan sebelumnya.” Sedangkan T Hani Handoko (1997 :359) mendefenisikan bahwa pengawasan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi tercapai.

Pentingnya pengawasan juga dapat dilihat dari Tujuan pengawasan, yakni :

1.Supaya Proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan rencana.

2.Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat

penyimpangan-penyimpangan

3.Supaya tujuan yang dihasilkan tercapai.

Jadi pengawasan merupakan tindakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan sudah sesuai dengan rencana, dan apabila masih terdapat kesalahan atau kekurangan maka diperlukan tindakan-tindakan koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut. Dalam hal ini dengan adanya pengawasan maka kesalahan atau kekurangan yang serupa diharapkan tidak akan terulang lagi. Adapun tindakan-tindakan yang dilaksanakan dalam suatu sistem pengawasan adalah meliputi (Handoko 2003:359) :


(26)

1. Menetapkan standar-standar

Dalam hal ini sistem pengawasan dilakukan dengan menetapkan standar-standar kinerja yang harus dilakukan dalam bentuk peraturan-peraturan yang menjadi ketentuan dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab..

2. Mengukur performa dengan standar-standar yang ditetapkan

Tindakan yang dilakukan pada pada sistem ini adalah melihat performa pegawai dalam kurun waktu tertentu dan wilayah kerja tertentu melalui berbagai indikator penilaian kinerja. Hasil penilaian kinerja ini kemudian dibandingkan dengan standar–standar yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga ditemukan suatu kesimpulan apakah performa sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

3. Umpan balik (feedback) hasil yang dicapai

Umpan balik merupakan suatu bentuk motivasi yang diberikan kepada pegawai berdasarkan kinerja yang telah dicapai oleh pegawai tersebut.

Adapun bentuk-bentuk dai umpan balik ini seperti penghargaan terhadap prestasi, pemberian promosi, insentif dan jenjang karir yang jelas.

4. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan dari standar yang

ditetapkan.

Setelah dilakukan evaluasi secara mendalam dan sistematis terhadap kinerja, maka akan diperoleh gambaran mengenai


(27)

penyimpangan-penyimpangan. Tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah mencari alternatif yang sesuai terhadap penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan untuk dapat menghilangkan penyimpangan atau meminimalkan penyimpangan yang terjadi.

1.5.2 Metode Pengawasan

Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan, dipahami benar bahwa bukan persoalan yang mudah untuk melahirkan satu metode yang bisa diterima dan berlaku secara universal, bahkan untuk konteks pada tingkatan lokal sekalipun, apalagi pengawasan yang memiliki cakupan serta pengaruh luas, menyangkut kelompok sasaran serta daerah atau wilayah yang besar. Dari kondisi tersebut di atas tentunya sangat logis apabila dibutuhkan suatu metoda yang tepat dan berlaku secara universal.

Seiring perjalanan waktu dan kompleksnya tuntutan akan kebutuhan sebuah perencanaan maka dikenal metode pengawasan ( William H Newman, pembahasan oleh James A F Stoner, 1996:6-9 ), yaitu :

1. Pengawasan Formal

Pengawasan yang secara formal dilakukan oleh unit pengawasan yang bertindak atas nama pimpinan nama organisasinya atau atasan daripada pimpinan organisasi. Dalam pengawasan ini biasanya ditentukan dan telah ditetapkan prosedur, hubungan, dan tata kerja. Contohnya : periode waktu pemeriksaan, periode waktu pertanggungjawaban dan periode waktu pelaporan. Laporan itu harus disertai saran-saran perbaikan atau penyempurnaannya. Maksud


(28)

laporan dari unut pengawasan ini agar pimpinan agar selalu dapat mengikutu perkembangannya mengenai segala hal yang terjadi diorganisasinya.

2. Pengawasan Informal

Pengawasan informal adalah pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan. Pengawasan informal ini biasanya dilakukan oleh pejabat pimpinan dengan mengadakan kunjungan yang tidak resmi (pribadi). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekakuan dalam hubungan antara

atasan dengan bawahan. Dengan cara demikian pimpinan

menghendaki keterbukaan dalam memperoleh informasi dan sekaligus usul atau saran perbaikan dan penyempurnaan dari bawahannya.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh para bawahan dan tidak dapat dipecahkan oleh mereka sendiri dalam kaitan ini pimpinan dapat memberikan saran-saran dan pemikiran mengenai jalan keluarnya. Sebaliknya para bawahan juga merasa bangga karena diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya secara langsung kepada pimpinannya. Jelaslah bahwa pengawasan informal mendekatkan hubungan pribadi yang bersifat informal. Hal ini sangat menguntungkan terhadap pelaksanaan-pelaksanaan tugas-tugas pekerjaan.

Untuk konteks Bappeda Kabupaten Samosir adapun metoda atau teknik pengawasan yang dilaksanakan lebih cenderung menjalankan kedua metoda


(29)

pengawasan tersebut yaitu secara pengawasan formal dan pengawasan informal. Adapun acuan berpikir terhadap penggabungan dua metoda pengawasan ini adalah untuk menciptakan suatu suasana yang formal namun tidak terlalu kaku dan tetap mengutamakan hubungan emosional sehingga diharapkan pengawasan yang dilaksanakan bukan merupakan suatu momok/beban bagi para pegawai. Dengan pelaksanaaan metoda pengawasan ini diharapkan bahwa dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya para pegawai betul-betul melaksanakannya berdasarkan kesadaran dan rasa tanggungjawab bukan karena tekanan dari keberadaan sistem pengawasan tersebut.

Peranan pengawasan adalah suatu hal yang sangat esensial dan tidak dapat diabaikan, karena pada hakekatnya pengawasan adalah suatu usaha untuk mendetekasi kegiatan yang dilakukan oleh pegawai apakah kegiatan tersebut telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi untuk menilai pegawai dalam hal mematuhi kebijakan-kebijakan yang berlaku. 1.5.3. Tipe-Tipe Pengawasan

Menurut T hani Handoko (2003:361), ada 3 tipe dasar pengawasan yaitu :

1. Pengawasan Pendahuluan

Pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.


(30)

2. Pengawasan Concurrent

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu ketepatan dari pelaksanaan tujuan.

3. Pengawasan Umpan balik

Pengawasan yang dilakukan untuk mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

Ketiga tipe pengawasan tersebut sangat berguna bagi sistem manajemen dalam suatu organisasi, dimana memungkinkan manajemen untuk membuat tindakan koreksi dan tetap mencapai tujuan.

1.5.4. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan hal yang utama yang perlu di perbaiki untuk mencapai efisiensi organisasi secara keseluruhan. Efisiensi perlu dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam penyederhanaan pekerjaan sebagai suatu kegiatan tata usaha agar dapat diperoleh hasil yang maksimal dengan usaha seminimal mungkin.

Efisiensi kerja erat hubungannya dengan diadakannya pengawasan oleh pimpinan yang menyangkut pengukuran pada hasil pekerjaan yang dilaksanakan, oleh bawahan, instruksi-instruksi dan pengarahan-pengarahan


(31)

yang diberikan supaya dalam rangka bekerja, mereka mengetahui apa saja yang menjadi keharusan terhadap dan apa yang tidak.

Untuk mewujudkan efisiensi kerja melalui tugas yang dilaksanakan oleh bawahan, pimpinan harus dapat memotivasinya. Motivasi dari pimpinan merupakan dorongan bagi bawahan agar lebih giat dan tekun dalam menghadapi pekerjaan.

Pengertian efisiensi yang dikemukakan oleh Amitai Etzioni (1885;12) menyatakan Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unit unit sosial yang paling efektif dan efisien. Efektifitas organisasi diukur dari sejauh mana ia berhasil mencapai tujuanya, sedangkan Efisiensi organisasi dikaji dari jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan waktu.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam organisasi, efisiensi dapat diukur dari jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam proses kegiatan dengan perbandingan antara keuntungan dan biaya yang dikeluarkan serta perbandingan antara hasil kerja dengan waktu yang dihabiskan.

Sedangkan menurut The Liang Gie (1984; 8) menyatakan bahwa, Efisiensi dapat dilihat dari 2 segi yaitu :

1) Segi usaha, suatu kegiatan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu diperoleh dengan usaha sekecil mungkin. Usaha itu meliputi pikiran, tenaga, waktu dan ruang, benda dan uang. Dalam hal ini dinyatakan bahwa, Efisiensi dapat diukur dari usaha yang dikeluarkan


(32)

dalam pencapaian maksudnya adalah Seminimal mungkin usaha yang dikeluarkan maka semakin efisien pekerjaan itu, oleh karena itu pelaksanaan kegitan/kerjanya dilakukan dengan : cara yang termudah, cara yang teringan, cara yang tercepat, cara yang terpendek jaraknya dan cara yang termurah biayanya.

2) Segi hasil, suatu kegiatan dapat dikatakan efisien bila dengan usaha tertentu memberikan hasil yang memuaskan, baik dalam hal mutu maupun jumlah. Dalam hal ini dinyatakan bahwa, Efisiensi dapat diukur dari usaha yang paling minimal tetapi memberikan hasil yang maksimal baik itu dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Untuk pencapaian target ini dapat dilakukan dengan usaha seperti penghematan unsur-unsur usaha dan cara kerja.

Perbandingan terbalik antara usaha dan hasil sangat dipengaruhi oleh cara pekerjaan itu dilaksanakan, dimana efisiensi kerja merupakan perwujudan dari pekerjaan yang efisien, sehingga para pegawai dapat mencapai hasil atau tujuan yang telah ditentukan melalui penghematan unsur-unsur usaha, karena unsur-unsur-unsur-unsur usaha inilah yang sangat membantu didalam penghematan pelaksanaan pekerjaan. Dalam rangka pelaksanaan efisiensi kerja, yang perlu mendapat perhatian adalah cara kerja, sebab keberhasilan setiap kegiatan dapat dilihat dari pelaksanaan cara kerjanya.

Menurut James A. F. Stoner yang dalam Alfonsus Sirait (1991:14) menyatakan bahwa efisiensi kerja berarti memusatkan perhatian pada sumber daya manusia, bagaimana sumber daya manusia dapat dimanfaatkan untuk


(33)

memberikan hasil kerja yang maksimal. Stoner menyatakan efisiensi yang berkaitan dengan tata usaha dan penyederhanaan pekerjaan haruslah didukung sumber daya manusia yang dapat menciptakan efisiensi tersebut. Sumber daya manusia berupa tenaga dan pikiran harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghindari penggunaan tenaga dan pikiran yang terlalu berat, sehingga menyebabkan pemborosan yang pada akhirnya merugikan organisasi/instansi tersebut, karena efisiensi yang hendak dicapai justru tidak diperoleh sama sekali. Dengan demikian, diharapkan dengan penggunaan sumber daya manusia secara tepat dapat dicapai efisiensi yang pada akhirnya efisiensi yang diharapkan organisasi tercapai.

Dari beberapa defenisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa efisiensi adalah ukuran antara rencana kerja dengan hasil kerja. Apabila hasil usaha yang dicapai lebih dari usaha yang digunakan, atau dengan kata lain dengan usha yang minimal memberikan hasil yang maksimal dari segi mutu dan kualitas, maka itu dapat dikatakan efisien.

1.5.5. Prinsip-prinsip Efisiensi

Pada dasarnya prinsip efisiensi diperlukan dalam pekerjaan karena dengan adanya prinsip ini organisasi memiliki pedoman untuk mencapai efisiensi secara maksimal untuk mencapai tujuan. Menurut T. Hani Handoko ( 1986), ada tujuh prinsip efisiensi, yaitu :

1) Ada tujuan yang dirumuskan dengan jelas 2) Kegiatan yang dilakukan masuk akal. 3) Adanya sikap yang cakap


(34)

4) Balas jasa yang efisien dan adil. 5) Laporan yang terpercaya.

6) Pemberian perintah dan pengaturan kerja

7) Adanya standar, modul metoda dan waktu yang tepat.

T. Hani Handoko menyatakan bahwa dalam setiap manajemen, harus ada perencanaan tujuan dan pencapaian hasil yang ingin dicapai oleh organisasi, dengan cara-cara yang berbeda pada jalurnya dan dapat diterima oleh setiap pegawai. Dengan peran seorang pimpinan dalam hal ini Kepala Bappeda kab Toba Samosir haruslah mempunyai sikap cakap, memegang prinsip efisiensi dan mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Efisiensi akan terlaksana apabila balas jasa atas pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan antara tenaga, waktu, pikiran dan hasil yang dicapai.

1.5.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi

Ada banyak faktor yang menentukan efisiensi kerja organisasi. Faktor-faktor tersebut misalnya adalah, biaya produksi yang relatif murah, tenaga kerja, produktifitas kerja, biaya material, kemajuan teknologi dan sebagainya. Menurut Richard M streers (1995:21) ada beberapa faktor yang memperngaruhi efisiensi, yaitu; penyusunan tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan SDM, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, adaptasi dan motivasi organisasi. Menurut pendapat ini, penyusunan tujuan yang terancana dengan baik disertai dengan pemanfaatan tenaga kerja yang sesuai akan menunjang efisiensi kerja. Selain itu pengaruh kepemimpinan seorang pengawas dalam hal ini adalah kepala Bappeda Kab Toba Samosir yang cakap dalam pengambilan keputusan, komunikasi yang


(35)

baik dalam organisasi baik secara vertikal maupon komnukasi horizontal, akan turut mendukung terciptanya efisiensi disamping motivasi dan adaptasi perusahaan itu sendiri dengan lingkungan, dan kemampuan organisasi.

Sedangkan The Liang Gie (1987) mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja yaitu, suasana kerja yang kondusif dan saling mendukung. Lingkungan tempat kerja yang nyaman, hasil produksi yang sesuai dengan yang diharapkan, perlengkapan dan fasilitas penunjang dalam kegiatan sehari-hari serta alat-alat perlengkapan administratifnya. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa peranan manajemen berpengaruh besar dalam pendekatan tingkat efisiensi yang nyata. Sebuah perusahaan mungkin mempunyai sumber daya yang cukup berupa uang, bahan dan kecakapan teknologi, tetapi kepemimpinan yang buruk atau pengambilan keputusan yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap efisiensi yang akan berada dibawah tingkat optimalnya.

1.5.7. Hubungan Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja

Dalam lingkungan organisasi tujuan pengawasan adalah untuk mendukung kelancaran dan ketetapan pelaksanaan kegiatan organisasi. Pengawasan bermaksud untuk mewujudkan daya guna dan hasil guna serta tepat guna dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan ini hanya dapat dicapai jika pengawasan diarahakan pada penertiban disiplin pribadi para pegawai yang berupa disiplin kerja, disiplin waktu, kepatuhan kepada atasan dan kesadaran untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.


(36)

Salah satu usaha untuk mengoptimalkan efisiensi kerja adalah pengawasan yang dilakukan oleh pengawas/pimpinan dalam hal ini adalah Kepala Bappeda Kabupaten Toba Samosir. Pengawasan yang dilakukan didalam suatu organisasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan organisasi. Menurut S. Handayaniningrat (1984:15) ”Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara efisien/berdaya guna, sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.”

Melalui pengawasan ini, dapat ditiadakannya atau setidak-tidaknya dapat dikurangi kesalahan-kesalahan, penyelewengan-penyelewengan, dan lain sebagainya yang dapat menghambat efisiensi kerja. Sebaliknya dengan pengawasan dapat diperoleh manfaat secara efektif dan efisien sumber-sumber dana, daya dan waktu.

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen. Pengawasan harus dilakukan untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Melalui pengawasan dapat dilakukan penilaian apakah suatu unit organisasi atau badan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara hemat, efisien, dan efektif, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, melalui pengawasan dapat diperoleh informasi mengenai kehematan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk penyempurnaan kegiatan.


(37)

Menurut Hadari Nawawi (1993:13) ada lima sumber kerja dalam organisasi yang harus senantiasa diawasi agar tercipta efisiensi dalam bekerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai, yaitu:

1. Tenaga fisik

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui berapa banyak tenaga fisik yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu, baik dari banyaknya jumlah pegawai maupun beratnya pekerjaan. Dengan kondisi seperti ini pekerjaan dikatakan efisien bila untuk mencapai hasil yang ingin dicapai digunakan lebih sedikit pegawai daripada jumlah yang lebih banyak, sedangkan hasil yang dicapai sama atau bahkan lebih baik.

2. Metode/Cara kerja

Pengawasan dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah cara kerja pegawai sesuai dengan metode yang telah ditetapkan sebelumnya dalam pencapaian hasil. Dengan kata lin pengawas dalam hal ini harus berusaha agar pegawai mampu menggunakan metode atau cara kerja yang paling tepat, guna memperoleh hasil kerja yang maksimal.

3. Bahan, Alat dan Uang

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui jumlah, jenis dan harga bahan atau alat yang dipergunakan oleh pegawai untuk menghasilkan sesuatu. Dalam hal ini peranan pengawas dibutuhkan untuk selalu berusaha agar alat, bahan dan uang digunakan secara minimal tetapi dengan target hasil yang maksimal.


(38)

4. Fikiran

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui berat ringanya pekerjaan dengan menggunakan tenaga fikiran pegawai. Pekerjaan dapat dikatakan tidak efisien jika diselesaikan dengan cara berfikir yang berbelit-belit, padahal sebenarnya dapat diselesaikan dengan cara berfikir yang sederhana dengan hasil kerja yang sama.

5. Waktu

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui lamanya atau jangka waktu yang digunakan pegawai untuk menghasilkan sesuatu. Semakin hemat penggunaan waktu dengan beroleh hasil yang maksimal berarti semakin tinggi efisiensi kerja.

Sebagai seorang pimpinan dalam melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan pegawai hendaknya juga memberikan nilai atau penghargaan, karena sebagai manusia para pegawai juga butuh perhatian dan rasa ingin dihargai yang tidak berlebihan tetapi sesuai dengan hasil kerjanya. Dalam hal ini berarti seorang pengawas senantisia harus bersikap tegas artinya pengawas harus berani memberikan teguran atas kesalahan atau kekurangan yang diperbuat oleh pegawai. Tenguran tersebut tentunya bertujuan untuk mendidik agar pegawai tersebut tidak mengulangi kesalahan atau kekurangan yang sama dikemudian hari nantinya. Pengawas juga harus Siap untuk menerima pengaduan dan gagasan yang bersifat membangun dalam usha pencapai tujuan organisasi.


(39)

Dari uraian-uraian diatas jelaslah bahwa pengawasan sangat berpengaruh terhadap efisiensi kerja pegawai.

1.5.8. Kerangka Konsep

Untuk mendapatkan batasan maupun defenisi yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan yaitu :

1. Pengawasan

Pengawasan merupakan keseluruhan rangkaian tindakan kegiatan atau usaha untuk mengawasi dan mengendalikan pegawai serta unit/organisasi kerjanya secara terus menerus demi tercapainya tujuan secara efisien sesuai dengan program/rencana dan ketentuan yang berlaku. Dimana dalam penelitian ini pengawasan dilaksnakan oleh pimpinan (Kepala Bappeda) kepada para pegawai yang bekerja pada bappeda Kabupaten Toba Samosir.

2. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan tingkat keberhasilan pegawai dalam mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya dan dana sehemat mungkin serta perwujudan dari cara-cara bekerja pegawai yang dapat mencapai hasil kerja yang ditentukan.


(40)

1.5.9. Defenisi Operasional

Terdapat ada dua variabel yang perlu dijelaskan dalam penelitian tentang Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai, yaitu variabel bebas dan variabel terikat:

1. Variabel bebas (Independent Variable).

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengawasan dengan indikator sebagai berikut :

1) Pemantauan yaitu melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh para bawahan serta mengadakan pemantauan langsung atau pengamatan terhadap cara kerja dan proses kerja bawahan secara terus menerus.

2) Pemeriksaan yaitu segala kegiatan dalam rangka pelaksanaan

pengawasan melalui pengamatan, pencatatan dan penelaahan secara cermat cara kerja pegawai agar berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan.

3) pengarahan yaitu segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam memberikan saran terhadap pelaksanaan pekerjaan.

4) Tindakan Koreksi yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penimpangan-penyimpangan tugas yang dilakukan oleh bawahan.

2. Variabel terikat.

Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah efisiensi kerja dengan indikator sebagai berikut :


(41)

1) Segi Usaha, yakni meliputi;

- Mutu dan kualitas yaitu tingkat keberhasilan pegawai dalam pencapaian tujuan pekerjaan dengan hasil yang maksimal.

- Penghematan waktu yaitu tingkat keberhasilan pegawai dalam pencapaian tujuan pekerjaan dengan pemanfaatan waktu terbatas untuk pencapaian hasil yang maksimal.

- Ekonomis/Hemat biaya yaitu tingkat keberhasilan pegawai dalam pencapaian tujuan pekerjaan dengan pemanfaatan biaya yang terbatas untuk hasil yang maksimal.

- Metode kerja yaitu Cara kerja yang sederhana dan mudah dengan mamanfaatkan sumberdaya fisik dan keterampilan kerja.

2) Segi Hasil, yakni mencakup;

- Prestasi kerja yang dihasilkan yaitu usaha yang diperlukan untuk mencapai prestasi kerja yang memuaskan.

- Target penyelesaian tugas yaitu usaha yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu.

- Memenuhi pekerjaan sesuai dengan biaya yang ditetapkan usaha yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan dengan biaya yang terbatas.

- Prosedur pekerjaan yaitu langkah-langkah yang di tetapkan dalam melakukan pekerjaan

- Kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu tindakan-tindakan operasional dalam melakukan pekerjaan.


(42)

1.5.10. Hipotesa

Hipotesa dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang berdifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, Suharsimi, 1996:67)

Adapun hipotesa yang dipergunakan dalam penelitian meliputi 2 bagian yakni :

1. Hipotesis Pertama

Ha : Pengawasan berkorelasi positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja.

Ho : Pengawasan tidak berkorelasi positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja.

2. Hipotesis Kedua

Ha : Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja.

Ho : Pengawasan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja.


(43)

1.5.11. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian merupakan gambaran yang sederhana tentang penelitian yang dilakukan khususnya dalam upaya memberikan gambaran tentang hubungan antara variabel-variabel yang diteliti baik antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dengan demikian kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan melalui gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Keterangan :

: Variabel Penelitian

: Indikator Variabel Penelitian

Variabel pengawasan memiliki hubungan secara linier terhadap variabel efisiensi kerja. Dalam kerangka ini penulis membatasi arah determinasi variabel X terhadap variabel Y tidak berlaku resiproksitas ataupun simultan. Artinya determinasi yang dilihat yaitu X terhadap Y tidak berlaku sebaliknya.

Variabel X Pengawasan

Variabel Y Efisiensi 1) Pemantauan

2) Pemeriksaan 3) Pengarahan 4) Koreksi

1) Kualitas. 2) Waktu 3) Metode kerja 4) Target


(44)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rumus dan angka-angka statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh dari responden.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang pelaksanaan pengawasan terhadap efesiensi kerja pegawai ini dilakukan pada Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir.

2.3. Populasi dan Sampel

Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir yang berjumlah 75 orang. Dengan demikian populasi tersebut merupakan jumlah yang dapat diketahui sehingga selanjutnya penulis mengambil ketetapan mengenai metode penarikan sampel yang digunakan yakni Stratified Random Sampling. Adapun pemilihan metode tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa adanya homogenitas populasi tersebut. Pengambilan sampel penelitian secara berstrata tersebut dapat dijelaskan melalui tabel 2.1 di bawah ini.


(45)

Tabel. 2.1

Teknik Penentuan/ Pengambilan Sampel Penelitian No. Strata Penentuan Jumlah Sampel

1. Top Level (Kepala serta

pemegang jabatan Fungsional)

10

2. Middle (Sub Bidang) 10

3. Lower (Staf) 10

Jumlah Sampel (n) 30 Sumber : Penelitian Tahun 2008

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder yakni :

1. Pengumpulan data primer.

Pengumpulan data, dimana peneliti turun langsung kerja lokasi penelitian untuk memperoleh data dan fakta yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan dengan cara :

1) Observasi langsung, yakni dengan mengadakan pengamatan lansung dari objek penelitian sekaligus mencatat hal-hal yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian

2) Penyebaran kuesioner yaitu memberikan angket lepada responden, dan menyajikan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia mengenai indikator-indikator yang di tetapkan.

3) Wawancara dengan responden. Mengadakan tanya jawab lepada

responden yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian secara mendalam.


(46)

2. Pengumpulan data sekunder.

Penelitian dilakukan melalui penelaahan bahan-bahan tertulis terdiri dari buku-buku referensi, jurnal ilmiah, peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah, dokumen yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

2.5. Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor yang digunakan berisikan skala ordinal, yaitu ukuran yang diberikan pada objek pengamatan maupun pengertian tingkatan dari yang terendah sampai yang tertinggi. Penentuan skor ini didasarkan sebagaimana yang dinamakan dengan Likert’s Summated Ratings (LSR).

Melalui penyebaran kuesioner yang berisikan beberapa pertanyaan kepada responden, maka ditentukan skor dari setiap alternatif jawaban pertanyaan sebagai berikut :

1) Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5 2) Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4 3) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 4) Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2 5) Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1


(47)

2.6. Teknik Analisa Data 1. Koefisien Korelasi

Teknik analisa data yang digunakan penulis sesuai dengan metode korelasional adalah teknik analisa kuantitatif, yaitu digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) melalui data yang didapat dari kuesioner yang disebarkan dengan menggunakan perhitungan statistik.

Adapun perhitungan statistik adalah rumus koefisien korelasi product moment sebagai berikut :

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X Y X N rxy Keterangan :

r = koefisisen korelasi X = variabel bebas Y = variabel terikat

N = jumlah sampel ( Saharsimi Arikunto, 2000:14 )

Untuk melihat hubungan kedua variabel diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Nilai r positif menunjukkan hubungan antara variabel-variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel x diikuti oleh kenaikan nilai variabel y. 2) Nilai r negatif menunjukkan hubungan antara variabel-variabel negatif,

artinya apabila variabel x naik diikuti dengan turunnya nilai variabel yang atau sebaliknya.


(48)

3) Nilai variabel sama dengan nol menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak memiliki hubungan.

Untuk mengetahui adanya hubunan atau tinggi rendahnya tingkat hubungan kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi dilihat dari angka-angka, dan Sugiyono (1994:149) menyatakan sebagai berikut :

Tabel 2.2

Klasifikasi Kooefisien Korelasi berdasarkan Interpretasinya Koefisien Korelasi Interpretasi

Antara 0,800 – 1,00 Antara 0,600 – 0,799 Antara 0,400 – 0,599 Antara 0,200 – 0,399 Antara 0,000 – 0,199

Sangat kuat Kuat Sedang Rendah

Sangat rendah (tidak berkorelasi)

Dengan nilai r yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung melalui tabel korelasi, untuk menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut signifikan atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan, artinya hipotesis kerja atau sering disebut dengan hipotesis alternatif dapat diterima.

2. Uji Signifikansi

Uji signifikansi yang dilakukan untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Uji signifikan yang dilakukan terhadap hipotesis nihil yang mengatakan: “Tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho ditolak apabila nilai t_hitung lebih besar dari harga t_tabel (t_hitung >


(49)

t_tabel), dan diterima bila harga t_hitung lebih kecil dari harga t_tabel (t_hitung < t_tabel). Rumus yang digunakan adalah:

( )

2

1 2 _

r n r hitung t

− − =

Kriteria pengujian hipotesis:

1) jika t_hitung ≥ t_tabel maka Ha = ρ≠ 0, maka Ha diterima. 2) jika t_hitung ≤ t_tabel maka Ho = ρ≠ 0, maka Ho diterima

( Sutrisno Hadi, 2001:365 ) 3. Koefisien Determinasi

Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh ariabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment .

D = ( rxy )2 x 100 %

Keterangan :

D = Koefisien determinasi


(50)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum

Kabupaten Toba Samosir merupakan Kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara yang dibentuk dengan UU Nomor 12 tahun 1998 Tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal, Diresmikan Tanggal 9 Maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia sekaligus melantik Pejabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Toba Samosir.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 14 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Toba Samosir, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) adalah merupakan organisasi teknis yang membantu Kepala Daerah dalam menyusun program-program rencana kerja pemerintah daerah dan menampung aspirasi yang bersumber dari berbagai tingkatan dalam masyarakat.

3.1.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi, dan Kebijakan 1. Visi :


(51)

2. Misi :

1) Meningkatkan Sumber Daya manusia Perencana Profesional;

2) Memenuhi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perencanaan Yang Sesuai dengan Perkembangan Teknologi;

3) Menyiapkan Perencanaan Pembangunan Daerah;

4) Melakukan Penelitian dan Pengembangan untuk Bahan Perencanaan; 5) Mendorong Peningkatan Penanaman Modal di Daerah.

3. Tujuan :

1) Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan daerah;

2) Menyediakan data hasil studi untuk mendukung perencanaan; 3) Meningkatkan investasi di daerah;

4) Meningkatkan kualitas SDM Perencana; 5) Meningkatkan kapasitas lembaga perencanaan.

4. Sasaran :

1) Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan daerah;

2) Tersedianya data hasil studi untuk mendukung perencanaan; 3) Meningkatkan investasi di daerah;

4) Meningkatkan kualitas SDM perencana; 5) Meningkatkan kapasitas lembaga perencanaan;


(52)

5. Strategi

1) Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dan peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan;

2) Menyediakan data base dan mengkaji dokumen perencanaan daerah; 3) Menyediakan data dan peta potensi daerah dengan pelayanan satu

pintu (one stop service);

4) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan SDM perencana; 5) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung perencanaan.

6. Kebijakan

1) Melakukan perencanaan yang efesien, efektif dan aplikatif sesuai degan kebutuhan daerah;

2) Melakukan servey, pengkajian dan penelitian yang tepat waktu;

3) Menyiapkan informasi investasi yang akurat serta peningkatan

pelayanan investasi;

4) Menyiapkan SDM perencana yang berkualitas;


(53)

3.1.2. Tugas Pokok Dan Fungsi Bappeda

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 1 Tahun 2005 tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 14 Tahun 2004 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Toba Samosir maka Tugas Pokok dan uraian Tugas Jabatan di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) adalah sebagai berikut :

1. Tugas Pokok

Membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

2. Fungsi

1) Menyusun Rencana Pembangunan jangka panjang, menengah dan

tahunan daerah;

2) Menyusun Program Tahunan sebagai pelaksanaan rencana-rencana

jangka panjang, menengah dan tahunan daerah yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupum yang diusulkan ke Pemerintah Propinsi untuk dimasukkan kedalam program tahunan Nasional;

3) Mengkoordinasikan perencanaan diantara Dinas-dinas Daerah, satuan organisasi lain dalam lingkungan Pemerintahan Daerah, Kecamatan-kecamatan dan Badan-badan lain yang ada di Daerah;

4) Mengkoordinasikan penelitian untuk kepentingan Perencanaan


(54)

5) Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana Pembangunan untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut;

6) Memonitor pelaksanaan pembangunan;

7) Menyusun rencana-rencana penanaman modal daerah yang dalam

garis besarnya berisikan tujuan, susunan prioritas strategi dan promosi penanaman modal;

8) Melakukan koordinasi dengan satuan organisasi di daerah dalam rangka penyelesaian perizinan yang berhubungan dengan pelaksanaan penanaman modal;

9) Mengawasi persiapan dan perkembangan pelaksanaan penanaman

modal di daerah untuk kepentingan penilaian baik tentang laju pelaksanaan maupun tentang penyesuaian yang diperlukan didalam proyek;

10)Mengadakan penilaian mengenai permasalahan dan sumber-sumber potensi secara menyeluruh untuk kepentingan perencanaan penanaman modal;

11)Melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan; 12)Melakukan urusan tata usaha;

13)Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya;


(55)

3.1.3 Tupoksi Kepala Bappeda

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai Tugas Pokok membantu Walikota di bidang perencanaan pembangunan daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai Fungsi :

a. Perumusan penetapan kinerja aparatur.

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah.

c. Penunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Uraian Tugas :

1) Menyusun dan menyiapkan konsep program kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

2) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk dan disposisi Bupati guna menunjang kelancaran tugas.

3) Mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

4) Mengkaji dan mengembangkan teknik dan metode pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.


(56)

penyusunan langkah-langkah kerja penyelenggaraan, pelaksanaan, pembinaan, pengawasan dan evaluasi tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

6) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait guna kelancaran pelaksanaan tugas.

7) Melaksanakan tugas sesuai program kerja yang telah ditetapkan meliputi: - Merumuskan kebijakan teknis dibidang perencanaan.

- Melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

- Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis terhadap pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

- Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

- Melakukan evaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pada Bupati. 8) Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahannya.

9) Melaksanakan pengawasan yang meliputi pembinaan, pengendalian dan evaluasi terhadap kinerja pegawai.

10) Menyusun deskripsi tugas bagi bawahan.


(57)

12) Melaksanakan pengawasan melekat dalam rangka pembinaan dan penilaian terhadap bawahan guna peningkatan kinerja.

13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati berkaitan dengan bidang tugasnya.

3.2. Susunan Organisasi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Toba Samosir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nmor 14 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Toba Samosir, yang terdiri dari :

1. Kepala Badan.

2. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : 1) Subbag Umum dan Perlengkapan; 2) Subbag Keuangan dan Kepegawaian.

3. Bagian Ekonomi, Sosial Budaya dan Penanaman Modal, terdiri dari : 1) Subbid Ekonomi dan Penanaman Modal;

2) Subbid Sosial Budaya

4. Bidang Fisik dan Prasarana, terdiri dari : 1) Subbid PU Kimpraswil dan Perhubungan;

2) Subbid Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Lingkungan

5. Bidang Penelitian, Pengembangan, Evaluasi dan Pelaporan, terdiri dari : 1) Subbid Penelitian dan Pengembangan;


(58)

2) Subbid Evaluasi dan Pelaporan. 6. Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 3.1

Bagan Struktur Organisasi Bappeda Kab. Tobasa KEPALA BAPPEDA

Bagian Tata Usaha Kelompok Jabatan

Fungsional

Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian

Bidang Ekonomi, Sosbud dan Penanaman Modal

Sub Bagian Umum dan Perlengkapam

Sub Bidang Ekonomi, Sosbud dan Penanaman

Modal

Bidang Fisik dan Prasarana

Sub Bidang PU, KIMPRASWIL dan

Perhubungan

Bidang LITBANG, Evaluasi dan Pelaporan

Sub Bidang LITBANG

Sub Bidang Sosial Budaya

Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan Sub Bidang


(59)

3.3.Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan bappeda kabupaten Tobasa

Struktur organisasi bappeda Kabupaten Toba Samosir juga dilaksanakan selayaknya hierarki organisasi pada umumnya. Dengan kata lain aktifitas ataupun pelaksanaan fungsi pengawasan yang meliputi pemantauan, pemeriksaan, pengarahan dan koreksi senantiasa dilakukan oleh struktur yang secara hierarki terletak lebih tinggi daripada struktur dibawahnya. Misalkan saja kepada badan senantiasa mengawasi struktur organisasi yang secara hierarki yang ada lebih rendah darinya seperti kelompok jabatan fungsional, bagian tata usaha dan bidang-bidang yang ada. Demikian halnya yang terlaksana pada struktur yang lebih rendah daripadanya.

Untuk konteks Bappeda Kabupaten Samosir adapun metoda atau teknik pengawasan yang dilaksanakan lebih cenderung menjalankan kedua metoda pengawasan tersebut yaitu secara pengawasan formal dan pengawasan informal. Adapun acuan berpikir terhadap penggabungan dua metoda pengawasan ini adalah untuk menciptakan suatu suasana yang formal namun tidak terlalu kaku dan tetap mengutamakan hubungan emosional sehingga diharapkan pengawasan yang dilaksanakan bukan merupakan suatu momok/beban bagi para pegawai. Dengan pelaksanaaan metoda pengawasan ini diharapkan bahwa dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya para pegawai betul-betul melaksanakannya berdasarkan kesadaran dan rasa tanggungjawab bukan karena tekanan dari keberadaan sistem pengawasan tersebut.


(60)

3.4. Efisiensi Kerja Pegawai di lingkungan Bappeda Kabupaten Tobasa

Tujuan dan pencapaian hasil yang ingin dicapai oleh organisasi dapat diwujudkan melalui cara-cara yang berbeda pada jalurnya dan dapat diterima oleh setiap pegawai. Dengan peran pengawasan seorang pimpinan dalam hal ini kepala Bappeda kab Toba Samosir haruslah mempunyai sikap yang memegang prinsip efisiensi dan mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Efisiensi akan terlaksana apabila balas jasa atas pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan antara tenaga, waktu, pikiran dan hasil yang dicapai.

Efisiensi kerja dilingkungan Bappeda kab Toba Samosir sudah tercapai sebagaimana mestinya hal ini dapat terlihat melalui pencapaian hasil kerja yang ada. Secara khusus penanganan tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan dikantor ini berjalan dengan cukup baik. Hal ini didasarkan atas pengamatan penulis khususnya dalam hal prinsip-prinsip efisiensi yang ada meliputi:

1) Tujuan yang dirumuskan jelas yang terlihat dengan adanya dokumen Rencana Stategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Tobasa.

2) Kegiatan kerja yang masuk akal yakni masih dalam koridor Tugas Pokok dan Fungsi yang ditetapkan.

3) Sikap kesadaran mau bekerja pegawai masih ada.

4) Balas jasa yang efisien dan adil dengan beban pekerjaan masih sewajarnya. 5) Laporan yang terpercaya.

6) Pemberian perintah dan pengaturan kerja.

Akan tetapi penulis tidak menemui adanya standart atao modul yang berbentuk dokumen ataupun buku pedoman kerja secara khusus. Namun


(61)

demikian para pegawai dilingkungan Bappeda Kabupaten Tobasa beranggapan bahwa tugas yang mereka kerjakan merupakan rutinitas yang telah lama dijalankanya, olehkarena itu meski belum berdasarkan modul ataupun standar kerja, para pegawai di kantor Bappeda Tobasa tetap menjalankan tugasnya semaksimal mungkin.


(62)

BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

4.1. PENYAJIAN DATA

Hasil penelitian yang dilakukan akan diuraikan dalam bab ini. Adapun hasil penelitian tersebut berupa tabel-tabel pendistribusian dari kuisioner yang telah disebarkan dan dijawab oleh para responden. Hasil kuisioner sebagai instrumen utama dalam penelitian ini akan disajikan satu persatu berdasarkan urutan pertanyaan sesuai dengan yang terdapat dalam daftar kuisioner. Berikut ini akan diuraikan hasil pendistribusian data yang didapat pada penelitian :

4.1.1. Data Identitas Responden

Untuk pertanyaan yang menyangkut identitas responden, jawaban yang diberikan oleh responden tidak diberikan skor dan tidak dianalisa secara kuantitatif. Data-data yang akan disajikan berupa identitas renponden yang meliputi : umur, pendidikan terakhir, jenis kelamin, golongan, jabatan pegawai di Bappeda Kabupaten Toba Samosir.

Karakteristik responden penelitian yang diklasifikasikan berdasarkan usia dapat diamati pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

NO Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

1 20 – 24 2 6,6


(63)

3 30 – 34 12 40

4 35 – 39 4 13,3

5 40 – 44 2 6,6

Jumlah 30 100

Sumber : Kuisioner Penelitian, Juni 2008

Tabel 4.1 di atas merupakan gambaran tentang jumlah dan persentase responden untuk kelompok umur. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa dari 30 responden, yang paling banyak berasal dari kelompok umur 30-34 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau sebanyak 40%. Selebihnya berada pada kelompok umur 25-29 tahun sebanyak 10 orang atau sebanyak 33,3 %, kelompok umur antara 35-39 tahun sebanyak 4 orang atau sebanyak 13,3%, kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 2 orang atau sebanyak 6,6 %, dan kelompok umur ≥ 40 tahun sebanyak 2 orang atau sebanyak 6,6 %.

Selanjutnya tentang karakteristik responden penelitian bila ditinjau dari tingkat pendidikannya dapat diketahui pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.

NO Pendidikan terakhir Frekuensi Persentase (%)

1 Tamatan SLTA/Sederajat 9 30

2 Tamatan Diploma (D1-D3) 3 10

3 Tamatan Sarjana (S1-S3) 18 60

Jumlah 30 100

Sumber : Kuisioner Penelitian, Juni 2008

Tabel 4.2 diatas adalah gambaran tentang jumlah dan persentase untuk jenis pendidikan terakhir responden. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa


(64)

dari 30 orang responden yang terbanyak yaitu yang berpendidikan terakhir Sarjana (S1-S3) sebanyak 18 orang atau sebanyak 60%, kelompok SLTA/Sederajat sebanyak 9 orang atau sebanyak 30%, dan kelompok Diploma (D1-D3) sebanyak 3 orang atau sebanyak 10%.

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Pria 20 66,6

2 Wanita 10 33,3

Jumlah 30 100

Sumber : Kuisioner Penelitian, Juni 2008

Tabel 4.3 adalah gambaran tentang jumlah dan persentase responden mengenai jenis kelamin. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 30 orang jumlah responden yang ditetapkan, yang paling banyak berasal dari responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 20 orang atau sebanyak 66,6%, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang atau sebanyak 33,3%.

Sedangkan karakteristik responden apabila dilihat dari klasifikasinya berdasarkan golongan ruang maka dapat dijelaskan pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Golongan

NO Golongan Frekuensi Persentase (%)

1 I A - I D 3 10

2 II A - II D 8 26.6


(65)

4 IV A - IV E 4 13,3

Jumlah 30 100

Sumber : Kuisioner Penelitian, Juni 2008

Tabel 4.4 adalah gambaran tentang jumlah dan persentase untuk golongan responden. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden yang terbanyak berasal dari golongan IIIA-IIID yaitu sebanyak 15 orang atau sebanyak 50%, selebihnya berasal dari kelompok IIA-IID sebanyak 8 orang atau sebanyak 26,6%, kelompok golongan IVA-IVE sebanyak 4 orang atau sebanyak 13,3%, dan dari kelompok IA-ID sebanyak 3 orang atau sebanyak 10%.

Kemudian mengenai karakteristik responden penelitian yang terbagi berdasarkan jabatan dapat diamati pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan

NO Jabatan Frekuensi Persentase (%)

1 Kepala Bagian 1 3,3

2 Kepala Bidang 1 3,3

3 Kasubbag 2 6,6

4 Kasubbid 6 20

5 Staff 20 66,6

Jumlah 30 100

Sumber : Kuisioner Penelitian, Juni 2008

Tabel 4.5 adalah gambaran tentang jumlah dan persentase untuk jenis jabatan responden. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden, yang terbanyak adalah sebagai staff yaitu sebanyak 20 orang atau


(66)

sebanyak 66,6%, selebihnya berasal dari kelompok Kasubbbid sebanyak 6 orang atau sebanyak 20%, kelompok kasubbag sebanyak 2 orang atau sebanyak 6,6%, Kepala Bidang sebanyak 1 orang atau sebanyak 3,3 %, dan Kepala Bagian sebanyak 1 orang atau sebanyak 3,3%.

4.1.2. Variabel Bebas

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan /Pengawas Sering Melakukan Pemantauan Terhadap Pekerjaan Yang Dilakukan Oleh Pegawai.

NO Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 8 26,66

2 Setuju 22 73,33

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100

Sumber : Kuisioner Penelitian, Juni 2008

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pimpinan selaku pelaksana fungsi pengawasan terhadap pegawai di Bappeda Kabupaten Toba Samosir yakni sebanyak 73,33% setuju dan 26,66% sangat setuju. Dengan demikian secara deskriptif dapat dijelaskan bahwa pimpinan Bappeda Kabupaten Toba Samosir sudah melakukan fungsi pengawasan terhadap bawahannya dengan baik.

Dengan kata lain, kuantitas pelaksanaan pengawasan dengan tingkat yang cukup baik tentunya menunjukkan tanda bahwa komitmen sebagai seorang


(67)

pemimpin telah dilaksanakan dengan baik oleh Pihak yang berwenang melakukan pengawasan tersebut.

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan Melakukan Pemeriksaan Melalui Pencatatan, Pengamatan Secara Langsung.

NO Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 2 6,66

2 Setuju 26 86,66

3 Ragu-ragu 2 6,66

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100

Sumber : Kuisioner Penelitian, Juni 2008

Secara terperinci dapat diketahui distribusi jawaban responden tentang pemeriksaan yang dilakukan pimpinan melalui pencatatan, dan pengamatan secara langsung dari keterangan tabel diatas, jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 6,66%, responden yang setuju sebanyak 86,66% dan responden yang ragu-ragu sebanyak 6,66%.

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Mengenai Sebelum Pelaksanaan Kerja Dilakukan Pimpinan Terlebih Dahulu Memberikan Penjelasan Pelaksanaan Kegiatan.

NO Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 18 60

2 Setuju 12 40

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -


(1)

(2)

Lampiran.

No Resp. Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item

15 Total

Variabel X Skor

1 5 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 59

2 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 61

3 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 64

4 4 4 5 5 3 3 4 5 5 4 5 3 4 3 4 61

5 5 4 5 5 3 3 4 5 5 5 4 4 3 3 4 62

6 5 4 5 5 3 3 4 5 5 5 4 4 3 3 4 62

7 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 59

8 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 58

9 4 4 5 4 3 3 4 5 5 4 5 3 4 3 4 60

10 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 60 11 4 3 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 3 3 4 57 12 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 58 13 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 60 14 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 62 15 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 57 16 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 3 4 3 4 60 17 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 65 18 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 3 4 59 19 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 63 20 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 64 21 5 4 5 4 3 3 4 5 5 5 5 3 4 3 4 62 22 4 4 5 5 3 3 4 5 5 4 5 3 4 3 4 61 23 4 4 5 5 3 4 4 5 5 4 5 3 4 3 4 62 24 4 4 5 5 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 4 57 25 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 62 26 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 64 27 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 56 28 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 5 3 4 4 4 63 29 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 60 30 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 58


(3)

No Resp. Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item

15 Total

Variabel Y Skor

1 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 5 3 5 4 58 2 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 63 3 4 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 67 4 4 5 5 5 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 68 5 5 4 5 5 3 5 5 3 4 5 5 5 4 5 5 68 6 5 4 3 5 2 5 5 3 3 4 4 5 4 5 5 62 7 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 58 8 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 4 5 4 5 4 62 9 4 5 5 5 3 5 5 3 3 3 5 5 4 5 4 64 10 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 3 5 5 60 11 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 3 5 5 59 12 4 4 4 4 3 5 5 3 3 3 4 5 4 5 5 61 13 4 4 4 4 3 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 62 14 4 5 5 4 3 4 5 3 4 5 4 5 4 5 4 64 15 4 4 5 4 3 4 5 3 3 3 4 5 4 5 4 60 16 5 4 4 4 3 4 5 3 3 3 4 5 5 5 4 61 17 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 64 18 5 4 4 4 3 4 5 3 3 3 4 5 4 5 5 61 19 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 64 20 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 65 21 5 5 4 5 3 5 5 3 3 3 5 5 4 5 5 65 22 4 5 4 5 3 5 5 3 4 3 4 5 4 5 4 63 23 4 5 5 5 3 5 5 3 4 3 5 5 5 5 4 66 24 4 4 4 4 3 5 4 3 3 3 3 5 4 5 4 58 25 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 62 26 4 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 65 27 4 4 4 4 2 5 4 3 3 4 4 5 4 5 4 59 28 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 61 29 4 4 4 4 2 5 4 3 3 4 4 5 4 5 5 60 30 4 4 3 4 2 4 5 3 3 4 3 5 4 5 4 57


(4)

No. X Y X2 Y2 X.Y

1

59

58

3481 3364 3422 2

61

63

3721 3969 3843 3

64

67

4096 4489 4288 4

61

68

3721 4624 4148 5

62

68

3844 4624 4216 6

62

62

3844 3844 3844 7

59

58

3481 3364 3422 8

58

62

3364 3844 3596 9

60

64

3600 4096 3840 10

60

60

3600 3600 3600 11

57

59

3249 3481 3363 12

58

61

3364 3721 3538 13

60

62

3600 3844 3720 14

62

64

3844 4096 3968 15

57

60

3249 3600 3420 16

60

61

3600 3721 3660 17

65

64

4225 4096 4160 18

59

61

3481 3721 3599 19

63

64

3969 4096 4032 20

64

65

4096 4225 4160 21

62

65

3844 4225 4030 22

61

63

3721 3969 3843 23

62

66

3844 4356 4092 24

57

58

3249 3364 3306 25

62

62

3844 3844 3844 26

64

65

4096 4225 4160 27

56

59

3136 3481 3304 28

63

61

3969 3721 3843 29

60

60

3600 3600 3600 30

58

57

3364 3249 3306


(5)

TABEL NILAI KOEFISIEN KORELASI PRODUCT MOMENT

df

Taraf signifikan

5%

Taraf

signifikan 1%

Df

Taraf signifikan

5%

Taraf signifikan

1%

1

0,997

1,000

24

0,388

0,496

2

0,950

0,990

25

0,381

0,487

3

0,878

0,959

26

0,374

0,478

4

0,811

0,917

27

0,367

0,470

5

0,754

0,874

28

0,361

0,463

6

0,707

0,834

29

0,355

0,456

7

0,666

0,798

30

0,349

0,449

8

0,632

0,765

35

0,325

0,418

9

0,602

0,735

40

0,304

0,393

10

0,576

0,708

45

0,288

0,372

11

0,553

0,684

50

0,273

0,354

12

0,532

0,661

60

0,250

0,325

13

0,514

0,641

70

0,232

0,302

14

0,497

0,623

80

0,217

0,283

15

0,482

0,606

90

0,205

0,267

16

0,468

0,590

100

0,195

0,254

17

0,456

0,575

125

0,174

0,228

18

0,444

0,561

150

0,159

0,208

19

0,433

0,549

200

0,138

0,181

20

0,423

0,537

300

0,113

0,148

21

0,413

0,526

400

0,098

0,128

22

0,404

0,515

500

0,088

0,115


(6)

TABEL NILAI UNTUK TARAF SIGNIFIKAN

Df/db

5%

1%

Df?db

5%

1%

1

12,71

63,66

24

2,06

2,80

2

4,30

9,92

25

2,06

2,79

3

3,18

5,84

26

2,06

2,78

4

2,78

4,60

27

2,05

2,77

5

2,75

4,03

28

2,05

2,76

6

2,45

3,71

29

2,04

2,76

7

2,36

3,50

30

2,04

2,75

8

2,31

3,36

35

2,03

2,72

9

2,26

3,25

40

2,02

2,72

10

2,23

3,17

45

2.02

2,69

11

2,20

3,11

50

2,01

2,68

12

2,18

3,06

60

2,00

2,65

13

2,16

3,01

70

2,00

2,65

14

2,14

2,98

80

1,99

2,64

15

2,13

2,95

90

1,99

2,63

16

2,12

2,92

100

1,98

2,63

17

2,11

2,90

125

1,98

2,62

18

2,10

2,88

150

1,98

2,61

19

2,09

2,86

200

1,97

2,60

20

2,09

2,84

300

1,97

2,59

21

2,08

2,83

400

1,97

2,59

22

2,07

2,82

500

1,96

2,59