Analisis Data Keterampilan Berbicara
73 menceritakan gambar. Sesuai yang diungkapkan Rosmala Dewi, bahwa indikator-
indikator tersebut dapat diterapkan pada anak kelompok B2 di TK ‘Aisyiyah Randubelang dan menunjukkan hasil yang meningkat.
Berdasarkan data hasil pengamatan sebelum tindakan memperlihatkan bahwa kemampuan keterampilan berbicara masih kurang lihat lampiran. Pada indikator
berbicara lancar dengan kalimat sederhana dan dipahami oranglain mencapai 55,56 atau berada pada kriteria kurang baik, indikator menjawab pertanyaan
mencapai 51,11 berada pada kriteria kurang baik, dan indikator bercerita mengenai gambar yang disediakan mencapai 57,78 atau berada pada kriteria
kurang baik. Rekapitulasi keterampilan berbicara sebelum tindakan menunjukkan keterampilan berbicara anak hanya sebesar 54,82. Hal tersebut disebabkan
karena kegiatan pmebelajaran masih berpusat pada guru dan belum sepenuhnya menerapkan metode bercakap-cakap dengan media gambar.
Hasil pengamatan pada Siklus I menunjukkan adanya peningkatan persentase keterampilan berbicara anak namun belum mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan lihat lampiran. Pada indikator berbicara lancar mencapai 67,04 atau berada pada kriteria cukup, menjawab pertanyaan mencapai 63,33 atau berada
pada kriteria cukup, dan kegiatan monolog atau bercerita mengenai gambar yang disediakan mencapai 67,41 berada pada kriteria cukup. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diperoleh rata-rata pencapaian Siklus I sebesar 65,93 atau cukup dan belum mencapai indikator keberhasilan.
Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang timbul anak-anak belum konsentrasi, dan belum sepenuhnya tertarik mengikuti kegiatan dikarenakan
74 media gambar hanya dipegang oleh satu guru. Sesuai yang diungkapkan Ahmad
Rohani, 1997: 76 media gambar memperjelas pengertian peserta didik dikarenakan pesan visual didalamnya akan memberikan penjelasan yang abstrak
menjadi lebih konkrit sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami dan memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya.
Sehingga pada Siklus II media gambar akan dibagikan kepada setiap anak agar anak-anak lebih memahami kata-kata yang diucapkan guru dan penjelasan yang
abstrak menjadi konkrit. Berdasarkan data hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II,
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berbicara. Berdasarkan hasil pengamatan Siklus II bahwa indikator berbicara lancar mencapai 89,45 atau
berada pada kriteria baik, indikator menjawab pertanyaan mencapai 88,33 atau berada pada kriteria baik dan indikator bercerita mengenai gambar mencapai
88,33 dan berada pada kriteria baik. Rata-rata keterampilan berbicara pada Siklus II mencapai 88,70 sehingga sudah mencapai iindikator keberhasilan ≥
80. Peningkatan tersebut dikarenakan penerapan metode bercakap-cakap dengan media
gambar sudah
berjalan dengan
baik, sesuai
yang diungkapkan
Moeslichatoen, 2004: 95 bahwa kegiatan bercakap-cakap dapat meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan lisan, dan dapat memberikan kesempatan
kepada setiap anak untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keiginan. Pelaksanaan tindakan dihentikan sampai dengan siklus II karena sudah
mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan. Dengan demikian dapat