5
komunikasi secara verbal lisan-tulisan dan komunikasi secara non verbal isyarat-isyarat bahasa tubuh, gambar dan tindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Pesan yang disampaikan oleh The Body Shop pun berbeda dengan
perusahaan lainnya, sehingga mudah diingat oleh informan. Hal ini sesuai dengan cara mencapai brand awareness yang dikemukakan oleh Aaker
1991 : 72-76 bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan kepada konsumennya harus mudah diingat dan berbeda dari produk yang
lain, selain itu harus ada hubungan antara merek dengan kategori produknya.
5.1.1.2. Khalayak menyukai merek produk
Salah satu indikator dari recall adalah apabila informan menyukai merek produk. Terkait dengan hal ini penulis menanyakan apa yang
membuat mereka menyukai produk The Body Shop. Hasil wawancara menunjukkan bahwa hampir semua konsumen menilai dari sisi kualitas
produk dan bahan-bahan yang terkandung dalam produk ini. lihat lampiran 1-10.
“Aku kan seringnya pake hand body nya, nah hand body nya tuh nggak kering di kulit, tapi juga enggak lengket di
tangan..jadi lembab ..enak..terus nggak pake pemutih- pemutih kayak di pasaran..ya pokoknya percaya sih sama
body shop..” Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen, Vica Natalia, 23 th pada tanggal 22 agustus
2013.
Produk go green memang disukai oleh para informan, padahal jika dibandingkan dengan produk biasa, produk go green jauh lebih mahal.
Penulis menemukan bahwa para informan menyukai produk go green karena mereka tidak terlalu meperdulikan harga tetapi lebih pada kualitas
yang didapat. Meski jauh lebih mahal dibandingkan dengan produk biasa, namun produk go green dapat menciptakan kesadaran brand awareness
karena kualitasnya yang aman bagi pengguna dan lingkungan sekitarnya.
6
Dilihat dari karakteristik informan, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi dan yang memiliki tingkat ekonomi menengah
ke atas lebih sadar akan produk yang aman bagi mereka dan lingkungan sekitarnya. Temuan ini diperkuat oleh pertanyaan Arbuthnot, 1997;
Schwartz Miller, 1991; Newell Green, 1997 dalam Bui, 2005 bahwa pendidikan, profil demografik terbukti berkorelasi dengan perilaku
konsumen ”hijau” dan Berkowitz dan Lutterman 1998 yang menyatakan bahwa Konsumen dengan pendapatan medium atau tinggi lebih mungkin
bertindak dalam perilaku yang ramah lingkungan disebabkan tingkat pendidikan yang tinggi dan bertambah sensitifnya mereka terhadap
masalah lingkungan. Brown Wahlers 1998 juga menyatakan bahwa beberapa variabel demografik, seperti tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan, bahkan tempat tinggal telah diidentifikasi sebagai variabel moderator. Lebih lanjut telah diteliti bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan, mereka akan lebih menyadari isu-isu lingkungan,
5.1.1.3. Khalayak memilih merek produk