dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis KLT atau dengan menggunaka n kromatografi kertas Davidek, 1997.
3. Penggolongan antioksidan
Menurut sumbernya, antioksidan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu antioksidan sintetik dan alami Gulcin, Uguz, Oktay, Beydemir, dan
Kufrevioglu, 2004. a.
Antioksidan sintetik Antioksidan sintetik merupakan antioksidan yang dibuat melalui sintesis secara
kimia, contohnya:
ter-butyl hidroquinone tBHQ
,
butylated hydroxyanisole BHA
,
butylated hydroxytoluene BHT
, dan propil galat PG Gulcin,
et al
., 2004. Konsentrasi rendah dari antioksidan
tBHQ
dan
BHA
telah lama digunakan untuk mencegah oksidasi dari produk makanan sehingga dapat
menstabilkan produk tersebut nutrisi, rasa, maupun warna. Dalam konsentrasi yang tinggi,
tBHQ
dapat menyebabkan kanker. Penyebabnya adalah metabolit dari oksidasi
tBHQ
, yaitu
2-tertbutyl-1,4-benzoquinone tBBQ
dan
Reactive Oxygen Species
ROS Gharavi, Haggarty, dan El-Kadi, 2007.
b. Antioksidan alami
Antioksidan alami merupakan antioksidan yang diproduksi langsung oleh tanaman maupun tubuh, contohnya: senyawa polifenol flavonoid seperti rutin,
tanin, katalase dan glutation peroksidase bekerja dengan cara mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2, sedangkan superoksid dismutase bekerja dengan cara
mengkatalisis reaksi dismutasi dari radikal anion superoksida menjadi H2O2 Gulcin,
et al.
, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Spektrofotometri UV-Visibel
Spektrofotometri visibel merupakan teknik spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak 380-780 nm dengan memakai
instrumen spektrofotometer. Distribusi elektron didalam suatu senyawa organic secara umum yang dikenal sebagai orbi
tal elektron pi п, sigma α dan elektron tidak berpasangan n. Apabila pada molekul dikenakan radiasi elektromagnet ik
maka akan terjadi ekstasi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektro
anti bonding
Mulja dan Suharman, 1995; Fessenden dan Fessenden, 1995.
Setiap senyawa memiliki energi yang sama dengan perbedaan energi antara keadaan tingkat dasar dan energi keadaan tereksitasi, maka elektron-elektron pada
keadaan tingkat dasar akan dieksitasi ke tingkat energi eksitasi dan sebagian energi cahaya yang sesuai dengan panjang gelombang ini diserap. Frekuensi yang diserap
setiap senyawa sangat spesifik karena perbedaan energi antara tingkat dasar dan tingkat eksitasi setiap senyawa juga spesifik Sastrohamidjojo, 2001.
Interaksi antara senyawa yang mempunyai gugus kromofor dengan radiasi elektromagnetik dan spektra absorbansi elektromagnetik. Spektrum visible
mempunyai absorbansi antara 400-800 nm, sedangkan spektrum UV mempunya i absorbansi antara 100-400 nm Fessenden dan Fessenden, 1995. Kromofor
merupakan gugus tak jenuh kovalen yang dapat menyerap radiasi dalam daerah- daerah UV dan visibel, pada senyawa organik dikenal pula gugus auksokrom, yaitu
gugus jenuh yang terikat pada kromofor. Terikatnya gugus auksokrom pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI