9
dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari suatu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
Kotler 2000: 404 bahwa Pemakaian nama merek memberikan beberapa keunggulan bagi produsen yaitu :
1. Nama merek dan tanda dagang akan secara hukum melindungi penjual dari
pemalsuan ciri-ciri produk, karena bila tidak, setiap pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasaran.
2. Merek memberi penjual peluang untuk mendapatkan kesetiaan konsumen
pada produk 3.
Merek dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar ke dalam segmen-segmen.
4. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik dan dengan
membawa nama perusahaan, merek ini sekaligus mengiklankan kualitas. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa merek memiliki dua unsur
yaitu, brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca serta brand mark yang berbentuk simbol desain atau warna tertentu yang spesifik.
Kedua unsur dari sebuah merek tersebut berguna untuk mempermudah konsumen dalam mengenali dan mengidentifikasikan produk yang akan dibeli.
2.2.2. Ekuitas Merek Brand Equity
Nilai merek brand value adalah penilaian menyeluruh atas kegunaan suatu produk berdasarkan atas apa yang diterima dan apa yang dikorbankan. Definisi
Ekuitas merek brand equity menurut Aaker 1996:8 menyebutkan bahwa
10
“Brand Equity is a set of assets and liabilities linked to a brand’s name and symbol that adds to or substract from the value provided by a product or service
to a firm and or that firm’s customers”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ekuitas merek adalah kekayaan investasi jangka panjang
yang berhubungan dengan suatu nama merek dan simbol yang dapat menambah atau mengurangi suatu nilai yang diberikan oleh suatu produk atau jasa bagi
sebuah perusahaan dan atau konsumen. Menurut Tandjung, J.W 2004:53 ekuitas merek brand equity yaitu
kumpulan sesuatu yang berharga asets yang melekat pada merek serta kewajiban-kewajiban yang terjalin pada sebuah merek, nama, dan simbol yang
dapat menambah atau mengurangi ”nilai” suatu produk”. Menurut Durianto. D, dkk 2004:4 Ekuitas merek brand equity adalah
seperangkat aset dan liabilitas merek yang tekait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh
sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan”. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa ekuitas merek brand equity merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri di mata pelanggannya. Aset yang dikandungnya dapat
membantu pelanggan dalam menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi yang tekait dengan produk dan merek tersebut.
Menurut Durianto. D, dkk 2004:6 Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar
11
pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik merek
2.2.3. Loyalitas Merek Brand Loyalty
Dalam konsep brand loyalty produsen hanya mengkonsentrasikan pada merek yang memiliki pelanggan yang loyal, Perusahaan tidak mengetahui siapa
saja pelanggan mereka, manajemen perusahaan hanya mengetahui bahwa mereka memiliki pelanggan yang loyal. Sedangkan pada customer loyalty produsen
memperlakukan pelanggan sebagai masing–masing individu yang berbeda-beda dan menjalin hubungan dengan pelanggan tersebut melalui konsep relationship
marketing. Sebab dalam konsep customer loyalty pembelian ulang dari pelanggan yang telah ada dapat berpengaruh terhadap pelanggan baru.
Berikut ini beberapa definisi tentang loyalitas merek yang dikemukakan beberapa ahli pemasaran:
Yoo, et al. 2000 dalam Setiawan dan Afiff 2007:5 mendefinisikan bahwa loyalitas merek brand loyalty sebuah komitmen secara kuat dipegang
untuk kembali membeli atau terus berlangganan sebuah barang atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang.
Menurut Chaudhuri dan Holbrook 2001:82: Loyalitas merek brand loyalty adalah “Sebuah komitmen mendalam untuk membeli kembali atau
menjadi pelanggan tetap dari sebuah produk atau jasa yang disukai secara konsisten dimasa yang akan datang, dimana komitmen tersebut menyebabkan
pembelian yang berulang terhadap merek yang sama, meskipun pengaruh-
12
pengaruh situasional dan usaha-usaha pemasaran mempunyai kesanggupan atau kemungkinan untuk mengakibatkan perubahan perilaku”.
Menurut Durianto.D, dkk 2004:127: Loyalitas merek brand loyalty merupakan “Suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Brand loyalty merupakan inti ekuitas suatu merek karena saat konsumen mencapai
tahapan loyal pada merek tertentu maka dapat dipastikan mereka tidak akan mudah berpindah ke merek yang lain, karena Brand loyalty terkait lebih erat pada
pengalaman menggunakan dan tidak bisa terjadi tanpa lebih dahulu melakukan pembelian. Brand loyalty juga mencerminkan seberapa jauh kecenderungan
pelanggan untuk berganti ke merek lain, khususnya saat merek itu mengalami perubahan baik harga maupun ciri-ciri atau jasanya.
Menurut Setiawan dan Afiff 2007:10 bahwa model brand loyalty mempunyai 3 indikator yang berupa variabel teramati observed variable yaitu:
1. Mempertimbangkan untuk setia terhadap sebuah merek
2. Merek tersebut menjadi pilihan utama
3. Lebih memilih merek tersebut daripada yang lain bila ada di sebuah toko.
2.2.4. Kesadaran Merek Brand Awareness